Amnesty Internasional mendesak Indonesia untuk menghentikan eksekusi mati, karena jika hukuman mati ini masih tetap di laksanakan, maka ini akan menjadi kemunduran besar dalam urusan hukum di Indonesia.
“Perkembangan-perkembangan terkait hukuman mati juga melemahkan peran positif yang telah dimainkan Indonesia di ASEAN dalam mempromosikan penghargaan yang lebih terhadap hak asasi manusia.”
Sebanyak 68 negara (termasuk Indonesia) masih menerapkan hukuman mati, sementara 88 negara telah menghapuskan hukuman eksekusi mati lewat hukum atau secara praktik, dan 17 di antaranya dari kawasan Asia Pasifik.
Amnesty (Pengampunan) International, badan internasional yang berkedudukan di Inggris menentang hukuman mati di semua kasus tanpa pengecualian. Pada kasus Indonesia, tidak ada indikasi yang jelas mengapa negeri ini masih melanjutkan eksekusi mati.
Di negeri yang terlihat bergerak menjauh dari praktik brutal dalam beberapa tahun belakangan, Eksekusi mati lainnya harus dihentikan. Eksekusi mati ini menjadi bahan pertanyaan atas reformasi hak asasi manusia dan komitmen yang dibuat oleh pemerintah Indonesia di tahun-tahun belakangan ini.
Poro kadang lan pinisepuh ingkang minulo, Nuwunsewu…
Melihat realitas yang ada sungguh ngeri, apa jadinya jika suatu negara mempraktekkan hukuman potong tangan, pancung, eksekusi dsb… bagaimana ia mengayomi hak asasi rakyatnya jika hukumannya tidak mendidik dan tanpa welas asih?…
Mungkin kita tak bisa bicara banyak menjelenterahkan aturan hukuman dsb, namun sebaik-baiknya bangsa adalah yang selalu eling lan waspada. kalau bangsa Eropa, Australia, Philipina dsb yang leluhurnya tak mengenal etika dan budaya, bisa menghapus hukuman mati (karena sudah tidak relevan dengan kemanusiaan), maka sebenarnya kitapun jauh lebih mampu dalam segalanya, termasuk hal kemanusiaan. Di bumi Nusantara, ajaran yang utama adalah welas asih, karena itu penghapusan hukuman mati juga merupakan persembahan yang luhur dalam menjaga dan menegakkan ‘Hamemayu Hayuning Bawana’.
Untuk itu, artikel ‘antara Ratu Shima dan Amnesty International’ ini sengaja saya sajikan tanpa sekat, sebuah sentilan negeri yang pernah di pimpin oleh seorang ratu keadilan, bahwa seorang ratupun pernah khilaf/ berbuat salah di bumi pertiwi. Ironisnya negeri asing semacam Inggris yang pernah di jajah oleh Romawi justru mengusung nilai-nilai warisan positif dari keadilan dan HAM, lalu mengapa kita yang notebenenya lebih tua peradabannya dari Romawi tidak bisa menerapkannya??…
Kembali ke topik, hal ini juga menyangkut kesadaran taraf ‘spiritual’, jika seorang/ institusi negara menghukum dengan cara membalas nyawa dengan nyawa maka itu masih tahap manusiawi, namun ketika kita memilih memaafkan, dan menggantikannya dengan hanya hukuman penjara, itu sudah tarafnya ilahi/ kedewaan/ devine.
Apapun sebenarnya, manusia tidak berhak menghakimi lainnya, biarlah Tuhan yang bertindak sebagai pengambil nyawa. sebagai manusia kita tetap harus memanusiakan manusia. Ini bukan berarti kita tidak bisa empaty kepada keluarga korban, untuk keluarga korban yang berduka, pemerintah juga wajib menyantuninya, baik secara materi maupun non materi seperti bimbingan agama maupun psikolog, dsb. Berapa banyak hukuman mati tapi itu tak bisa menyadarkan manusianya, jerahkan mereka?… selama ribuan tahun?… apakah kita pernah berpikir untuk hari esok, yang akan datang?… janganlah hanya puas hari ini saja hutang nyawa balas nyawa…
Keyakinan terkadang memang ada yang membutakan manusia, tapi kita bisa percaya pada hal yang mencerahkan (enlightenentment)… pikirkan sejenak jika seorang kriminal yang kejam mati di tiang gantungan lalu nyawanya berkeliaran tidak tenang, lalu jika ia di lahirkan kembali maka ia bukan tak mungkin lebih kejam lagi di kehidupan yang akan datang… karena apa?… itu karena ia tidak di beri kesempatan memperbaiki mental dan jiwanya, menebus dosa-dosanya, entah dengan jalan berdoa atau minimal meminta maaf kepada korbannya selama seumur hidupnya sampai ia tersadar bahwa yang ia lakukan adalah kebiadapan, untuk itu ia berjanji dalam hati untuk tidak pernah melakukannya lagi baik di kehidupan sekarang maupun nanti.
Kita bisa belajar dari kisah ‘Ratu Shima’ seorang Ratu yang pernah memimpin di tanah Nusantara dengan benar-benar jujur, bersih, tegas dan disiplin… namun tatkala ia di uji oleh putranya sendiri, ia jumawah sehingga ia menggunakan dengan cara-cara kekerasan untuk mendidik anak dan rakyatnya. akhirnya… sang Ratu tersadar bahwa apa yang ia lakukan adalah kesalahan besar dan iapun memperoleh ‘karma’ karenanya.
Pelajaran yang bisa kita petik adalah: Walaupun tujuannya baik tapi jika penerapannya tidak manusiawi, maka itu sama saja mencemari niat baiknya.
Bukankah Ratu Shima adalah contoh konkrit dari sifat kejumawahan/ kengakuhan ego manusia?… dan bukankah ia juga sudah menyadari kekhilafannya, ia sangat menyesali perbuatannya dan lalu ia mengorbankan dirinya sendiri dengan cara moksha agar kelak generasinya tidak mengikuti jejaknya…
Sang Legenda Ratu Shima telah meninggalkan warisan positif untuk kita teladani dalam kompleksitas persoalan hak asasi manusia yang telah ada di bumi Nusantara sejak ribuan tahun silam.
Tiada kata terlambat, mari kita segera berbenah, hentikan hukuman yang tanpa welas asih, bangkitkan kembali spirit ratu keadilan yang sesungguhnya di Bumi Pertiwi yang kita cintai bersama ini 🙂 …
Rahayu Samya Sih.
***
SUARA said:
ADI POSISI
ADIGANG, njagang ingkang ADI, tahu POSISI utk bela negeri sendiri.
Seorang pendiri negara memberi isyarah, ” perjuanganku ringan karena musuhku jelas kolonialisme . Musuhku jelas.
Perjuangan berikutnya berat karana musuhmu adalah ada di bangsamu sendiri “.
SIAPA ?
Koruptor, perambah hutan kolosal utk kepentingan pribadi, perambah pertambangan dan yg meng ‘acc’ nya. Yang tidak utk rakyat dan negeri sendiri itulah musuh kita bersama.
Terlalu banyak karakter manusia seperti itu di negeri kita.
Semoga kesadaran : Berjuang utk rakyat , bangsa, negari sendiri mekar berkembang lagi.
Tidaklah kita menghormati manusia, hukuman maksimal memang harus diberikan pada manusia ‘ musuh bangsa tdb diatas ‘
Jadilah independent negeri ini sesuai kaidah, dan keadaan terkini.
Asing senang kalau masih banyak karakter mementingkan diri sendiri, menjamin ada kaki tangan MEREKA utk merambah, mengambil kekayaan alam kita dibawa lari ‘ ‘ ‘ ‘keluar ‘..
Adanya hukuman mati atau maksimal…shock therapy…utk menjamin kekayaan alam kita terjaga.
‘ menarilah dengan rancak kendang negeri sendiri ‘, dalam kerangka menjaga aset kekayaan alam. Disitulah pesan kuat amanat para pejuang masa lalu ” siap berkalang tanah ” untuk ibu pertiwi.
Jadilah pejuang pejuang negeri sendiri..
” Kendelo yen wis duwe piyandel ”
Kalau sudah yakin kita hidup utk membela ibu pertiwi, ” rawe rawe rantas malang malang putung ” wajib kita jalankan pada koruptor, manusia yg mementingkan diri pribadi yg hanya berpikir membesarkan kekayaan saku pribadi..merekalah yang memberi peluang asing ‘ menganiaya ibu Pertiwi dengan mengambil , ngrayah, maaf merampok kekayaan yg di kandung tanah air bukan utk rakyat, bangsa sendiri dan negara sendiri”.
Manusia manusia itulah musuh utama negeri dan bangsa ini.
Bila ketemu ya .. “wajib rawe rawe rantas”. Untuk menjamin tdk ada kaki tangan asing di negeri kita , mereka mereka yg hanya berlaku sabagai BENALU di negeri Republik Indonesia tersayang ini.
Semoga kita teliti opini ‘ luar ‘.
Menarilah dengan rancak kendang negeri sendiri.
Eling kita rakyat ibu pertiwi. Berpijaklah pd kepentingan negari sendiri.
Lahirlah priyagung priyagung negeri yang tahu harus berjuang utk negeri sendiri !
Jadilah priyagung priyagung yg hati dan aktivitas raganya hanya utk keagungan tanah air kita tercinta ini.
sabdadewi said:
@ SUARA,
Maturnuwun opininya, kalem-kalem mawong kangmas, apalah artinya ‘piyandel’ tanpa nurani 😉 ….
Artikel ‘antara Ratu Shima dan Amnesty International’ sengaja saya sajikan tanpa sekat, sebuah sentilan negeri yang pernah di pimpin oleh seorang ratu keadilan, bahwa seorang ratupun pernah khilaf/ berbuat salah di bumi pertiwi. Ironisnya negeri asing semacam Inggris yang pernah di jajah oleh Romawi justru mengusung nilai-nilai warisan positif dari keadilan dan HAM, lalu mengapa kita yang notebenenya lebih tua peradabannya dari Romawi tidak bisa menerapkannya??…
Hanya karena tidak setuju dengan hukuman eksekusi mati pada koruptor, bandar narkoba, diktaktor dan terorist, bukan berarti kita setuju dengan perbuatan mereka. mereka harus tetap di ‘hukum’ tetapi di ganti dengan hukuman yang seumur hidup di penjara khusus bagi kriminal kelas kakap dengan pengawasan layaknya pasien sakit jiwa misalnya.
Apakah menerapkan hukuman mati ada efek jera bagi para kriminal? TIDAK, tapi energinya hanya bermutasi… inilah tugas bagi kita yang waras untuk menyadarkannya dan tidak ikut-ikutan menjadi kejam/ lalim yang dituangkan dalam bentuk hukum dan aturannya.
Indonesia cepat atau lambat memang harus lekas berbenah diri, terutama dalam bidang keadilan, HAM dan hukum warisan kolonialnya. Apa yang terjadi adalah kesenjangan kesejahteraan dan keadilan di seluruh komponen rakyatnya.
Hanya mental dan jiwa seorang ‘Pemimpin’ yang benar-benar bersih, jujur, punya visi dan misi yang jelas, bisa tegas tapi juga welas asih saja yang bisa mengembalikan senyuman ibu pertiwi…
Jaya jaya wijayanti… jika Nusantara ingin menjadi mercusuarnya dunia, segera hapus hukuman mati 🙂 …
Salam piyandel,
Dewi
SUARA said:
Welas asih wonten trap papan ipun,
Welas asih marang jalma manungsa ingkang utama, ingkang prawiro, manungso ingkang sae. Menika laku sae.
Meniko kagem ke tata negaraan ada parameter. Salah satunya yg bukan manusia yang baik, koruptor, dsbnya.
Sebenarnya mbak, mas sabda laku welas marang jalmo manusia itu Jawadwipa saat manusia nya berkarakater manusia utama.
Jaman sumber bening, lepen lepen bening.
Jaman lepen lepen kados sak meniko..tega lara tega… Marang jalmo manungso.
Manungso wis dados BANG dahar SATo. Sasmito dari manusia masa lalu menciptakan tembung.
Monggo to belajar ilmu sejatining rasa, ilmi bashiroh, ilmu tarekat ma’rifatullah, ilmu ghaib ing ghaibi…nanti kita tahu manusia yg sebenarnya manusia dan sudah kados…( ngapunten mboten saged nyebutaken )
Mas, mbak sabda…parameter yg kedah ditegeli, njih manungsa inkang mboten kagungan duga ……inggih para koruptor, sakpinunggalanipun.
Menawi tinemu manunggal kawulaning gusti….manungsa sejati kita tahu…manungsa kang kintir marang lepen…kito pirso.
Mugi mugi kita sedaya saged tinemu sejatining diri, tinemu manuggaling , ….baru tahu laku satriya…tega…, tega…. Marang jalmo bongso dhahar sato…
Terutama ingkang jelas merugikan alam, merusak alam utk saku pribadi.
Lan lintu2 nipun.
Ngapunten sanget mugi tanah air Indonesia , soul leluhur ngapunteni kita ingkang kirang waskita….
sabdadewi said:
Sugeng karahayon @ SUARA,
Nuwun inggih kangmas, matursembah nuwun atas masukan dan pepelingnya 🙂 …
Betapa budaya korupsi telah menjamah tataran filsafat, teologi dan moralitas yang berhubungan dengan impuritas moral atau deviasi ideal, tindakan korupsi bisa menghasilkan setitik ‘noktah’ hitam yang menggores kemurnian jiwa yang menyebabkan ketakseimbangan (imperfection) dalam diri manusia.
Tetap eling lan waspada…
Memang kita mengharapkan perubahan, tapi jauh lebih baik apabila kesadaran itu muncul dari diri kita pribadi, bukan tekanan dari luar.
Btw, quota tulisan diatas sudah saya tambahkan sedikit lagi prakata sekapur sirih untuk menegaskan visi artikelnya 😉 … maturnuwun.
Salam asih,
Dewi
SUARA said:
SATRIYO
Ngapunten wonten pepeling :
” nila setitik………….susu sebelanga.,”.
Wajiblah kita menjaga susu sebelanga.
Teges tineges……mantep lampah menawi sampun pirsa. Tegesanipun.
Penegakan hukum,
Itulah kenapa harus punya ” gendang rancak piyambak ”
Semua police tdk bisa tiru tiniru, semua harus sesuai kondisi masing masing negeri.
Njagi negeri, tahu akar tradisi…tetapi managemen opini, juga sebagai protecting ke selamatan negeri.
Mugi saged titi nastiti, saged memfilter opini.
WELAS asih,
Must be know starting point action..
tresnaning ati, welas marang negeri,
Starting point, muncul jejer “laku mancala putero”, muncul sifat satriyo sejati..rawe rawe rantas, etc. lumantar njagi karaharjan Negari.
Itulah wujud “kendel yen wis duwe piyandel”, babagan belo negari.
Punya dasar keyakinan untuk bertindak.
Setelah di cermati, memang dan terbukti merugikan kepentingan rakyat, bangsa, negeri…ya…harus ditegakkan : maks execution.
Sejatinipun meniko LAKU welas asih : kagem memayu hayuning bangsa dan negara.
Dalam konteks penegakan hukum, konteks bela negeri.
Trap Papan.
Ngapunten menika dunungipun…welas wonten trap lan papanipun.
Sesuai waktu dan kapasitas keputusan, ‘political will clean goverment’.
Dados tegak suminar ing negeri kita tercinta ini.
Mugio kito tinemu, saged wasis, waskita, titi teliti…nglampahi lampah ‘satriyo utomo’.
Ngapunten sedayanipun, uluk salam kagem sedaya pinisepuh, sederek sederek ing media rerembagan meniko.
Ngapunten sedaya kalepatan Dalem.
W. Haryono said:
Poro kadang ingkang kinurmat,
Sedikit urun rembug.
Kalau kita berbicara soal punishment, kita sebenarnya berbicara tentang sanksi yang dikenakan atas pelanggaran tatanan hidup bermasyarakat yang telah disepakati bersama.
Dengan perkataan lain, hukum adalah konsensus yang telah disetujui tentang “aturan main” dari masyarakat itu yang harus dipatuhi dan ditegakkan. Apabila hukum boleh dilanggar tanpa dikenakan sanksi sama sekali, tatanan sosial itu akan kacau balau.
Yang menjadi bahan diskusi adalah apakah hukuman mati itu dapat dibenarkan ?
Saya ingin mendekati masalah tersebut dari dasar falsafah para leluhur kita yang mengajarkan budi luhur / welas asih sebagai ugeman, sebagai pedoman hidup.
Manusia mempunyai hak hidup yang sama dengan manusia lainnya. Walaupun seorang rajapun, pada hakekatnya tidak mempunyai hak untuk mencabut nyawa seseorang dengan menjatuhkan hukuman mati karena melanggar hukum seberat apapun. Yang berhak atas hidup hanyalah Gusti Ingkang Murbeng Dumadi. Kita sama sekali tidak mempunyai hak apapun atas nyawa orang lain.
Menjatuhkan hukuman mati tak lain adalah pengambilalihan hak dari Tuhan atas nyawa orang lain. Apakah betul dengan mengucapkan “atas nama Tuhan”, kita secara otomatis mendapat wewenang dari Tuhan ? Apakah kita berhak mencabut nyawa sesorang hanya dengan mengucapkan “atas nama Tuhan” ?
Kalau begitu, kita boleh berbuat semaunya “atas nama Tuhan” !
Atas tindak pidana yang extraordinary seperti penyelundupan narkoba dan korupsi yang sangat destruktif, sebagai ganti hukuman mati dapat dikenakan hukuman seumur hidup tanpa keringanan hukuman sama sekali dan tambahan hukuman lain seperti dipenjara dengan high security / isolation, untuk memberikan effek jera / preventif.
Di Amerikat Serikat, seorang penjahat yang kebangetan, dapat dijatuhi hukuman penjara sampai 150 tahun atau lebih, cukup lama dan tidak mungkin seseorang dapat hidup sekian lama.
Telah terbukti bahwa hukuman mati tidak memberikan effek jera. Angka2 extraordinary crime tetap tinggi.
Selain itu, kesalahan peradilan mungkin terjadi. Terpidana mati mungkin sekali tidak bersalah seperti pernah terjadi di Indonesia. Apabila terhukum sudah menjalani exekusi mati, tidak mungkin untuk mengkoreksi putusan pengadilan yang keliru itu dan menghidupkannya kembali.
Menghilangkan nyawa seseorang dalam peperangan (mungkin) dapat dibenarkan untuk membela negara, demi keselamatan negara. Hukuman mati adalah masalah yang lain sama sekali.
Dalam posting di atas, disinggung juga soal hukuman potong tangan bagi pencuri. Saya akan memberikan tanggapan saya dalam posting selanjutnya.
Rahayu,
Yon.
SUARA said:
Opini Amnesti
kurang ada peminat rupanya :
@sedulur mas Yono, mbk Dewi.
Terimaksih lho sambutannya. Kita lanjut sharing nya…
WIS wayahe KENDEL
Memang utk maximal eksekusi sering terbentur reasonable Hak asasi Manusia.
Persoalan…paradigma baik hati, welas asih laku mulia…selama ini kita terkooptasi hanya pada hubungan ANTAR MANUSIA.
Welas asih di kultur Jawa sudah antar mahluk, tidak hanya antar manusia.
Ini perlu sepakat dulu. Dan harus dihayati dulu.
Kalau hanya antar manusia..basicly kita sdh terdoktrin, terkooptasi pengeritian dari asing pula…
Kalau sdh begitu, mentok sudah diskusi ini.
Dalam konteks “pendapa sekar mayang” dari kosa kata kental ke identitas negeri sendiri.
Jadi Bicara welas asih, kita lihat ‘welasa asih marang sapada pada’
Pesan yg adiluhung welas asih marang , kepada sapada pada ing mayapada. Bumi seisinya.
Disini welas asih berlaku antara manusia dan ‘lain’:
Meliputi juga pada Flora, fauna, hewani, forest, river, etc.,
Welas asih universal stream.
Dalam hal ini,
Manusia yang berperilaku yg berdampak negatif relatif luas pd manusia lain, cenderung juga berdampak negatif pd alam lingkungan.
Tersebut diatas , tulisan comment sebelum ini.
Juga perlu kita ingat puncak laku ilmi Jawi ada aran, tembung, kata : “tiwikrama”
Jadi mematikan manusia bisa dilakukan, dengan syarat benar benar merugikan negeri.
Konteks Ketata negaraan , jangan dirancu personal to personal.
…. misal di akomodir perang bila mendesak, hukuman matipun demikian.
Welas asih berpihak condong ke tanah air, negeri. Keberpihakan.
Sekali lagi jangan terlalu bereferensi dari luar, asing.
Amerika , seperti kang Yono sebut…beda kultur, beda psikologis.
Mungkin masih ingat, bangsa amerika terkini…merupakan migran besar besaran dari eropa, ini yg dominan.
Lihat proses awal migrasi, apa yg terjadi dengan bangsa Indian, dengan animal..bison, etc. Sudah tahu basic karakternya kan..
Motivasinya mencari lahan harapan, konteks kematerian.
Basicly sudah rela ‘meninggalkan tanah air’ dari sini sdh terasa , sudah tahu kan? ‘keelokkan ‘ karakter yg mbibit kawiti bangsa America terkini mas mbak ?
Hukuman mati mungkin tdk ada efek jera..disana.
Bibit karakter, motivasi awal migrasi ke benua America jelas beda dengan kondisi psikologis kultur manusia Indonesia. ( tidak perlu dijelaskan lah…). Maaf.
Indonesia dominan putera Indonesia. Tdk perlu teknis ada akulturasi keturunan dll.
Bicara dominannya manusia.
Indonesia, dari historis karakter ke Jawa an memang mewarnai pulau2 seluruh Indonesia.
Karena ketinggian budayanya masa lalu, membawa teknik dasar berperadaban. Disebar utk membawa kesejahteraan daerah lain.
TERKINI
Perang dalam konteks kolonialisme sdh tidak ada di negeri kita.
Bungkarno, jelas menyampaikan : “musuh mu lebih berat, musuh dari bangsa sendiri”.
Kita hormati, beliau peletak dasar kemerdekaan, wajib kita hormati. Cermati pesan2 nya.
Konteks terkini, koruptor, etc etc lihat tulisan sebelum ini.
Itulah musuh baru bangsa kita.
Selain serbuan budaya, nilai kultur tuntunan hidup, belum hegemoni penjajahan ekonomi mode baru.
Orang orang yg menjadi “kaki tangan mereka itu yg cenderung merugikan negeri” yang berhak mendapat maksimal eksekusi.
Melalui peradila yg fair dan bersih tentunya.
Konteks PERANG terkini , yaitu kita memerangi orang orang negeri sendiri yg berjiwa korup, mengutamakan kepentingan ekonomi bangsa asing merusak alam negeri kita, etc. Kita wajib teliti.
Bicara roh mbak…
Roh itu suci, kultur ori Jawa..istilahnya hanya ada: lelembut atau roh alus.
Wujud karakter manusia sangat dipengaruhi apa yg dia makan, tuntunan hidup, pengetahuan yg masuk ke otak, lingkungan pergaulan, etc., berakumulasi nampak wujud karakter manusia tersebut. Beragam.
Yakinlah bangsa kita basicly…goodman.
BENAR dan PERLU
Perlu shock therapy…kenapa referensi tidak dari Negeri Cina, cari negeri lain yang sudah berhasil.
Bahwa tentunya sistem peradilan harus benar tepercaya terlebih dahulu.
Kembali misal, terkini..dari eksekutif sdh ada, legislatif ada, dunia peradilan ada…
Setelah betul betul terbukti masing masing strata struktural sdh ada…jalankan shock therapy… berdampak apa tidak.
Nurani…cenderung ke antar manusia lagi.
Manusia yg demi perut pribadi makan hak orang banyak dgn jumlah yg luarbiasa, manusia yg merusak alam utk diri pribadi, bahkan mau “digerakkan” merusak alam tanah air negeri kita, Indonesia dan hasilnya jelas menguntungkan asing.
Mari kita belajar lebih dalam lewat penghayatan nurani…sampai ke olah rasa sampai rasa tembus tanah air…
Tahu nanti nurani utk siapa.
Kalau sudah berilmi Jawa benar….
Mereka yg merugikan negeri, tahu kita nanti..sebenarnya sdh bukan wujud manusia mbak mas…
( maaf jangan tanya wujud sebenarnya ke saya..pasti tdk akan saya jawab walau tahu…kalau blm tahu tanya ke guru guru lungit mbak, mas saja ).
Bener bener mohon maaf sebelumnya.
Saya yakin untuk negeri dengan basic manusia dari bangsa yg berbudaya tinggi ini, shock terapi perlu dan pasti berdampak baik utk tatanan negeri.
Kita YAKIN dulu.
Tahu kan posisi YAKIN dalam kultur keilmuan Jawa…
Kalau saudaraku belum tahu kedahsyatan yakin dalam ilmi Jawa..ya saya tdk coment …maaf.
Selamat malam tanah air, leluhur semua.
Saatnya tegakkan keadilan MU
Sugeng kagem sedaya, putera wayah nyuwun ngapunten…
sabdadewi said:
@ Mas SUARA,
Inti dari amnesty (pengampunan) adalah kemanusiaan, ini selaras dengan inti ajaran Jawa yang welas asih, kita tak berhak mengambil nyawa manusia kecuali Gusti Ingkang Murbeng Dumadi, sehingga menerapkan amnesty sama saja dengan menghormati dan menjunjung tinggi spirit ‘Memayu Hayuning Bawana’.
Tidak melaksanakan hukuman mati bukan berarti kita melepaskan para kriminal, kita hanya bisa ambil kebebasannya, di kurung/ penjara yang lama, bahkan kalau perlu lebih dari seumur hidupnya, supaya dia tidak leluasa berbuat kriminal lagi. Inilah aturan yang seharusnya supaya tidak rancu. Tidak mencampur adukkan dengan produk hukum asing seperti China, Arab atau Amerika dll, sekalipun kita bisa belajar dari budaya mereka, tapi kita harus tetap bisa menfilter esensi dari nilai humanity-nya.
Ok, now you`re talking about shock theurapy??… hey, now I`m the one who have shock culture at my own culture! What you talking all is about ‘revenge’ energy and I don`t put any repect about those idea, becouse violence only breeds violence.
And so you`re talking about ‘kendel’ or brave?… baby I tell you: the danger is real, but scared is a ‘choise’… and we should not affraid to choose ‘forgiveness’.
May God bless you and so you have peace in your heart 🙂 …
Rahayu 3x….
Salam jiwa,
Dewi
SUARA said:
TRAP KITA JELAS on INDONESIA
Jiwa, “nyawiji ing wahana”…….
nunggal rasa dengan kahanan, berpihak pd nurani alam lingkungan. Earth, sky etc.
Pada rasa ini…fase ini…
maaf pd manusia yg blm sampai “ing rasa” ini…”seperti serangga perusak” action manusianya.
Jiwa amnesti if OK, kalau kwantitas dan kwalitas kerohaniannya 90 percent manusia sudah nunggal rasa. ( hidup agraris, baharian sederhana, but strong..glory )
…Jawa masa lalu. Nusantara..dibawah 1000 M…min sampai tahun 900 an M.
Maaf.
Sampai hari ini bila ada nyamuk..dan masih kita bunuh dgn obat nyamuk, atau njenengan cablek…
discuss finished.
Final result kerohanian tahu betul berpihak kemana..ing lampah “sejatining urip”.
Khusus hukum pengelolaan keamanan negeri.
Menhilangkan nila sebelanga…menjaga dan memelihara susu sebelanga.
Untuk action pribadi..not choice.
Untuk terkini.
Kebijaksanaan konteks ke ‘tanah air’ an, ke tata negara an. jadi final option.
Terhadap pribadi yg sdh nemu ” rasa ” spt tsb diatas.
Merokok, minum kopi nota bene sederek kopi wis ngalah di gongso, digilis, e e masih di wedangi…nangis ati iki rasane. Kang, mbak you..
Tetapi kita tetap harus masuk ” normatif action ” bersosialisasi antar human.
Option…topo ing keramaian..praktis.
Must be sabar..n not talk talk.
He he he ini rindu ketak , ketik, …ketik….
Utk teritorial luas berkenaan tanah air …option mengamankan ” nurani, rahman rahim, cenderung rahmat til allamin….ke sapada pada Mayapada…cenderung berpihak pada kahanan. Alam, manusia perusak harus dpt keadilannya.
Peradilan yg bersih terpercaya tentunya, proses clear, clean , proses hukum tetap dilalui.
Inilah adalah practising : ‘mancala putro’, ada laku satriyo. Ada ” tiwikrama”.
Ok lah …
penyadaran merupakan jatah tiap manusia..sangat di pengaruhi genetika…memang harus tahu eyang2 minimal sap 7..diatas kita. Dan berspiritual 100 percent the same action the old mainstream ….tahunan biasanya…ati ati proses njadab, proses kehilangan sifat manusiawi otomatically….PR.
Semoga..be Jo
Dan sampai penyadaran nunggal dgn gen nota bene ada RNA. DNA…ilmi manunggal kawulaning gusti..sampai “di rasa”, atau sampai penghayatan yg sembodo..wujud sampai will action…luar biasa , berat..bisa kembali normal..BEJO…be Jowo comed
Pasti kita blm ketemu rasa itu, if knowledge about..manungal kawulaning gusti,..urip sejating, etc… come from : just read, or hear..must be know genetic, must be bil hal sesuai ilmi…tdk membunuh mahluk lain sampai , tipe asupan, perilaku sehari hari…
Semoga lah ketemu….
Come from statement by redaksional.
.i..we…know ” where grade some one knowlegde position ”
Solution :…read, hear…kontemplation high level…be come..”know”.
Very very i’m sorry..
Lepas dari semua, rasa hormat tetap ada di dada..fasilitas media saling meng isi rasa ini, knowledge ini…is high capasity action…salut for all team. Thank berat friend.
” must be independent position, n must be free on life “..over all just for this Country…INDONESIA RAYA.
Be successfull for U.
God bless you.
Salam hormat mas, jeng Dewi..thanks berat lo…kangen kopi ama gethuk lindri ne..
Keep smile, cool n wise to over all fenomena…
SUARA said:
Sharing to peacefull community discuss.
The real sign ‘revenge’ energi :
if we make redational state,
make ………………………………………??
Double sign ?? That is : the real sign revenge energy psylogic human.
Make
redaktional statement…………..!
Pentung ( ! ). Is the sign revenge energi.
I don’ t choice that STYLE.
Is not my style.
…………………………………??,
………………………………….!
“The sign hot heart coffe energy” he he he
Come some one make a redaktional statement.
Keep smile over all fenomena.
” Memayu hayuning bawana “…
Petunjuk laku, action kepada Manusia, human untuk :
punya karakter Keperpihakan pada earth, forest, river, sky, water, ocean, anymal, dll.
Mainstream action manusia yg tahu betul harus berposisi membela , memelihara sejuk segar eloknya BAWANA.
Welas asih berpihak pada Bawana , that is original….idea JAWA.
Because :
B:
Bawana yang hanya satu itulah : yang menghidup hidupi semua manusia.
Bawana yang hanya satu itulah : tempat tinggal semua manusia.
Bawana yang hanya satu itulah : menjadi gantungan hidup semua manusia
Bawana yang yang satu itulah : guru original Welas Asih kita, kalau ada yg merusak bawana..apa yg kita lakukan. Konteks “kita” sebagai negara.
Bawana yang hanya satu inilah : yang menjadi kitab suci original JAWA idea.
Manunggal rasa kawula ( bahasa Indonesia : aku ) ing Gusti..bagusing ati.
Bagusing ati sudah dijalankan Bawana…sudah jutaan tahun untuk manusia.
Sedikit terbuka ya..hijabnya
Bawana yang hanya satu itulah : puncak pengabdian kita diciptakan untuk URIP, hidup. Life.
Kang akarya murbehing dumadi..
Dalam konteks dumadining manusia, human :
kita kecil sampai dewasa , tua hidup dari makanan, minuman, nafas, dll.: dari bumi,
kita lahir dari kandungan ibu kita. Ibu kita hamil dari cinta kasih bapak ibu,
bapak ibu bisa hidup dari mineral etc, makan minum dari : bumi, BAWANA. Tempat hidup manusia di bawana.
Dumadining manusia saking BAWANA.
Wajib kita memayu hayuning bawana.
Kita cinta kehidupan “urip” , wajib menjaga bumi, BAWANA.
Kalau ada koruptor high level, perusak alam high level “revenge” pada bumi, BAWANA real terkini konteks tanah air, dari Sabang sampai Merauke, apa yang kita fikirkan ?
Kalau AKU,
disaksikan udara, air, samudera, ibu pertiwi, dan dunia, alam semesta raya, disaksikan ‘soul’ pejuang pejuang tanah air, pejuang pejuang peri kehidupan di segala penjuru bumi, earth.
Dan sang Maha Pecipta semesta Raya.
Desakan amnesti international, untuk menghentikan hukuman mati di Indonesia.
PASTI ku TOLAK.
If to meet…manusia yang ‘ngrayah ngrayah hutan’ high level ‘revenge’,
membongkar mbongkar, nyodet nyodet menganiaya ibu Pertiwi apalagi utk kepentingan asing, koruptor angka milyar2 an…bagaimana tindakan kita ?
Kita wakilkan pada tata hukum negara,
setuju hukuman mati ditiadakan pada pelaku perusak alam tsb diatas ?
“Semoga tanah air njenengan memaafkan njenengan”
This statement is , the high level action KU, special prayKU : agar saudaraku yang setuju desakan institusi asing mendikte negeri kita .
Dapat AMNESTI dari tanah air INDONESIA.
Dan ‘soul’kakek nenek leluhurNYA sendiri.
BECIK KETORO
Ala ke titik. ( ala kena stop. He he he )
Sabar nrimo laku utomo
Jogo rogo yo elingo
Ati bungah cahyo kumolo
Yo elingo urip ono ing Nusantoro
Cakra manggilingan kehidupan tetap berputar..
Duhai pagi elok nan segar
Udara segar badan pun riang
Air bening mengalir Agung berkilau
duhai raga kang elok nian
Duhai karya bersinar terang
Karya Agung sang hyang Eyang
Agung nian nusantara gemilang
Cakrawala bersiul riang
Selamat pagi untuk SEMUANYA
Eh udah malam..nggak terasa ya.
cool ing down..
keep smile…
Kejatidiri, kediri. Eling sopo, dimana kita ini urip. Eling..elingan.
Salam buat teman teman semua.
Mohon maaf lo……kalau ada yang kurang berkenan.
Bagaimana menurut anda ?
JDD said:
Sugeng enjang kagem sedanten…
Hukum di Indonesia masih memberlakukan hukuman mati. Hukuman ini mewarisi hukum kolonial Belanda. Akan tetapi Belanda sendiri talah menghapus pelaksanaan hukuman mati di semua aturan hukumnya sejak 17 Februari 1983.
Hukuman mati di Indonesia sampai pada akhir Desember 2012, 133 orang masuk daftar hukuman mati, terdiri dari 71 orang untuk kasus narkoba, 2 orang untuk kasus teroris, dan 60 orang untuk kasus pembunuhan berencana. Di tahun 2013 sendiri Kejaksaan Agung merencanakan akan mengeksekusi 10 orang, dan telah dilaksanakan eksekusi terhadap 4 orang. Masih ada 6 orang lagi yang dieksekusi sebelum akhir Desember 2013.
Lalu bagaimana tentang hukuman mati yang menimpa Warga Negara Indonesia di luar negeri? Berdasarkan data Migrant Care, nasib ssekitar 420 buruh migran Indonesia terancam hukuman mati di luar negeri. Kasus terbaru adalah Wilfrida Soik asal NTT yang didakwa membunuh majikannya di Malaysia. Menurut beliau WNI yang terancam hukuman mati adalah korban. Korban dari kebijakan migrasi, baik di Indonesia maupun di negara tujuan yang tidak melindungi. Korban dari brutalitas majikan yang memiliki perilaku tidak hormat terhadap HAM. Adapun salah satu upaya yang dapat ditempuh agar para WNI terhindar dari hukuman mati adalah Indonesia harus segera menghapuskan hukuman mati dalam sistem pidana. Mengapa? Karena dengan menghapuskan hukuman mati, Indonesia bisa melakukan diplomasi dan negosiasi-negosiasi dengan negara yang masih memasukan hukuman mati dalam sistem pidana. Terlebih lagi saat WNI terkena masalah di negara yang masih memiliki hukuman mati dalam sistem pidana.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan masyarakat islam terbesar di dunia. Dalam presfektid Hukum Islam, Hukuman mati dikenal dengan istilah “Qishash”, adapun landasan di balik hukuman mati adalah tegaknya keadilan bagi keluarga korban. Hukuman mati diberlakukan bagi seorang pembunuh yang sudah dewasa dan terbukti melakukan pembunuhan. Meskipun demikian, apakah hukuman mati dapat diganti dengan pemberian maaf atau denda? Para ulama berpandangan, hukuman mati bisa hilang jika tercapai kesepakatan di antara pembunuh dan keluarga korban untuk memaafkan atau membayar denda.
Dari sudut pandang publik, Indonesia merupakan salah satu negara yang masih menjadikan hukuman mati sebagai salah satu hukuman bagi pelaku kriminal. Padahal sudah sejak lama studi ilmiah secara konsisten gagal menunjukkan adanya bukti yang meyakinkan bahwa hukuman mati membuat efek jera dan efektif dibanding jenis hukuman lainnya. Survey yang dilakukan PBB tentang hubungan antara praktek hukuman mati dan angka kejahatan pembunuhan menunjukkan, praktek hukuman mati lebih buruk daripada penjara seumur hidup dalam memberikan efek jera pada pidana pembunuhan. Tingkat kriminalitas berhubungan erat dengan masalah kesejahteraan atau kemiskinan suatu masyarakat dan berfungsi atau tidaknya institusi penegakan hukum.
(Rangkuman dari diskusi publik untuk memperingati hari Anti-Hukuman Mati Internasional 10 Oktober).
W. Haryono said:
Mas JDD,
Bagus sekali kupasannya.
Matur nuwun
Yon.
JDD said:
@ Dear Mr. Yon,
You`re welcome, thank you for your appreciation, it was my pleisure, I desagree too with death penalthy.
SUARA said:
Selamat pagi
Ha ha ha ini dia sijali jali, mengisi waktu untuk sharing, saling isi dengan talenta fikir masing masing dalam konteks melengkapi.
Dari tuntunan..ada simbolik alat kematian. Bahkan kita tahu semua ada juga sifat utama: maha mematikan, di sifat sifat sang pencipta.
Saya pribadi peace full oriented,
Tapi ada trap papan, konteks ketata negaraan, secara propotional discuss.
Dan dalam konteks semangat INDEPENDENTIAL COUNTRY, kita pantang di dikte institusi asing.
Semangat ‘ merdeka ‘ dalam psikologis terkini pessan kuat juga dari simbol Garuda Pancasila di sub topik lain di blog ini.
Ketemu satu lagi HIDDEN MESSAGE wujud ada TAMENG DI DADA.
HE HE HE sederek kawula alit, mas w. Haryono, sderek dewi…nih ketemu hidden message baru dari Tameng Garuda Pancasila.
Ok saya yakin teman pembaca ini high level intellectuality NYA semua.
I don’t more description.
Lahirlah jiwa jiwa ” Pangeran Pangeran Samber Nyawa Baru ” di negeri ini.
Soul pejuang pejuang , bahari bahari, tetua tetua tanah air bersaksi dan mengawal.
Tegakkanlah keadilan Eyang Eyang Semua.
senyum said:
Hanya ingin cerita masalah amnesti saja,
Jaman dahulu kala ada suatu cerita hubungan kerajaan negeri di atas angin…
Dalam urusan mengurusi dan menentukan hak dan kewajiban… bernegosiasi menyelesaikan masalah adalah salah satu jalan, dan perangpun adalah langkah terpaksa, bila negosiasi gagal dan terjadi perang dan bila satu negara menang perang maka ada urusan tawanan perang dengan hukum amnesti internasional.
Namun pada saat perang, tentu tidak disalahkan cara untuk beradu kekuatan perang dan bisa saling melenyapkan…
Sering dalam saat bernegosiasi masalah suatu hak dan kewajiban hidup bernegara, tahu2 ada negara besar menganggap remeh temeh negara lain yang dianggap kecil dan sedang dalam suasana negosiasi itu, ehh tahu2 negara besar menyerang dengan segala kekuatan militernya… maklum negara kecil yang mengajak negosiasi masalah hak dan kewajiban hidup bernegara diteropong tampak berkekuatan hanya beberapa burung emprit… maka dengan yakin menyeranglah negara besar itu… namun ternyata saat penyerangan yang diperangi adalah bayangannya sendiri atau dirinya sendiri… dengan berjalannya waktu negara kecil berpasukan burung emprit dianggap menang.. dan amnesti internasional ditegakkan…
Nah setelah itu terjadilah negosiasi lagi untuk menyampaikan tuntutan hak dan kewajiban dalam hidup berdampingan itu secara adil… ehh diam2 saat negosiasi itu, negara besar itu menginfiltrasi dengan jalan mulai menteror para warga sipil negara kecil dengan maksud ingin melemahkan kekuatan pertahanan negara kecil.. akhirnya negara kecil bela diri lagi…. nah ternyata negara kecil menang lagi…. maka terjadi negosiasi lagi… dan ada amnesti lagi buat negara besar yang arogan dan serakah…
Negara kecil tetap berkeinginan meminta keadilan hak dan kewajiban… pada tetangga negara besar ini… takutnya… kalau negara besar ini lupa diri dan tak memperhatikan tuntutan negara kecil yang ke tiga kalinya dan melakukan tindakan yang tak tahu diri dan menganggap remeh permintaan keadilan negara kecil… dan bila terjadi ketegangan lagi maka amnesti internasional hanya mengampuni bekasnya negara besar atau negara besar tak bertuan lagi… karena negara kecil dan burung emprit sudah minta bala bantuan burung2 ababil yang jumlahnya cukup untuk mampu membawa negara besar menjadi negara kecil kecil… dibalik negosiasi ulang itu… kira kira begitu analisisnya… tentang amnesti internasionalnya… hehe
Ceritaku ini hanya al-nggedabruzz saja tentang penerapan amnesti internasional.. wkwkwk.. 🙂
SUARA said:
Selamat siang b,hood Senyum.
He he he selamat temu ….
Ini ceritera juga lo b.hood Senyum
Kang,
Enak lo kalau biasa lihat air bening….
dalam sebgelas air bening, setitik pasir kuecilll , tetep kelihatan.
Dalam kopi kental segelas, batu kerikil sekelereng ndak terlihat.
He he he enak lo..jadi mantan pengembara …biasa lihat air bening.
Ini cerita antah berantah..:
” Raja Semut yg Pintar ”
Judul cerita
( maaf ya..ini utk sedrek semut ).
He he he ada semut semut di halaman rumput.
Pas yg punya pekarangan mulai liat semut mulai naik naik meja.
Si empunya rumah yang sudah bawa kapur semut, mulai cari semut.
Kebetulan anak kecil empunya rumah , belajar biologi kang butuh semut.
Ya, sebanyak banyak nya kata Guru Biologi anak.
Aduh…raja semut bingung.
‘ Anak anak semutku harus kuselamatkan ‘ soalnya anak semut yg baik kan bawa gula ke sarang raja semut…..
Hebatnya raja semut punya teman ‘manusia’ juga.
Ada gula ada semut,
si manusia semut , karena berteman..
pasti juga senang…….juga.
Terus ‘manusia’ teman raja semut…karena sdh berteman semut..
.’ Manusia ‘ teman semut ini , pinter banget.
Dia mempropagandakan…” Semut harus dilindungi, karena sesama yg hidup saling menghormati. ”
Pakai selebaran, pakai ” corong” pengeras juga.
Kasihan lo kang senyum.
Si empunya rumah juga bingung..gimana ya. Saya semprot, pakai kapur..takut dosa.
Ndak dikasih kapur semut semut nakal banget.
Empunya rumah capek mikirnya…tertidur pulas.
Eh si anak juga udah siap2 sapu utk ambil semut.
Semut semut tahu mau dikapur.udah bingung..mau sembunyi kalau campur air, meresap kesarang sarang kecil.
Semut semut kompak kan..semua semut semut naik naik kerumput rumput.
Keujung ujung helai rumput.
Empunya rumah mendengkur..krrrr, krrrrrr…siut…krrrrr
Anak kecil seneng WAH KELIHATAN semut itumpikir si anak kecil tadi.
Semut semut udah pucat pasi..mana bantuan dari Raja semut…
Mana ‘manusia teman raja semut ‘ yang tadi bawa corong..selamatkan semut karena bermanfaat..dan dan logic, logic lain.
Eh doa semut semut tadi terwujud….
Si empunya rumah tidur mendengkur,
si ‘ manusia teman raja semut ‘ , datang.
Tahu perasaan semut dia segera kasih permen anak kecil, sambil dongeng dongeng .
Wah semut semut seneng kang..mendongak dongak, wuihnrumputbtaman kelihata…berubah wrna dari hijau..ke warna semut…hi iiiii
bergidik juga aku mbayangkan , kang senyum.
Si anak juga seneng..dapat permen jeee
Semut semut seneng….selamat..selamat.
‘ manusia teman raja semut seneng juga kang senyum..dalam hati wahn” semut semut sempat mengamankan diri….tahu kang pergerakan semut semu..wuiii iih, rumput taman yg hijau jadi..wuihh.
ngeri hampir semua tertutup semut semut.
Wah..si anak seneng, ‘ manusia teman raja semut senang ‘ senyam senyum dia,
Semut semut mulai mau jalan, sambil senyum senyum juga.
Empunya rumah masih tidur..aja.
Semua enjoy..kang..
Jlegaarrrr, jeder…..jlap, jlatt..duer..
Trap tap tap .. tap .
tap…tretek tek tek tap tap
Suara merata. MERETAS SUASANA…
Lha…sianak mendadak menangis lari KE DALAM RUMAH.
Si ” manusia teman raja semut ” kaget, merasa masuk rumah tanpa ijin..dia lariii..ii.
Si anak kecil karena takut nangis kueraaasss lari menabrak kursi ayahnya..bangun.
Ayahnya kaget…deg deg deg
Apa yang terjadi kang senyum ?
Suara keras tadi ,
kilat halilintar menyambar nyambar dhasyat.
Air hujan dari langit turun mendadak air bah..bres..bres ..bres.tanpa ada jeda.
Bres, bres.
Hujan hampir 3 jam kang..
4 jam berikutnya..
Si ‘ manusia teman raja semut ‘ tdk tahu entah kemana.
Terlihat si empunya rumah, angkat2 kardus pakaian sambil dibantu yg lain, tetangga mungkin.
Mengungsi..
Terlihat si anak kecil udah tertawa tertiwi naik perahu karet ama teman2 nya ditemani ibu ibu.
Kang senyum..
banjir nya diatas lutut orang dewasa…esoknya hujan lagi…esok nya hujan lagi.
Huufff….hufff….
Maaf lo kang senyum dan lainnya
Ceritera anak kecil di negeri antah berantah
Aplikasi amnesti international…
Huff hufff…
aduhai maaf lo buat over all in the world.
KEEP SMILE….
js said:
Salam.Mas SUARA….
Ijin ikut nyimak cerita semut……cerita sanepan yang menarik….Nuwun
senyum said:
Kang Suara,
Ngapunten kang, kok baru mengerti sanepannya… hihihi maklum agak lolak lolok kang… yen badhe dolanan oyak oyakan balapan semut ngangrang kalean semut ireng… monggo didamel kemawon kang jaran kepang kulo nggih, saget ngebut loh….. wkwkwk
BB said:
Nyimak thok ae… Turu turu… Iki lho JDD lagi maem soto nang sebelahku xixixixi
JDD said:
@ Bejo Banget,
Waaakkk… jam sakmono aku yo wis ngorok kang… qiqiqiqiqi…
Yok opo khabare kang?…
BB said:
Hehe becik becik sajan. Ken ken kabare JDD haha pak JS mutung langsung bablas turu hihi
senyum said:
kang Suara lan sedulur,
Sugeng enjing..
Wuihh tulisan kang SUARA dibaca berulang kali sanepannya… ehh ternyata luas maknanya loh… maklumlah aqyu yg baca agak lolak lolok loh kang… hihihi
SUARA said:
Kang Senyum,
delivery order : song themeBy
KOTAK….” INSPIRASI SAHABAT ”
Kutunggu ya…
senyum said:
Mekaten nggih… monggo dipun kedapi rumiyen lagu ndangdut ben radi benten sekedhik kaleyan kotak – inspirasi sahabat-… prinsip sami kang… 🙂
SUARA said:
JAWI
He he he…HMMMmmmmmmmm”…
SMILE ing
FOR OVER ALL IN HERE
Kahanan rimbantara , original natural relativity.
Anteng kang Senyum, ngadeg jejeg, ngalip kang,
Siji .. 1 ……..
SEJATINING NYAWIJI ing asale WIJI.
ING DELIK KANG WENING.
Teleng TEMEN Ti TINEMU.
TUNGGALING RASA ING TELENG LAN
NYAWIJINING LAKUNING RAGAMA NING
ra bakal TEMU ing druwang lan rungu….he he he
Duwit ora ndulit, ndonya ing lampahing ” i ” .
Mangga , …
kang mangga to terbang lan menari.
Bungahing ati njagi Ibu Pertiwi.
Aku bernyanyi,
” kulihat Ibu Pertiwi sedang……”
“……………………………………… ”
“………………………………..,..,,,, ”
Eling elingan..
Ayo nyanyi kang senyum , kang We, kang Jdd, kang js, der Dew…etc, dll, lintu2
Sederek sedaya ngapunten sakderengipun.
SUARA said:
OVER ALL
the WORLD
Kang SENYUM,
request..
Song theme by KOTAK …. ” INSPIRASI. SAHABAT ”
In here ya.. 🙂
Kang Senyum…thank’s heavy duty , ya…
He he he he
senyum said:
Lah meniko ingkang lagu saking KOTAK INSPIRASI SAHABAT… 🙂
SUARA said:
Kang senyum , der Dew, kang WE, kang Js, kang Jdd, etc.sedayanipun
Ngaturaken, ” BeJo Karaharjan, ing Manah kang Wening ”
1 + 4 = 5
Lima
Panglima
PANCASILA
Simpang lima, dimana..
DELIMA
LIMAS
” salim kagem sederek sekawan ing sedayanipun ……. “
SUARA said:
Iwan fals song . Tetep disini aja kang. Permanently
This is ONE.
SOPO SIRO amnesti international, sopo Insun.
Ingsun .the country Republik Indonesia.
Keep n guarding ing ur heart
Hidden Message from : Tameng Garuda Pancasila.
Setiap satriya Kurawa dan Pandawa
Punya Panah
The active ing panah is….
” REMEMBER, we are GARUDA “
JDD said:
@ SUARA, Senyum, All
Ngomongin lagu ‘persahabatan’ jadi ingat lagu yang ‘forever’ ini 🙂
SUARA said:
@. Kang JDD
Napunten yen ana lepat lepat njih.
WELCOME TO “THE JUNGLE”.
Jungle is the meaning : menjunJUNG LEluhur
Leluhur is the meaning : LELaku LUHUR.
Wecome to the Pancer.
SUARA said:
Kang senyum…
Thanks for rest, with smileing heart
Thanks forest
K E R E N…he he he
Suwun suwun nnnn
senyum said:
Kang Suara lan sedulur,
intermezo saja… forrest or hutan, biasanya di daerah kaki gunung itu ada areal bumi perkemahan dan selalu ada yang jual bakso.. kadang sate juga ada, sampai sampai US pres aja tahu loh… berikut statementnya… hihihi
SUARA said:
Sugeng kagem sedayanipun
Bakso itu specifik food, ada dimana mana
dan banyak yg suka.
Ilmi
JOWO, JAWA, JAWI
Sami :
Some where existed legend of ” lone ranger, mysterius man, masked man.”THAT’s” puzle historical THE PRIYAGUNG.
Anywhere in the world there are clothes, pants, pattern crown dominant vertical line style, that tread in the footsteps of The Priyagung
Land where there are palm trees,
pyramid building, custom fabric accessories worn at the waist angle, neck, head. That’s a sign tapak tilas of The Priyagung.
Finally,
” the peak of the peak ” ( he he he )
is the science of human consciousness compulsory patriotism, Nationalis sejati
( Tanah air kita inilah asal mula kita hidup )
And respect the existence of another country.
Meniko dongengan dari nagari KAHYANGAN , lo…..
Keep smile lo….
senyum said:
Mangkanya ojo kokehan nguping… wkwkwkwk
SUARA said:
KEEP SMILE kang Senyum..
He he he …
SUARA said:
Just for:
kang SMILE
BAKSO :
BAK.al S.egerwaras lan muly.O
He he he
Keep smile dong
Ini ciri ciri wong kang wis gendheng. ( GENah lan wis muDHENG )
Hi hi hi hi
senyum said:
Cerita dari kuping panas itu, terbayang hubungan antar negara…
hubungan antar negara itu sudah TST saling ingin tahu isi rumahtangga negara lain dengan berbagai cara… akhirnya timbul rasa ini itu saling curiga lama2 kuping panas, akibat mendapat informasi yang baru wacana dan akhirnya meletuslah sengketa dan bisa jadi terjadi perang… waahh ya repot.. spt terbayang mau makan pepes tahu, eh ternyata pepesannya kosong wkwkwk… itu tidak baik sebenarnya… namun tetep saja banyak negara menjalankan praktek nguping… curi curi informasi aoa saja yang dikerjakan negara tetangga… hm ya sampai sebegitunya ya kang, gimana hubungan antar negara jadi baik bila didasarkan oleh rasa tidak percaya dan cawe cawe urusan dalam negeri orang lain, akibatnya negara jadi carut marut seperti sekarang ini, ribut sendiri tak tahu arah dan tujuan hidup bernegara… hmmm asli disebut jaman kalabendhu atau wis jaman edan sing orang kedanan ora keduman… yo wis kang aku ora melu melu urusan wong wong sing podho melu kedanan wis… amnesti internasional di jaman ini ternyata berat juga kerjanya ya? kasihan juga sih orang sekarang wong lagi pada gak sadar, ributnya karena gak ngeh sudah masuk jaman edan… wkwkwkwk… peace yo kang ojo nesu nesu hanya pendapat saja… 🙂
SUARA said:
” Amenangi jaman edan, yen ra edan ora keduman, beja bejaning wong eling las waspada ”
Yang saya temukan pengertiannya..
Dalam kondisi terkini,
yen ora edan marang kawruh , mencari sejatining laku dgn serius berupa ‘ gentur ‘ dll ora bakal keduman ilmu, kawruh sejatining laku.
Kaduman dalam hal ini tuntunan hidup, sejatining laku kang baik untuk jadi panduan yang cocok di bumi Pertiwinya sendiri.
Karena edannya kahanan..maaf maaf…banyak wong kari separo, wong Indonesia kari separo.
Manusia berdefinisi dua hal : jiwa dan raga.
Raga nya…makan minum tidur, berkehidupan dari sari sarining bumi, air, udara, tanama, dll dari tanah air Indonesia.
TETAPI
separoh yang lain, yaitu jiwanya mempercaya,i, menjalan kan tuntunan dari ‘ bumi ‘ belahan lain.
Ok demikian tinemu panggraito dalem tentang pengertian “wong jowo kari separo”
Bedanya yang faktual apa, tuntunan kita original dan dari ” luar”
Yaitu cara pandang..tentang perlakuan , perilaku action manusia.
Kalau dari luar : cenderung hubungan baik, atau bijaksan berlaku dominan hubungan antar manusia.
Kalau tuntunan asli tanah air kita : yang dikatakan perbuata baik yaitu antar manusia, dan juga hubungan harmonis saling menyayangi antar manusia dan mahluk lainnya ( pada alam lingkungannya )
Inilah berimbas terjadinya beda pandangan tentang setuju atau tidak setuju pada kebijaksanaa, Amnesti Internatsional. Hukuman mati pd manusia dihilangkan.
Yang setuju Amnesti maaf berkerangka hubungan antar manusia, walau seperti nya berkeadilan merata berbuat baik pada semua.
Yang tidak setuju, termasuk saya pribadi. Tidak setuju hukuman mati di Indonesia di hapuskan
Bukannya tidak punya welas asih, bukannya tidak punya rasa sayang pada jiwa.
Tetapi sudah ada kesadaran diri, punyak pengertian, dalam Jawa : wis duwe piyandel.
Piyandel dalam hal ini punya kesadaran bahwa manusia harus hormat, berpihak pada eksistensi kegaran, seger warasnya alam. Karena sudah menyadari betul posisi alam dalam kehidupan ini , untuk kelangsungan mahluk bernama manusia.
Manusia yg belum berwelas asih marang bumi , alam hidupnya..
tak ubahnya manusia tsb seperti serangga serangga ( maaf, kalau diibaratkan ).
Manusia ini tidak menyadari kasih sayangnya bumi seisinya , alam ini pada dia manusia. Belum menyadari kasih sayang, bagusing ati alam pada dirinya manusia.
Inilah yang membuat manusia yang sudah tinemu rasa welas marang bumi, sudah menemukan rasa sayang pada bumi, pasti tidak menyetujui kebijaksanaan AMNESTI MANUSIA.
KARENA APA ?
Ada rasa ingin membela, melindngi bumi, alam lingkungan terhadap kelakuan, perbuatan kebijaksanaan orang yg tadi, belum menemukan rasa welas pada bumi.
Siapa manusia manusia itu?
Jelas : manusia yang cenderung ingin memperkaya diri sendiri dgn ukuran material, uang sebesar2 nya.
Wujudnya koruptor kakap, perusak ala, menyedot sumber daya alam ibu pertiwi utk diri pribadi, bahkan ‘ berkonspirasi yang tertata rapi ‘ menyedot sumber daya alam negeri Indonesia untuk kepentingan ‘asing’
Inilah kita hati hati
Janganlah kita masuk skenarip yang kelihatan mulia, tapi ada preseden..jaminan ‘orang orangnya’ tetap ada di negeri kita. Sehingga proses pengambil alihan kekayaan sumber daya alam terus berlangsung menguntungkan mereka ( asing )
Inilah yang harus kita cegah…PREVENTIV.
TENTUNYA DIBARENGI PRAKTEK ” clean” dalam proses peradilan hukumnya.
Saya harap membaca tulisan ini dalam kerangka positif thinking.
Tahu , berkesadaran kita anak bangsa, rakyat, kawula, putera puteri
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
Ini wujud laku, perbuatan bela negeri,
Wujud laku pengertian ” kendel (berani, brave), yen wis duwe piyandel ”
Dalam konteks jadi ” tameng ” tersimbol dlm simbol negeri kita Garuda Pancasila
Kita bersikap :
Yakin, kendel, punya hati yang mantap membela tanah air karena tahu betul, manusia patut santun dan melindungi bumi Indonesia.
Notabene tanah air kita ini bumi kita lahir, hidup dan
sudah ber welas asih marang kita.
Demikan kang senyum, kang we, der dewi, kang JDD, kang Js, kang Bb
asal usul, prinsipal tentang penyikapan manusia tentang kebijaksanaan Amnesti International.
Dan kita harus hati hati politik ” adu domba ”
Asing sudah banyak baca kitab, manuskrip kuno tanah Jawa.
Mereka tahu, pasti ada pro kontra.
Inilah kita harus tetap bersatu…
TETAP BERSATU, berpihak pada kebijaksanaan nageri kita.
Bahasa gaulnya ,
: “ngapain ikut arus management opini yang mereka ( asing ) buat ”
” who are you amnesti international. Don’t disturb “.
He he he keren kan sikap negeri kita.
Opini yang potensial menciptakan pro kontra , penimbul perpecahan, ini termasuk grand skenari adu domba.
Inilah kekuatan asing, strategi inilah yang banyak di jalankan now.
inilah yang harus kita sikapi. Caranya: Kita abaikan saja.
SUDAH BENAR SIKAP NKRI :
abaikan saja desakan penghapusan eksekusi mati oleh Amnesti International.
Saya pribadi setuju, tolak saja, permanent kebijaksanaan.
Hanya satu sikap kita yaitu :
Yakin pada kebijaksanaan negeri sendiri.
Apalagi peninggalan the founding fathers negeri kita.
Aduh kang senyum…ini tulisan utk pendukun desakan..
He he he tahu kan kang senyum…bidak putih mana,..bidak hitam mana..
Jadilah kita pe catur yang cermat…he he he
apalah arti kita ini kalau mau berendah hati dihadapan kemuliaan pendiri pendiri negeri.
Banyak diantara kita hanya dari baca kitab, berakademisi tinggi..tidak tidak tahu, atau belum tahu psikologis tanah air kita ini bagaimana sekarang.
Bahwa puncak semua pengetahuan akdemis kita ini adalah sarana bekal kita untuk bela ibu Pertiwi.
Pendiri negeri bertarungkan nyawa, juga sudah bertumpuk2 buku yang dibaca.
Kita ini siapa, generasi kita saya banyak yang….
Augh ah gelap biar Amnesti alam aja yg mengeksekusi merek a yg setuju desakan lembaga amnesti international….hi hi hi ngeri lo….
Belum terlambat….
pesan syair ” kotak grup band ” lagu Sahabat.
Mangga kagungan rasa saged ngrumangsani, bisa mengukur diri, berendah hati hormat, ngawicaksananing pejuang pejuang negeri kita masa lalu.
Kenapa. Dalam eksekusi hukuman mati tetap ada di negeri ini..?
Karena . Because :
pendiri negeri dan pengurus negeri ini tahu persis, known, masih ada manusia manusia negeri ini yang sadar atau tidak sadar , cenderung berkarakter jadi Pengkhianat negeri sendiri.
Kita semua PASTI berkarakter Pejuang pejuang PEMBELA negeri.
Salam ketegasan hati bela negeri untuk kita semua.
Wujud “manunggaling kawula ing Ibu Pertiwi Tercinta ”
Alam semesta bersaksi, roh roh pejuang pejuang negeri bersaksi.
senyum said:
Ngapunten kang dereng saget komen… lagi baca sejarah asal muasal JAWA niki… raja pertamanipun AJISAKA yang membuat huruf jawa….. lan wonten aktor Dora lan Sambodo… yang tertulis di huruf jawa adalah aktor Dora dan Sambodo… tapi AJISAKA tidak dalam hikayat arti huruf jawa tersebut… nah saya lagi berpikir raja AJISAKA itu siapa sih sebenarnya… kira kira rohnya masih ada gak ya? mudah2an rohnya ada dan kalau ketemu rohnya bisa memberikan pelajaran buat kita sesama orang jawa ya kang.. tapi makamnya dimana waaa bingung kang… sik sik tak belajar yo…
http://id.wikipedia.org/wiki/Aji_Saka
senyum said:
Seandainya, roh mbah AJISAKA niku.. sampun nempel mbimbing wonten kawulo… loh pripun niki kang? bingung kulo… ngono yo ngono… kok roh mbah e ora direwes loh… yo wis kang sakkersane… mung ati2 menyang leluhur kito, tiyang sepah kito nggih… 🙂
SUARA said:
Ha ha ha
. Ngendika tanpa rasa
Tulis tanpa papan
. Ngetik tanpa nalar
Iso tanpa ajar
. Nyastra tanpa maca
Aran ana mata
Jiwa ana hawa
Ingsun ana rasa
Swara wujud ana
Aku iku ana
Kawruh iku ana
Ati tanda ana
” Keep smile ing alam ndonya ”
Ho ho ho ho
SUARA said:
One for all,
sugeng dalu.
Kagem sedayanipun
kang senyum, der dewi, kang js,
kang jdd, kang bb, lan lintunipun.
Babagan ” ngangsu kawruh “.
Semoga perbedaan pandangan tetap mempererat persaudaraan.
“Awas ing sapada pada”. Bisa di apresiasikan juga :
Teliti ing telenging ati tetep eling sedaya meniko dulur sapada pada, pada bangsane bangsa Indonesia.
Dalam konteks yg manusianya berperilaku hormat, mencintai, menjaga, memelihara tanah air, alam lingkungannya.
Just for :
Kang senyum,
KAHYANGAN,
Dalam konteks redaktional,… ” meniko dongengan dari nagari KAHYANGAN, lo…”
Kahyangan yang saya maksud adalah :
siapaKAH eYANG anANda ?
He he he…….
Be PANCER
Pancer artinya apa kang, mas, sam ?
Lelampahan mangraito, Waskita ing tembung.
Jejere tembung ana wujud, in a vocab, hidden kompleks deskripsi originil mean.
Di tiap kata, ada deskripsi arti sebenarnya kata yg dimaksud.
Meniko salah setunggalipun kalinuwihan Eyang Eyang kita.
Wonten sasmita, ada kode, ada sign…petunjuk kepada anak cucu.
Nb:
Requst :
‘ kulihat ibu Pertiwi ‘, nusantara 1,2,3,4 by koesplus, gebyar gebyar by gombloh. ‘ ‘ ‘ ‘pelangi pelangi alangkah indahmu’
O ya kang senyum, ngapunten ojo ditambahi lain2, ini blok dibaca seluruh jagad.
He he he ” menepuk air di dulang memerci….”
Saya tunggu yo, kang senyum
Thanks berat.
BB said:
Rahayu sedoyo sedherek
Mampir sedhelok ae, nunut ngeyop
Keep smile and teguk coca cola lagi
Hehe
Suwun
SUARA said:
Holla kang BB met sua
SUGENG SORE
Kagem SEMUA . . . .
” sugeng sore semua ”
Tak apalah minum coca
Tak apalah wedang kopi MINUMNYA
Tak apalah minum teh manis
TOYA BENING asal muasalnya
Apapun minumnya
Aku lah INDONESIA
” minumnya toya bening Indonesia ”
Itulah TUNTUNAN JAWA
SUDAH TERSEBAR di penjuru Benua
ASAL saja kita tahu yang mana
Selamatlah kita minum apa SAJA
If … TAHU asal mulanya
Kita tahu minum YANG MANA.
” tuntunan Jawa sudah tersebar, asal saja tahu yang mana ” 🙂 🙂 🙂 🙂
He he he
suluk kenal ama kang BB
keep smile kagem SEMUA.
senyum said:
Amnesti Internasional.. berarti lagu inggris.. hmmm
senyum said:
Berjuang meraih cita cita demi Ibu Pertiwi dalam arti BUMI RAT bulat bundar bukan hanya BUMI yang HANYA disebut nusantara atau jawa saja… tetapi meraih cita cita menjadi pusatnya Amnesti Internasiona dunia… itulah cita cita para ROH ROH leluhur dunia, demi keadilan dan kesejahteraan dunia di RAT ini… 🙂
senyum said:
Berjuang tiada henti menjadi pusat AMNESTI INTERNASIONAL… majujjjj jalan… I like it….. 🙂
SUARA said:
JAWA
raJA bu WAna
DJAWI
Dzul Jallali Wal Ikhrom
JOWO
roJO WOno
WONO
joWO tuWO
JAWA
SEJATINING WELAS ASIH.
Eyang eyang kita sudah menyebar ke seluruh dunia sebelum tulis tinulis beredar
Beliau memberi tuladha, ajaran dgn laku, perbuatan nyata keseluruh dunia
Yaitu ,
teknik dasar :
. pembuatan bibit tanaman atau ternak hewan
. Sistem pengairanteknik
. Metode pembuatan bangunan simetris 4 sudut, dgn 1 titik pusat . ditengah ( simbol dulur papat dan pancer ), etc
. Memberi teladan perbuatan manusia yg Welas Asih, hormat pd sang Pencipta dengan menyayangi semua yg ada terlihat mata dan tak terlihat mata in the world.
PRIYAGUNG JOWO, JAWA, DJAWI
Yang berkelana , mengembara,
pembawa berita kesegala penjuru dunia
menebarkan :
” benih dasar peradaban dunia sebagai wujud hormatnya manusia pada alamnya di manapun manusia berada ”
Disesuaikan dengan keadaan masing masing daerah dimana beliau berhenti, berada.
Seperti jangka,
Ada yang berkeliling, “mider muter”, sisi luar teritorial centrum,
gerak ke segala penjuru dunia.
Ada yang tetap berada di centrum nya, Jawa.
Yaitu Maha Raja , Maha Raja Bawana.
Tiap periode tertentu “kalinuwihan” itu muncul.
Beliau yg mengerti ” sastra Jendra hayuning Rat ” pada periode yg relatif baru :
( eyang sinuhun Sri Aji Jayabaya salah satu yg bisa Baca kahanan )
( eyang R.Wijaya…………………….. “. “. “. “. )
( eyang R. Said, Sunan Kalijaga .. “. “. “. “. )
( eyang Danang Sutawijya……….. “. “. “. “. )
( eyang R. Mas Said, P. Samber Nyawa…. “. “. “. )
( Bung Karno…………………………..,.,,,, ” “. “. ” )
NEGERI KITA SUDAH PERNAH
Sudah JADI episentrum ing aktivitas dunia
Sudah JADI menjadi magnet manusia manusia sedunia
Sudah JADI menjadi tempat ber guru seluruh dunia
Sudah JADI idaman sedunia
Kalau kita sudah sadar…:
” Borobudur ”
Roar to freedom
Roar to independent
Roar to glory
Roar to peace full
” PURBO KAWROH BUDI LUHUR ”
PUNCAK TEKNOLOGI TEKNIK SIPIL, ARCHITEK,
ART ESTETIKA ……KNOWLEDGE TECHNOLOGY
LIBRARY BUILDING ………………….IN THE WORLD
MONUMEN NATIONAL ..THE LAST GENERATION
LIGHTING UP to ……….NOW, FUTURE, FOREVER
FOR INDONESIAN, ALL HUMAN …in THE WORLD.
THAT IS …NUSANTARA, INDONESIA .
NOW KNOWN, INDONESIAn..who is .
WELCOME TO ……………………GLORY.
PEACE,
GLORY OVER ALL HUMAN in WORLD.
Elok nya pagi ……………….
Ceria sang mata……………
Sejuknya hati ……………….
Smile for : semua bangsa.
Smile for all…………………..
One for all…………………….
Peacefully…………………….
BB said:
Sugeng siang sedoyo sedherek
Rahayu
Salam kenal jg kang Suara
Salam kenal utk semua
Pendatang baru ndherek nyimak kemawon
Monggo “Tuan Rumah”
Sembari nglekar
sabdadewi said:
@ Bejo Banget,
Sugeng siang sore mas BB, senang bersua dengan njenengan lagi, monggo dipun kedapi sajian artikel ten pendopo meniko sinambi dlosoran lan rerembukan kaleyan sanak lan kadang 🙂 …
Niki minuman penambah semangat favorit njenengan, toya ingkang sampun dikarbonasi 😉 …
SUARA said:
Teknis Mengethik, Supaya ketemu titik
Tik tik ujung
Titik puncak
Titik iku ya cilik
Thithik iku ya sithik
Sithik iku ya titik
Titik iku ya thithik
Thik thik iku akeh
Kethik kethik tak terbilang
Udah temu titik
Ya latihan kethik kethik
Kethik kethik saling gelithik
Kalau geli thithik thithik
Udah geltthik ya tahu sethti thik
Waduh thik thik bunyi hujan diatas genting
Met senja , ini kethik hobi menggelithik
Tenang lah sudah ketemu sang thik thik
Thik thik ayo ber kethik kethik
Met malam kang Bb , der Dew,
Ayo main ping pong
Darpada jadi kepompong
Ayo kethik sambil bernyanyi
Kupu kupu terbabg tinggi, cantik nian menari nari
Jarik mengetik sambil bernyanyi, sapa kidir mampir disini.
SUARA said:
G o o d morN I NG ……
‘ met pagi ……………………
Replay:
Good morning for you too dear 🙂 …
SUARA said:
Mengetik .
TITIK ( . )
HATI yang ber ETIKA
Hati the founding fathers INDONESIA
Indonesia mengAgungkan estetika
Bangsa yang ber ETHIKA santun pada antar manusia
Bangsa yang ber Estetika dan teguh ber ETHIKA pada SEMESTA.
thanks
Alot
4 the World
senyum said:
Membahas masalah AMNESTI INTERNASIONAL
Hukum ditegakkan dilandaskan pada amnesti internasional untuk manusia2 terhormat yang di\\menjadi tersangka sbg pesakitan seperti PAT dihukum dengan cara diasingkan atau dipenjara dengan fasilitas lebih dari penjara biasanya, suasana nyaman aman tenteram damai dilengkapi dengan berbagai kebutuhan namun tidak dapat berhubungan dengan dunia luar lagi, bisanya makan tidur saja sptnya loh kan tergantung penguasa hihihi … dalam jangka waktu tertentu bisa setahun bisa seumur hidup… di suatu pulau terpencil… jaman dahulu terkenal dengan p Buru, mungkin jaman sekarang lain lagi posisinya.. tergantung sang penguasa tentunya.. penguasa tinggal ketok palu… maka sang pesakitan pindah deh posisi gpsnya…
berikut ulasannya tentang PAT dan p Burunya… 🙂
http://en.wikipedia.org/wiki/Pramoedya_Ananta_Toer
SUARA said:
ANGIN LALU
Mohon maaf sebelumnya,
Dari pendapat atau opini kita tahu posisi masing2.
Siapa berdiri di negeri sendiri
Siapa yang ‘ lain ‘
Eling2 an wae ………………….
Konteks blog ini, cintai produk tuntunan negeri sendiri.
Hindari opini yang potensial pro kontra.
Masuk skenario ” adu domba”
Sejarah udah mencatat.
Mo go bo to ngo….sudah sangat jelas
” seperti keledai terperosok lubang 2x ”
Warning : hati hati grand skenario asing , politik adu domba.
Saya pribadi hanya bisa mengingatkan.
Semua terserah pilihan hidup masing2.
Logic aja.
Kita hidup di Indonesia.
Pemilik otorita hukum adalah negara Indonesia.
Kita ini citizen, 2 option.
1 . Setuju hukum negara
2. Tidak setuju hukum negara
Yang setuju, ya ikuti aturan. Berusaha jadi citizen yg baik
Yang tidak setuju. Ya ikuti aja hukum yang anda setujui.
Ikuti aja dan tinggal dinegara yg anda setujui tadi.
Pindah kewarnegaraan. BERES, SIMPLE.
Itulah manusia yg tahu “trap papan, panggonan”, tahu “sila sila”, tahu berkesadaran diri kita ini siapa, kita tinggal dimana, taat aturan negeri sendiri atau bagaimana.
Ok..lah semua kesadaran merupakan talenta lain lain.
Caranya..
Kita finished diskusi Amnesti International.
Mohon maaf..that’s my closing statement utk bahasan Amnesti International
This statement sebagai,
: Bentuk hormat saya pada blog ini.
Sugeng sore
Selamat sore untuk sederek , sedulur, sekawan sedaya
W. Haryono said:
Para kadang ingkang kinurmat,
Diskusi tentang dapat dibenarkannya hukuman mati telah berkembang menjadi pro / kontra.
Perbedaan pendapat perlu kita hormati karena adalah hak masing2 individu. Kalau kebetulan pendapat kita sama dengan pendapat orang asing, apakah lalu kita harus menjadi orang asing dan tinggal di negeri asing ?
Saya sependapat degan penghapusan hukuman mati. Lalu apakah saya jadi “orang asing” dan pindah ke negeri asing ?
Masalahnya negeri asing yang mana, karena Confucianism, Buddhism dan Christianity ( setahu saya ) semuanya anti hukuman mati karena berdasarkan “kasih”.
Pandangan saya tidak bertitiktolak dari falsafah asing, tetapi falsafah leluhur kita yang berazaskan “welas asih” yang adiluhung, seperti yang saya tulis dalam tanggapan saya tanggal 16 April 2014 yang lalu sebagai berikut :
“Yang menjadi bahan diskusi adalah apakah hukuman mati itu dapat dibenarkan ?
Saya ingin mendekati masalah tersebut dari dasar falsafah para leluhur kita yang mengajarkan budi luhur / welas asih sebagai ugeman, sebagai pedoman hidup.
Manusia mempunyai hak hidup yang sama dengan manusia lainnya. Walaupun seorang rajapun, pada hakekatnya tidak mempunyai hak untuk mencabut nyawa seseorang dengan menjatuhkan hukuman mati karena melanggar hukum seberat apapun. Yang berhak atas hidup hanyalah Gusti Ingkang Murbeng Dumadi. Kita sama sekali tidak mempunyai hak apapun atas nyawa orang lain.
Menjatuhkan hukuman mati tak lain adalah pengambilalihan hak dari Tuhan atas nyawa orang lain. Apakah betul dengan mengucapkan “atas nama Tuhan”, kita secara otomatis mendapat wewenang dari Tuhan ? Apakah kita berhak mencabut nyawa sesorang hanya dengan mengucapkan “atas nama Tuhan” ?
Kalau begitu, kita boleh berbuat semaunya “atas nama Tuhan” !
Atas tindak pidana yang extraordinary seperti penyelundupan narkoba dan korupsi yang sangat destruktif, sebagai ganti hukuman mati dapat dikenakan hukuman seumur hidup tanpa keringanan hukuman sama sekali dan tambahan hukuman lain seperti dipenjara dengan high security / isolation, untuk memberikan effek jera / preventif”.
Para kadang, sebaiknya kita tidak mempertajam pro / kontra masalah pengenaan hukuman mati. Kita tetap mengahargai pendapat kita masing2. Tidak ada yang benar, karena kebenaran absolut hanya ada di tangan Kanjebg Gusti Ingkang Maha Kuwaos dan Maha Tahu.
Mohon maaf kalau ada kata2 saya yang tidak berkenan.
Salam rahayu,
Yon.
SUARA said:
…………………………… i …………………………………
Semoga soul pejuang negeri dari segala masa bersaksi.
Jadilah Pandu ibu Pertiwi.
sabdadewi said:
@ SUARA, Senyum, Pak Yon, Sedoyo,
Maturnuwun segala sumbangsih pemikirannya, berbeda pendapat tentulah suatu hal yang biasa, namun terus terang saya merasa agak ‘galau’ jika dikatakan sebagai antek asing, saya coba mengecheck kembali tulisan artikel diatas, tidak sedikitpun mengindikasikan bahwa wacana penghapusan hukuman mati adalah bentuk keterpihakan kita pada badan/ organisasi asing.
Memang kita harus setia pada tata aturan hukum negera, negeri kita sendiri, ambivalensinya, berarti kita sama saja masih memakai hukum warisan Belanda, bukankah itu lebih pro pada produk orang asing atau penjajah?…
Apalah arti tulisan diatas yang sangat sederhana dan mungkin tak berarti bagi yang lainnya. Sebenarnya semuanya itu berawal dari panggraita saya sejak SMA, sewaktu remaja saya sudah merasa ada sesuatu yang salah pada sistem peradilan di Indonesia, eh kok ndi lha lha sekarang saya bisa menulis artikel ini, dan tidak ada bisikan orang asing atau gaib dsb, semua itu murni berasal dari nurani, hanya bermaksut mulia, mudah-mudahan bisa menumbuhkan kesadaran bangsa ini: kapan kita bisa berdiri pada kaki kita sendiri, menjadi tuan rumah di negri sendiri?… bukankah kita yang memiliki tanah air dan udara, tidakkah dengan kembali ke kearifan lokal seperti yang telah di teladani Ratu Shima, berarti kita meneruskan estafet perjuangannya, dan semua itu demi Nusantara.
Terima kasih masih ada yang sudi menguri-uri budaya jiwa Jawa, bahwa ajaran welas asih bangsa ini adalah universal dan adiluhung, adalah suatu yang bertolak belakang jika kita tak bisa mengaplikasikan manifestasinya secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 🙂 …
Salam rahayu,
Dewi
sabdadewi said:
kembali ke ‘kearifan lokal’ seperti yang telah di teladani Ratu Shima,
………………………………………………………………………………………………
Ngapunten, ‘kearifan lokal’ maksut saya adalah ‘kearifan leluhur’ 🙂 …
W. Haryono said:
Bu Dewi, para kadang,
Matur nuwun atas penjelasan Bu Dewi tentang latar belakang posting tentang hukuman mati yang masih berlaku di negeri ini.
Dan memang betul bahwa ketentuan / peraturan hukum di Indonesia yang sekarang berlaku, sebagian besar adalah warisan Belanda sebelum Indonesia merdeka. Ironisnya, hukum di negeri Belanda dewasa ini telah mengalami perubahan yang signifikan. Sebagai contoh : Kitab Undang2 Hukum Pidana RI sudah 20 tahunan akan direvisi tetapi tidak kunjung selesai.
Kalau kita simak, hukum sebenarnya tak lain dan tak bukan adalah norma2 yang berlaku di masyarakat, baik berupa hubungan antara pemerintah dan masyarakat ( hukum publik ) maupun antar- masyarakat ( hukum privat ), yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Oleh karena itu, hukum harus mencerminkan nilai2 yng berlaku dalam masyarakat.
Saya dapat memahami dan sependapat dengan Bu Dewi yang mempertanyakan apakah hukuman mati adalah sesuai dengan hati nurani kita yang berazaskan welas asih / budi luhur seperti yang Bu Dewi sampaikan untuk “kembali ke kearifan lokal seperti yang telah diteladani Ratu Shima”, terlepas dari keberpihakan pada tatanan hukum atau organisasi asing.
Yang lebih mendasar yang perlu kita pertanyakan sebetulnya adalah norma2 yang berlaku di masyarakat seperti diberlakukannya Hukum Syariah di Nangroe Aceh Darussalam, memarjinalkan bahkan menteror penganut seagama dari aliran yang berbeda apa lagi yang berbeda agama, apakah sesuai dengan falsafah hidup masyarakat di Nusantara ini, sesuai dengan Budaya Nusantara ( Jawa ) yang saling menghormati, pemaaf, penuh toleransi ?
Sudah saatnya untuk merevitalisasi Budaya Nusantara untuk kehidupan yang harmonis, damai, rukun.
Sudah saatnya untuk menggalakkan gerakan renaissance Budaya Jawa…… memayu hayuning bawono !
Salam rahayu,
Yon.
senyum said:
Semoga soul ini mendapat sinaran sinaran… hmmmm
senyum said:
Penegakan hukum pada jiwa soul ini tentu jangan diimbangi kekerasan tapi wujudkan dengan cara halus namun bisa merubah zat… dengan sinaran sinaran yang intensif soul yang tercemari itu akan terurai menjadi wujud baru… ada kelembutan yang intensif pada tiupan angin wus wus… hentakan lembut bumi dum… dum… dum… meler… dengan kelembutan angin yang intensif dari gemericik air menjadi grojogan air, dari level air laut rendah menjadi level lebih tinggi… begitulah kira kira cara merubah wujud soul atau jiwa yang belum tercerahkan oleh sinaran sinaran dengan cara halus tanpa kekerasan menjadi jiwa atau soul yang tercerahkan… 🙂
senyum said:
Cobalah tengok INTERNASIONAL seperti itulah kejadiaannya, sedih duka prihatin… dan bagaimana regionalnya? ya berdoalah agar Allah menyayangi kita semua di NUSANTARA ini dengan benar benar penuh kelembutan… dan kasih sayang Nya… 🙂
SUARA said:
🙂
Ini air zam zam ya…setali tiga uang…ya
>=
senyum said:
Salam kang Suara,
Beda pendapat itu biasa loh lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya, mau air zam zam atau air susu atau air gunung… sama saja kang… wawasan nusantara ok… wawasan internasional gak masalah.. jadi… hmmm wait and see ya… dengan berdehem g Slamet dan gunung2 lainnya… yang siap menyapa nusantara sepertinya… terserah manusia mau berkedok agama ok, mau berkedok budaya boleh… namun alam ternyata tak bisa dibohongi loh… wow alam dunia bumi bulat bundar ini ternyata punya jalan sendiri ya kang… mau dunia sana mau dunia sini setali tiga wang ya kang… 🙂
SUARA said:
PAMIT
Kagem kang senyum
Sampun Dalem nyuwun pamit,
gada wesi kuning pun tinampi ing indra lan grananingTi…
Belajar ngendikan tanpa guneman
Belajar weRoh kaya ra weruh
Belajar menari tanpa solah bawa
Ati ati ketemu ……….landeping lathi lan… i …
Sedaya kagem njagi Ibu Pertiwi
Sampun wancinipun
Beja bejaning kang eling ng ng ng…..nggggggg
SMILE BIRD
sabdadewi said:
@ SUARA, Senyum, Sedanten,
Bagaimana jika judul ‘Internasional’ saya ganti dengan kata ‘Universal’ saja?…
Amnesty International sudahlah terlanjur melekat menjadi milik Inggris, walaupun ‘internasional’ disini mengacu pada banyaknya negara-negara di dunia yang sepakat menghapus hukuman yang tidak sesuai dengan HAM lagi.
Amnesty Universal, sepertinya mungkin satu-satunya dari Nusantara yang berlandaskan spiritual yang welas asih untuk ranah hukum dan keadilan dalam rangka turut memayu hayuning bawana yang universal 🙂 …
senyum said:
@SUARA n sabdadewi… lan sedulur…
Salam ayem tenterem, semua sedang berjalan… biarlah alam bekerja dengan caranya yang smooth atau extreme… manusia tetap eling lan waspada… ingat selalu pada yang Maha Kuasa sang Pencipta alam semesta… yang UNIVERSAL…
Ibu sabdadewi, mengenai istilah kata internasional atau universal penggunaan pasangan kata amnesti, tak ada masalah loh, sami mawon… betul tidak kang Suara?… 🙂
sabdadewi said:
@ Senyum,
Maturnuwun, sampun kulo edit, walaupun Amnesty artinya sama-sama memiliki arti sebuah ‘Pengampunan’ tapi kalau ‘Amnesty International’ itu terasa seperti istilah asing. Nah, kalau ‘Amnesty Universal’ kesannya jadi terasa lebih Nusantara gitu lho 😉 ….
Salam rasa,
Dewi
SUARA said:
BERMETAMORFOSA
Wel come to
:
PANCER
Pancen Cerdas
Ok guyub rukun selalu ya…
Jadilah Ksatriya keep n guarding UR Country
Pono ing rogo, smile ” bird ” IN HEARTH, SAE OVER ALL
Tiap Satriya yg memiliki Panah, bermuka IRENG.
IRENG
Come to
: ingsun Mireng, come to ombo ‘ wadahe ‘ yen opend mind, lembah manah.bisa cepat bermeta morfosa. Kearah yg lebih elegant, excellent, be cool n wise..
that’s JAVA CHARACTERISTIC HUMAN
THANK’s over ALL
sabdadewi said:
@ SUARA,
Maturnuwun, saya setuju itu, be wise and elegant, be assertif and be cool at the same time. kira-kira bhs Indonesianya, harus bisa tegas sekaligus penuh kelembutan dan kasih sayang, terkadang membingungkan, tetapi jika kita membiasakan melatihnya maka mudah2an tidak akan rancu atau menjadi ambivalen, yang kita butuhkan hanya penerapannya saja di setiap waktu 🙂 …
Seperti mengerti trap papan panggonan, saya sangat setuju itu, lajer-lajer bisa memanfaatkan segala ilmu bela diri dan bertanding dengan cara fair, dibekali mental seorang ksatria, satu lawan satu tidak main keroyokan, itu contoh kecilnya. seharusnya aparat dan para pejabat mencontohnya, tetapi kita terbiasa mayoritas minded dan keroyokanlah yang menang sebagai juara, hanya adu otot bukan kecerdasan spiritual. kita juga sering melihat kenyataan bagaimana orang/ kelompok mengintimidasi saudara sebangsa sendiri, main hakim sendiri dsb. pun dalam hubungan diplomatik, kita ini kalau dikandang sendiri jago, tapi kalau berhadapan dengan negara lain nyali kita ciut, itu berarti otot tidaklah berlaku jika tanpa otak untuk mengatur strategi menang tanpa ngasorake?…
Ngapunten, kasus pelaku pedophilia atau predator anak-anak, saya sangat tidak setuju jika dihukum secara ringan hanya beberapa tahun saja, harusnya minimal 20 th untuk satu korban, kalau pelaku menjahati beberapa anak sekaligus maka tinggal dikalikan saja, bila perlu seumur hidup jangan pernah bisa bebas, jika perlu sediakan pula makamnya disitu sebagai tempat peristirahatannya yang terakhir. jika hanya menghukumnya ringan saja, terang saja masyarakat akan berasumsi bahwa hukuman matilah yang lebih layak/ setimpal, dalam hal ini seharusnya aturan hukum lebih peka terhadap tuntutan kejahatan kemanusiaan juga.
Masalah menjadi kompleks karena ya itu tadi, hukum tidak mengakomodasi kelayakan HAM nya, seperti hukuman untuk pencuri satu keping vcd 5 th penjara, disaat yang sama korupsi milyaran rupiah juga hanya dihukum 5 th penjara, betapa tidak adilnya hukum warisan kolonial Belanda ini. dan yang lebih parah adalah di kalangan bawahnya, jika ada pencuri ayam di kampung/ desa, betapa kompak barbar nya masyarakat kita jika bisa menangkapnya, betapa nilai-nilai luhur sudah luntur dan tidak ada rasa perikemanusiaan sama sekali.
Ok, kita kebali lagi ke masalah Amnesty, Nuwunsewu, hukuman mati sebenarnya tidak akan membuat pelaku kriminal jerah bahkan sampai kapanpun dari generasi ke generasi, mengapa bisa begitu?… adalah terletak pada misteri gen manusia itu sendiri, maaf agak melenceng dari topik, tetapi ini bisa jadi sangat berkaitan erat, seperti: mengapa manusia bisa berwatak seperti gorilla yang suka berperang lalu meguasai betinanya, juga homo yang juga dilakukan oleh hewan kucing, lalu kasus perkosaan yang sering dilakukan oleh lalat dsb.
Pada akhirnya hasil penelitian biologilah yang akan menyelamatkan kehidupan manusia, hukum hanya sebagai perangkat pelayanannya saja, bukan penentu mutlak seperti keputusan final dari Tuhan, lewat teknologi diharapkan bisa mengembangkan gen/ vaksin agar supaya bagimana di masa depan manusia tidak menjadi kejam, agresif dan beringas dsb.
Kalau kita bisa menyelesaikannya segala sesuatu pada tempatnya, secara elegan (non violence), tidak grusa-grusu/ emosional, maka lajer-lajer Nusantara memiliki keunggulan dalam berpikir, berakal dan berolah rasa, lebih baik kita di hormati karena bermartabat daripada di takuti karena barbar, saya rasa itulah yang akan membuat Nusantara menjadi mercusuarnya dunia 🙂 …
Salam vaksinasi,
Dewi
Keadilan... said:
Salam hangat damai sentosa…
Saya hanya warga Indonesia kalangan bawah , tidak pandai , tidak cerdas, berjumlah ratusan juta jiwa , mempunyai hak dan kewajiban yang sama di Negeri ini……
Pengharapan dari warga untuk saat ini adalah perlakuan adil dalam banyak hal dan tidak dibedakan , semua rakyat adalah sama didepan hukum , semua sama dihadapan Tuhan YME…..
Keputusan hukuman mati bisa ditolelir dan bisa dilaksanakan dengan menimbang banyak hal , tidak melihat korban atau anggota keluarganya yang akan ditinggalkan tapi dilihat dari dampak perbuatan terdakwa ketika melakukan kejahatan melanggar hukum tersebut………
Sebanyak 68 negara (termasuk Indonesia) masih menerapkan hukuman mati, sementara 88 negara telah menghapuskan hukuman eksekusi mati lewat hukum atau secara praktik, dan 17 di antaranya dari kawasan Asia Pasifik….
Negara kita tidak sama dengan negeri lain , beda sejarah, beda kondisi ,tempat dan wilayah, beda adat , tradisi budaya , agama dll , negara kita negara yang masih belum maju atau sedang berkembang ,.sangat ketinggalan puluhan tahun dalam banyak hal……
Masyarakat kita jujur saya katakan sebagai warga yang sering melanggar aturan , dari kalangan atas sampai yang paling bawah , susah diatur , tidk tertib atau tidak patuh,..he he bahkan para pegawai sipil juga begitu , banyak yang korupsi , seleweng jabatan , curi waktu. dll yang merugikan negara dan merugikan masyarakat….sudah sangat banyak contohnya…..
Membuat jera kepada para calon terdakwa bukan hanya dengan pasal yang bermacam dengan denda atau dikurung dalam bui selama x atau xx tahun atau dengan hukuman mati, membuat jera adalah dengan menegakkan keadilan hukum itu sendiri, adil jujur dan tegas dalam pelaksanaa dan keputusan hukum , hukum tidak pandang bulu , dari tukang becak sampai tingkat menteri atau presiden sekalipun kalau salah yang diproses dan diadili……he he dan sepertinya Negeri kita tidak seperti itu , banyak oknum dalam badan hukum kita , banyak hakim dan jaksa sontoloyo …..hukum bisa dibeli atau diperjual belikan…..wes wes pokoknya ancur ajur mumur………
Para pelaku kejahatan juga beda , kejahatan dengan niat dan dengan akal yang cerdas , direncanakan dan sistimatik dan sangat halus tidak kentara atau kejahatan dilakukan karena urusan perut lapar , atau kejahatan yang merongrong Negara…..
Kejahatan di negeri ini sangat beragam , beragam alasan dan sebab…..
Hukuman MATI bisa disetujui dalam kasus tertentu , misal korupsi sampai mencapai ratusan milyar atau Triliun , atau hukuman mati kepada bandar dan pengedar narkoba , pembunuhan terencana dan sangat sadis ( korban disiksa dan dimutilasi )….kejahatan menteror masyarakat dengan dalih dan bertopeng agama ( teroris )….
Hukuman mati dilaksanakan dengan menangguhkan waktunya , artinya terdakwa diberi waktu 10 sampai 15 tahun hidup dalam kurungan, diberi kesempatan untuk memperbaiki diri , bisa bekerja atau berkarya, memohon ampun dan mendekat kepada Tuhan , bermohon maaf kepada si korban dan anggota keluarga, dengan waktu tangguh itu terdakwa masih bisa berbincang dengan anak istri saudara dan teman….
Ketika sudah tiba saatnya maka semua akan sadar atau menyadari dan mungkin ikhlas karena terdakwa sudah berubah dalam banyak hal , perilaku dan perbuatan sudah menjadi lebih baik……kematian terdakwa didepan para algojo bisa diartikan atau disugestikan sebagai penebus dosa dan berharap serta yakin bahwa Tuhan YME sudah mengampuni , para korban serta anggota keluarganya merasa mendapat keadilan dalam soal hukum…..dan mungkin dalam hati mereka akan memaafkan perbuatan terdakwa……..
Tuhan adalah Maha Welas dan Asih , Tuhan juga Maha Adil dan Bijaksana….Tuhan akan menerima keputusan dari penegak hukum dengan catatan dan syarat tertentu , para pelaksana hukum tetap me manusiakan dan menghargai para terdakwa dalam keadaan dan waktu tangguh….
Hukuman Mati bukan suatu kekejaman atau dholim dan aniaya bila dilaksanakan dengan cara yang manusiawi dan beradab…….
Hukuman Mati dilakukan demi hukum adil itu sendiri…..
Hukuman Mati juga berdasar Peri Kemanusiaan , demi nilai harkat dan martabat manusia banyak / masyarakat…..
Peri Kemanusiaan bukan hanya soal nyawa saja dengan melarang atau meniadakan hukuman mati tapi lebih bermakna dan mengarah kepada kelayakan serta keadilan dan kesejahteraan….kedamaian , ketentraman dalam hidup bermasyarakat dan ber Negara……
Keadilan... said:
Saya hanya warga Indonesia kalangan bawah , tidak pandai , tidak cerdas, berjumlah ratusan jiwa , mempunyai hak dan kewajiban yang sama di Negeri ini….
Salam Ibu Sabda Dewi….maaf supaya diralat , bukan ratusan jiwa tapi ratusan juta jiwa……Terima kasih Bu Dewi….Nuwun..
Replay:
Terima kasih, kata diatas sudah dieditkan 🙂 …
sabdadewi said:
@ Bpk Keadilan Yth,
Maturnuwun, semoga keadilan bisa menjadi ratu di hati bangsa ini.
Mengapa seseorang bisa menjadi pembunuh hingga berbuat sadistik? Hanya orang ‘owah’ saja yang melakukannya, dus, negara jangan ikut-ikutan jadi gila dengan memberinya hukuman mati. Kirim ke penjara khusus orang sakit jiwa seumur hidupnya.
Teroris adalah korban cuci otak indoktrinasi, dengan memberinya hukuman mati, maka akan membuat mereka merasa bahagia karena lekas akan bertemu dengan sosok Tuhan yang dikultuskannya.
Betul juga itu, bahwa bangsa kita belumlah maju, rakyatnya di miskinkan aksesnya, pejabatnya sebaliknya pongahnya minta ampun, dan dari berbagai macam kasus pelanggaran hukum terkadang masih diselesaikan secara tradisonal, mulai dari menyuap hingga kong kalikong dst. Apakah hukumnya atau sistemnya yang harus diperbaiki? dari wajah peradilan dan kesenjangan yang ada, seharusnya jangan sampai membuat kita miskin Nurani.
Bpk Keadilan yang saya hormati,
Jika kita bicara masalah fisik atau keduniawian, maka tak akan ada habisnya pro kontra ini, karena kita masih berpegang pada aturan klasik ego : hutang malu bayar malu, hutang nyawa bayar nyawa.
Banyak negara makmur yang masih melaksanakannya karena banyak hal, antara lain sifat feodal raja yang waktu itu berkuasa hingga di wariskan secara turun temurun oleh generasinya seperti di China, sekalipun agama mereka mayoritas menganut Confusiusme yang welas asih. Juga ada negara yang masih berpegang pada kitabnya, seperti Arab masih melaksanakan hukum qishasnya, semua itu untuk menjaga ‘tradisi’ budaya mereka yang menurut mereka adalah aturan Tuhan sejati mereka.
Sementara banyak juga negara yang masih berkembang tetapi sudah berani maju dalam peradaban, sepeti Philipina yang mengahpus hukuman mati, yang tentu saja didukung semua rohaniawan kristian. Ada juga Turkey yang akan menyusul jika ingin masuk dalam klub ekonomi Eropa Union jika mau menghapus hukuman mati di negaranya dan juga mau meninggalkan budaya korupsinya yang akut. Dsb.
Lalu dimanakah kita berpijak? Kita tidak perlu ikut-ikutan ‘emosional’ tapi cukup melihat kedalam akarnya, bercermin pada sejarah leluhur sendiri, mengapa hukuman mati yang telah bangsa ini laksanakan selama ratusan tahun tidak membuat jera masyarakatnya atau pejabatnya? Bahkan kejahatan dan kriminalitas semakin kompleks dan menjadi…
*) Sedikit saya cuplikan cerita sang legenda:
Atas dasar penegakan hukum tanpa memandang siapapun maka kemudian Sang Maha Ratu Shimahawan memerintahkan untuk memotong kaki dari sang Pangeran Pati. Betapa sedih dan malunya putranya sendiri atas tindakan ibunya, maka setelah dipotong kakinya sang putra mahkota memilih untuk moksa.
Tak lama setelah perisitiwa moksanya sang putra, langit Medang Kamulyan gelap mendadak, petir menyambar-nyambar dan siuasana sangat mencekam, yang menyadarkan Ratu Shimahawan atas kekhilafan tanpa dasar kebijaksanaan atas tindakannya kepada putra kandungnya sendiri. Ratu Shimahawan segera beranjak ke Sanggar Pamujan berdoa…
Menyadari kesalahan yang diperbuat, dan atas tindakan tersebut Ratu Shimahawan dan Kerajaan Medang Kamulyan harus surut. maka Ratu Shimahawan meminta waktu untuk membereskan semua permasalahan yang harus diselesaikan…
Kemudian Ratu Shimahawan memerintahkan seluruh penghuni Kraton dan penduduk Medang Kamulyan untuk mengungsi ke Kerajaan Gilingwesi, di mana sebelum itu wahyu keprabon memang sudah oncat dari Ratu Shimahawan ke keturunan Sri Badu-Ga.
Bersamaan dengan moksa-nya beliau, meletuslah gunung Muria dan memenggal 1/3 puncaknya (jadi yang sekarang tinggal 2/3 dari ketinggian aslinya) dan menutupi bekas Kraton kediaman di Keling, hujan meteor di mana-mana dan meluapnya lautan yang segera menyurutkan Kerajaan Medang Kamulyan yang mengakibatkan sekarang Pulau Jawa terpisah dengan Pulau Karimun Jawa.
Medang Kamulyan di jaman Ratu Shimahawan inilah yang oleh peradaban barat disebut dengan peradaban Lemuria… dan bangsa itu adalah Bangsa Moor/ Atlantis… yang oleh peradaban barat dikenal dengan nama Leimooria.
*) Dari babad cerita sejarah diatas,
Hal yang patut menjadi renungan dan yang dapat kita petik pelajaran dari leluhur kita adalah bahwa seorang raja/ ratupun haruslah lengser jika tidak bisa melaksanakan amanah (atau amnesty) dengan baik, dan dia harus malu untuk itu, sehingga tongkat wasiat (kepemimpian) haruslah ia berikan kepada orang lain.
Maka siapakah di jaman ini yang akan mendapatkan wahyu keprabon dari estafet tongkat Ratu Shima sang penguasa benua/ daratan atlantis? Bangsa inikah?…
Mampu kah?…
Atau Jokowi kah? 😉 …
Salam atlantis,
Dewi
latif caso said:
Pinter2 sedoyo,Saya yakin secara genetik poro sedulur keturunan para resi tanah jawa.Rasanya sprt ketika jaman keemasan Majapahit para resi dan raja setanah jawa berkumpul bersama di pendapa mnjamin ketentraman dunia.
Replay:
Maturnuwun sengkuyungipun 😉 …
Atha said:
Indonesia berkarakter penjahat. Perampokan, penipuan data, pembunuhan, pelecehan sexual, lemahnya penegakan hukum, dsb. kepada rakyatnya sendiri. Harus ganti karakter, segera ganti nama negara.
Viranegari Nusantara !
🙂 Salam Nusantara.
Atha said:
Seperti film Minority Report. Pembunuhan dapat diketahui sebelum pembunuhan itu benar terjadi dan seseorang bisa dibunuh / dipenjara fisik sebelum membunuh. Bagaimana dengan Indonesia ? Apa harus dibunuh sebelum makin sengsarakan rakyat ? Hahaa.. tentu tidak. Ganti nama supaya tak lagi berkarakter penjahat.
Viranegari Nusantara !
Salam Nusantara 🙂
sabdadewi said:
Sugeng siang @ Mas/Mbak Atha,
Maturnuwun, selamat datang di pendopo nggih 🙂 …
Memang menarik sekali, sayapun juga sempat melihat tayangan wawancara kick andy dengan bpk Arkand di youtube tentang perubahan nama Indonesia yang sebaiknya dikembalikan lagi menjadi nama Nusantara.
Tentang ‘Minority Report’ itu sangat menarik sekali, dimana rencana jahat dapat diketahui sebelum aksi kriminal itu benar terjadi dan seseorang bisa dipenjara fisik sebelum berbuat. mungkin bisa di kupas lebih tuntas lagi…
Salam viranegari,
Dewi
js said:
Salam….
Saya pernah mendengar dari seorang bapak ditempat saya kerja …
Beliau sangat menyayangkan para pemimpin negara ini dengan kebijakan arah dan tujuan yang seakan masih jauh dari hati rakyat….
Beliau juga menerangkan dan mungkin mengingatkan bahwa negara ini sebaiknya ganti nama ….Indonesia diganti Nuswantoro atau Nusantara….kembali keasal usul
Indonesia bukan nama asli , nama itu sebutan dan pemberian dari negara Belanda ( negara penjajah )….Nuwun
sabdadewi said:
@ Pak JS, Pak Yon, Mas Joko, ABR, JDD, BB, Latif Caso, Wager, SUARA, Senyum, Jayadi, Ngwang, Nurkahuripan, Khayuning, All,
Mohon tunggu waktunya, saya akan postingkan artikel tentang nama Nusantara juga, semua bahan sudah ada, tetapi kok belum ada krenteg untuk menuliskannya, mungkin nanti bisa saya gabung dengan materi yang lainnya, jadi sekalian all in one 🙂 …
Jaya jaya wijayanti…
Salam rahayu,
Dewi
Mas Sry said:
OJO POLAH POLAH
Ada nasehat , ojo polah polah.
Pergantian nama negara
Membuka peluang perubahan dasar negara
Perubahan UUD 1945
Dan sebagainya.
Dengan realita kondisi terkini, BELAJAR LAH WASKITA
Banyak grand skenario halus sistematis yg ingin merubah dasar negara.
NKRI , UUD 1945 harga Mati
Saya harap saudara saudara jangan asal usul.
Tetap cinta adat tradisi budaya OK
Kita tutup celah perubahan UUD 1945 dan dasar negara Pancasila
Bentuk negara NKRI, WAJIB KITA JAGA
Cukup sudah sejarah mencatat perubahan kahanan Majapahit ke Demak
Sekali saja. Kalau anda anda golongan JIL
KAMI KAMI PUTRA WAYAH ibu Pertiwi siap berhadapan dgn siapapun Anda
Seberapa tinggi ilmu anda
Kami akan ada dihadapan anda
Hapus saja opini Anda itu, saudara sabda dewi
OJO POLAH POLAH
JDD said:
Indonesia bisa saja berganti nama menjadi Nusantara, tetapi perubahan itu sepertinya membutuhkan waktu yang cukup lama, mungkin 1-2 generasi lagi? 😛 …
sabdadewi said:
@ Mas Sry,
He he he… Mas Sry ini bisa saja, dengan mengganti nama bukan berarti mengganti haluan negara, Seperti njenengan yang ingin mengubah nama, tidak perlu mengganti akte seluruh keluarga kan, tapi cukup bancakan bubur merah misalnya 😉 …
Penggantian nama sebuah negara pasti dilatar belakangi oleh berbagai alasan penting, umumnya adalah alasan kemerdekaan. Tapi juga ada alasan-lain lain seperti penyempurnaan ejaan, ideologi, demografi, geografi dll.
Sebenarnya tak perlu risau dan galau, apalagi kita tidak sedang ‘mengganti’ nama negara dan bangsa ini, melainkan bagaimana jika bisa ‘mengembalikan’nya ke nama asli.
Untuk itu dialog dan diskusi tentang nama Indonesia vs Nusantara ini sekiranya juga perlu di unggah di pendopo untuk menjembatani berbagai pendapat dan harapan, filsafah dan ideologi, pro dan kontra dsb, guna menemukan titik pointnya dalam perbedaan 🙂 …
Salam nusantara,
Dewi
SUARA said:
RESPECTED
Hapus teori konflik, residunya pasti ada, inilah sumber nila setitik, devide et impera. Be carefull….
Teori guyub aja, caranya
: yg ada kita jaga, kita isi dgn nilai2 luhur dr negeri sendiri,
BENTUK RESPECT PADA GENERASI PERINTIS, PENDIRI NEGERI
Kita bangun kesadaran ” new mainstream”
:
” Negara, bangsa kita ini the real greatness community ”
Cara : harus tahu mengerti sejarah negeri sendiri ( dlm konteks positif think pd semua ceritera, krn banyak bersifat ‘ sanepan’ atau sign sign, simbol ‘. Utk itu must be clean heart, olah spiritual high level, baru ada pesan tersirat terasa, not teks book only ) mohon maaf sebelumnya.
Karya the founding father tetap kita jaga.
Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, merah putih, Garuda Pancasila.
Kalau kita pelajari kronologi penjiwaannya, kita cermati, hayati, rasakan,
Semua itu sudah mencakup puncak kulminasi semua kitab agama, atau tuntunan hidup apapun namanya.
Kita kadang terlalu banyak membaca…
The founding father negeri kita, pejuang perintis sdh ” makan, melahap ” kitab2 yg melebihi kita, dgn kwalitas yg lebih murni penjiwaanya pd kejayaan negeri, punya jiwa rasa cinta tanah air melebihi dari generasi kita. Yg sdh terjebak pd mainstream ke materiastic an. Cause tuntunan hidup yg dibawa saudagar kita ugemi.
Tuntunan hidup negeri sendiri, tuntunan ksatriya yg hidup hanya utk bangsa dan negeri sendiri wajib kita pelajari ulang.
Kita generasi yg enak sebenarnya.
Tinggal makan saripati2 , tinggal makan buah nya..
Pancasila, bhinneka tunggal Ika, etc kita tinggal jalankan un reserve.
Itu Utk pribadinya.
Utk negeri dan para pemimpin,
:
Pasal 33 UUD 1945 dijalankan 100 percent utk oleh bangsa dan negeri REPUBLIK INDONESIA.
BERES SEGALA URUSAN.
Kita punya LOGISTIC HIGH GREAT untuk membiayai semua pasal pasal berikutnya.
Dan membiayai program pemerintah. Pejabat clean rasa nasionalisme tinggi.
Utk kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia
Point ini yang harus saudara semai dan kembangkan dgn segala talenta e.t tecno , dan ketrampilan redaksional anda., panjenengan saudara kita semua yg cinta negeri ini.
Management opini utk mengelola sumber daya alam utk logistic kesejahteraan bangsa. Anda dorong dgn tulisan2 panjenengan semua di over all media dan akse sosial kita.
Bersamaan itu,
Membangun kesadaran mencintai nilai2 luhur negeri sendiri kita tegakkan bersama di back up UU dan Perda.
Pasti Segera wujud Nusantara baru, nick name
:
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
That’s mainstream, semoga kita bisa bergotong royong memancarkan semangat mulia dari untuk negeri sendiri.
Keselamatan menaungi negeri kita tercinta dan manusia manusia yang cinta pada negerinya sendiri . . . . . .
Sugeng Enjang pada SEMUANYA
sabdadewi said:
Inggih kangmas SUARA,
Sikap keras pendirian njenengan meniko kajobo ‘Chauvanist’, it`s mean right or wrong is my country.
Tapi apakah bisa karakter chavanist itu diterapkan di jaman sekarang?… where right is right, where wrong is wrong.
Mengalir saja ya kangmas, lir iline mlakune banyu, semua itu akan bermuara kepada samudra Nusantara 🙂 …
SUARA said:
SMILE BIRD
@ sederek Sabda Dewi
Maturnuwun ” stigma njenengan kagem Dalem ”
SAYA PRIBADI Jadi ingat
: way of life yang suka menstigma ke manusia yg lain dlm konotasi stigma negartif.
Dari apresiasi seseorang yang mudah men stigma negatif, sebetulnya kita tahu betul kedalaman pengetahuan se seorang itu. Kita tahu kwalifikasi kepribadiannya
Kita tahu kebersihan hati orang dari apresiasinya pada ” sesuatu”.
Untuk panjenengan ada baiknya membaca dgn tenang betul, dipelajari ulang.
Sehingga tahu karakter masing2 istilah.
Definisi
:
Welas Asih
Welas asih marang sapada pada..antar mahluk, bukan antar manusia saja
Manunggaling kawula gusti
Raja kerajaan
Ksatriya
Cinta Tanah Air
Bela negara
Nasionalisme
Merdeka
Independent country
Chauvanisme
Merdeka
Pembukaan UUD 1945 dibaca lagi
Belajar positif thinking pada semua fenomena
Hindari menstigma orang lain
Semoga kita semua punya hati yang bersih, mengabdi pada Ibu Pertiwi
Semoga kita semua mau laku, tdk hanya sekedar baca kitab kering, kertas kertas
Belajar tahu sampai eyang ke 41 sehingga kita bisa tahu betul harus bagaimana dalam hidup ini.
Semoga kita jadi manusia yg sejuk hatinya, sehingga bisa memahami setiap istilah istilah.
Semoga bumi Pertiwi tersenyum
Semoga soul leluhur bahagia
Semoga soul pejuang pejuang tanah air , jiwa tanah air bersaksi dan
menegakkan keadilannya
sabdadewi said:
Matursembahnuwun @ Suara,
Tidak ada maksut untuk menstigma negatif, saya mungkin hanya tidak pintar saja dalam berbasa-basi, supaya njenengan bisa sedikit intropkesi diri, tetapi ternyata sepertinya saya yang harus lebih intropeksi diri, untuk bisa melihat berkah dalem diri sendiri, jadi mohon di maafkan ketulusan saya 😉 …
Monggo, sampun kulo unggah artikel meniko, and you are so welcome 🙂 …
SUARA said:
BLOOD GENOTYPE
Masih ada….
:
….vs….versus
Semoga kita tercerahkan yg optimax.
He he he
Pelangi pelangi …..
Mancala putri
Budi bahasa
Halus bahasa
Wujuh lembah manahing ati
Welasihing Manunggal Kawulaning Gusti
Waskita , awas wasis ing sasmita
Sasmitaning tembung, wujud JEJERING characteristyc human.
Situasi negeri yang prihatin ini
Kearifan kita untuk ngenepno kahanan
Menghindari psikologis yg mengundang resistensi
Tanpa sadar komunitas pendapa ada 2 or 3 pribadi yg sebetulnya sdh masuk wilayah nunggal rasa ing kahanan.
Kembali semua knowledge is : kompleksitas final result laku, lampah PRIBADI
Kesadaran rasa ini memang limited edition..
Ana derajate dewe dewe
Inilah berlaku
:
” sagedto rumangsa, nanging ngjih kedah saged ngrumangsani ”
Eling paweling sawer weling lumampah
Semoga tercerahkan buat kita semua
Ing perbedaan pendapat, mlampahing nasehat
:
” Mancingo iwak ning kali ”
Kagem artikel enggal panjenengan
ngapunten Dalem mboten wantun nampi undangan panjenengan
Sugeng Dalu kagem SEMUANYA
W. Haryono said:
Para kadang ingkang kinurmat,
1. Menurut hemat saya, sebuah institusi berbentuk negara atau sebuah organisasi, hanyalah sebuah wadah yang bersifat netral dan belum mempunyai karakter tertentu.
Yang menjadikan sebuah organisasi tertentu berbeda dangan lainnya adalah isi, jiwa atau ruh yang dimasukkan kedalam wadah tersebut oleh pendiri / pembuat wadah tersebut sesuai dengan keinginan dan tujuan para pendiri, baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
Jiwa / ruh dari Indonesia tertuang dalam UUD 45 yang berazaskan Panca Sila sebagai staats fundamentaal norm, dasar falsafah negara yang harus dijadikan pedoman pemerintah yang mendapat mandat dari rakyat untuk melaksanakan roda pemerintahan.
Bahwa dalam kenyataannya sistem pemerintahan semakin rusak dan amburadul from top to bottom, itu adalah akibat dari ketidakmampuan sang kepala negara yang tidak mempunyai managerial skill dan leadership yang sangat lemah, penyimpangan dari cita2 luhur dan bijak dari our founding fathers dalam pendirian NKRI, lebih mementingkan kepentingan pribadi dan golongan tertentu, pembiaran pelanggaran kebebasan beragama atau tindakan anarkhis dan melawan hukum, atau untuk tujuan lainnya.
Penyimpangan2 itulah yang menyebabkan terkikisnya nilai2 moral dan etika bangsa Indonesia yang diajarkan leluhur kita, hilangnya jati diri bangsa Indonesia yang lemah lembut, toleran, pemaaf, welas asih.
Hilanglah budaya bangsa yang adiluhung, hilang sudah jati diri bangsa,
A NATION WHO LOOSES ITS CULTURE LOOSES ITS IDENTITY,
AND A NATION WHO LOOSES ITS IDENTITY LOOSES ITS EXISENCE AS A NATION.
Tidak mengherankan kalau Mas / Mbak Atha berpendapat kalau Indonesia berkarakter penjahat.
2. Catatan saya tentang hukuman terhadap orang yang dihukum sebelum melakukan pembunuhan :
Saya bukan sarjana hukum maupun kriminoloog, dan saya belum nonton film Minority Report, tanggapan saya ini mungkin kurang pas.
Setahu saya, seseorang tidak bisa dihukum kalau dia masih dalam tahap keinginan untuk melakukan tindakan hukum sebelum dia melakukan tindakan awal.
Kita tidak tahu apa yang ada dalam benak seseorang sebelum dia berbuat sesuatu, misalnya mengancam untuk membunuh ( ini sudah merupakan tindakan melawan hukum ), melakukan persiapan untuk melaksanakan niatnya dengan mengasah goloknya, mendatangi calon korban, dan sebagainya.
Jadi menurut saya, pikiran jahat sesorang belum merupakan tindak pidana kalau belum ada tindakan awal untuk melaksanakan niat jahatnya itu.
3. Masalah ganti nama Indonesia menjadi Nusantara adalah bagus sekali, tetapi jalan kearah itu masih panjang.
Mungkin nanti kalau rakyat Indonesia sudah makmur dan sejahtera, lebih dewasa dalam pola fikirnya dan Panca Sila sudah diresapi dan dihayati masyarakat, idea ganti nama bisa lebih diterima.
Saya setuju dengan Mas Ojo Polah Polah yang mengatakan :
“Saya harap saudara saudara jangan asal usul.
Tetap cinta adat tradisi budaya OK
Kita tutup celah perubahan UUD 1945 dan dasar negara Pancasila
Bentuk negara NKRI, WAJIB KITA JAGA
Cukup sudah sejarah mencatat perubahan kahanan Majapahit ke Demak”.
Masalah ganti nama yang masih memerlukan proses yang panjang, apakah dapat diatasi dengan cara tradisional dengan “meruwat” ?
Grup saya dulu pernah melaksanakannya dengan wayangan ruwaratan. Secara mistik ganti nama adalah adalah besar yang harus dilaksanakan oleh dalang yang mumpuni.
Salam rahayu,
Yon.
SUARA said:
RUWAT
MERAWAT
MENJAGA MENSYARATI
Olah bawa rasa hendaklah sampai nyastro jendra.
Waspada dlm awas ing sapada pada ing mayapada indonesia, it’s ok. Guyub mean.
Utk ketahanan negeri, waspada berarti preventive action, contra action.
Itulah kita harus teliti.
Saudara saudaraku, semua lelampahan Jawa..adalah proses penyatuan jiwa raga pd allam, tanah air utk konteks WELAS ASIH MARANG BUMI, TOYA ETC.
Semua puncak knowledge Jawa..menciptakan rasa cinta tanah air, dgn segala kelebihannya.
Kelebihan kelebihan itu untuk membuat jadi satriya yg sembodo.
Jadi aneh, menunjukkan belum mengerti betul yen ana manusia belajar budaya tradisi identitas Nusantara, tapi mainstream fikir nya tdk berpijak total pd tanah air sendiri.
Feodalisme diciptakan penjajah..kembali ati2 dengan pemarginalan tuntunan.
Contoh
Adigang, adigung, adiguna dikonotasikan negatif, sombong. Padahal arti sebenarnya excellent benar.
Istilah Nuswantara sebenarnya seluruh benua, pd masanya negeri kita ” eksportir knowledge” membantu benua lain dgn benih, teknik bcocok tanam, pertanian, perikanan, teknik bertatabahasa, teknik kesantunan, teknik teknologi sandang pangan papan.
Puteri petak…eropa timur
Puteri jingga…eropa barat
Puteri kuneng…asia timur, tengah
Puteri siam….dari syamsiria
Banyak knowledge tersembunyi
Bisa bila njenengan memang bertrah satriya..senapati, adpati, patih, raja raja.
Sudah lelaku Jawa sebenarnya..
Not paste paste redaksional kertas n hearing.
Must be laku, lampah.
Maaf ini perlu supaya orientasi jelas.
Kenapa sikon negeri kita seperti sekarang ?
Karena kita bangsa besar yg ngangsu pd bangsa cubluk dalam hal way of life.
Tata anatomi dari sari minerala, air, udara air Indonesia, tapi tuntunan hidupnya mengikuti tuntunan hidup negeri lain.
INILAH DASAR PERSOALAN NEGERI KITA
Kita banyak yg tdk menyadari jadi bangsa yg tdk punya kar identitas.
Karena lambang negara, pandangan hidup, simbol negara dinafikan oleh tuntunan hidup mayoritas di Indonesia.
Kita jadi bangsa yg kena walat tanah airmya sendiri.
Tanah air dinomor duakan, tdk dianggap suci lagi. Etc..
SOLUSI
Jadilah kita pandu pandu ibu Pertiwi nwgeri sendiri.
Saya kabarkan..laku kita harus satu pijakan
pijakan tuntunan hidup dari negeri sendiri.
APA PIJAKAN HIDUP KITA
simple,
Nomor satukan tanah air sendiri, tanah air kita inilah juga SUCI
Hormati leluhur, pahlawan pahlawan pejuang sendiri.
TodayN Forever..kalau kita pendidik :
Pasang lagi gambar poster Garuda Pancasila, pahlawan nasional, gunung, sungai..
Bila ada yg ngomor musyrik..sebutkan namanya…pasti cepat bertatap muka dgn Tuhannya Pasti.
Pendiri negeri kita sdh kafah, sudah katam..
PANCASILA, BHINNEKA TUNGGAL IKA, UUD 1945.
Tradisi adat budaya bangsa sendiri kita hidupkan lagi..dengan kapasitas kita masing masing.
Ini sekelumit..maaf sebelumnya. Berhati hatilah kita nyastra jendra allam negeri kita baca baik baik.
GENTURLAH LAGI
TAPA PASA BRATA LAH LAGI
SUCIKAN JIWA RAGAMU
JADILAH SATRIYA PENJAGA NEGERI DGN SOUL MU..
Semoga bangsa kita jadi bangsa cerdas dan agung.
Semoga ibu Pertiwi tersenyum ceria
Bangkitlah spul pejuang pejuang negeri, pasti sudah tahu tugas masing masing.
SELAMAT BERJUANG.
SUARA said:
RESPECTED
Hapus teori konflik, residunya pasti ada, inilah sumber nila setitik, devide et impera. Be carefull….
Teori guyub aja, caranya
: yg ada kita jaga, kita isi dgn nilai2 luhur dr negeri sendiri,
BENTUK RESPECT PADA GENERASI PERINTIS, PENDIRI NEGERI
Kita bangun kesadaran ” new mainstream”
:
” Negara, bangsa kita ini the real greatness community ”
Cara : harus tahu mengerti sejarah negeri sendiri ( dlm konteks positif think pd semua ceritera, krn banyak bersifat ‘ sanepan’ atau sign sign, simbol ‘. Utk itu must be clean heart, olah spiritual high level, baru ada pesan tersirat terasa, not teks book only ) mohon maaf sebelumnya.
Karya the founding father tetap kita jaga.
Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, merah putih, Garuda Pancasila.
Kalau kita pelajari kronologi penjiwaannya, kita cermati, hayati, rasakan,
Semua itu sudah mencakup puncak kulminasi semua kitab agama, atau tuntunan hidup apapun namanya.
Kita kadang terlalu banyak membaca…
The founding father negeri kita, pejuang perintis sdh ” makan, melahap ” kitab2 yg melebihi kita, dgn kwalitas yg lebih murni penjiwaanya pd kejayaan negeri, punya jiwa rasa cinta tanah air melebihi dari generasi kita. Yg sdh terjebak pd mainstream ke materiastic an. Cause tuntunan hidup yg dibawa saudagar kita ugemi.
Tuntunan hidup negeri sendiri, tuntunan ksatriya yg hidup hanya utk bangsa dan negeri sendiri wajib kita pelajari ulang.
Kita generasi yg enak sebenarnya.
Tinggal makan saripati2 , tinggal makan buah nya..
Pancasila, bhinneka tunggal Ika, etc kita tinggal jalankan un reserve.
Itu Utk pribadinya.
UNTUK NEGARA DAN PARA PEMIMPIN NASIONAL
:
Pasal 33 UUD 1945 dijalankan 100 percent utk oleh bangsa dan negeri REPUBLIK INDONESIA.
BERES SEGALA URUSAN.
Kita punya LOGISTIC HIGH GREAT untuk membiayai semua pasal pasal berikutnya.
Dan membiayai program pemerintah. Pejabat clean rasa nasionalisme tinggi.
Utk kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia
Point ini yang harus saudara semai dan kembangkan dgn segala talenta e.t tecno , dan ketrampilan redaksional anda., panjenengan saudara kita semua yg cinta negeri ini.
Management opini utk mengelola sumber daya alam utk logistic kesejahteraan bangsa. Anda dorong dgn tulisan2 panjenengan semua di over all media dan akse sosial kita.
Bersamaan itu,
Membangun kesadaran mencintai nilai2 luhur negeri sendiri kita tegakkan bersama di back up UU dan Perda.
Pasti Segera wujud Nusantara baru, nick name
:
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
That’s mainstream, semoga kita bisa bergotong royong memancarkan semangat mulia dari untuk negeri sendiri.
Keselamatan menaungi negeri kita tercinta dan manusia manusia yang cinta pada negerinya sendiri . . . . . .
Sugeng Enjang pada SEMUANYA
JDD said:
Selamat siang semuanya…
Kalau ada satu2nya negara di dunia ini yang tidak memiliki hari kemerdekaan adalah Perancis. Tetapi mereka merayakan hari ‘Nasional’ mereka setiap tgl 14 juli, pada tgl itu tepatnya pada th 1789 adalah hari revolusi perancis.
Dibawah kepemimpinan Raja Louis XVI yang terkenal dengan doktrinnya yang absolut= L`etat, c`est moi, ‘Saya adalah negara’. Pada saat itu terjadi masa2 kekelaman Perancis dimana kekacauan ekonomi, agama dan budayanya, lalu disusul kekacauan sosial bangsanya, putus asa sudah tidak mau dikibuli oleh kebijakan raja/ pemerintahannya yang feodal yang tak pernah berpihak pada rakyat, akhirnya mereka memberontak meluber turun ke jalan, dan pada saat itulah lahirlah hari bersejarah, sebagai hari Nasional mereka, sekalipun mereka tidak memiliki hari kemerdekaan.
Okeylah, lain Perancis lain pula Indonesia.
Indonesia mungkin merdeka pada tgl 17 agustus tahun 45, tapi sejak kapan Nusantara mempunyai titik momentum revolusi renaissance (kebangkatan) nya??… Gerakan Renaissance Jawa seharusnya juga memiliki andil yang significant dalam perubahan nama Nusantara.
Tentang kemungkinan yang akan terjadi huru hara bisa di minimalisir, terlebih jaman sekarang banyak rakyat yang sudah cerdas dan kritis, plus ditambah teknologi dan peranan berbagai media. kalau bisa dengan cara damai kenapa tidak, seperti penggalangan petisi atau penandatanganan.
Jika dimasa lalu kita belum bisa mengembalikan kejayaan leluhur, maka sekaranglah saat yang tepat untuk momentum itu, lha mau kapan lagi? Mau di undur-undur lagi? Negara lain sudah bergerak maju kok kita berjalan seperti undur-undur 🙂
SUARA said:
………………. ELINGO NGGER …………….
Jadi ingat nasehat di desa
:
” nyebut ngger nyebut ngger ”
” lihatlah ayang ayangmu ngger ”
” iso’ o ngrumangsani ngger ”
” kacang ojo ninggal lanjaran ngger ”
” urip sak dermo nglakoni ”
” nrimaa ing pandum ngger ”
” eling o ngger ”
……,…….. ” NYEBUT NGGER “………..
JDD said:
yang jelas jika ada yang bertanya:
apa?!!…. Nusantara punya nama?… kapan Nusantara merdeka??…
pada saatnya nanti, akan ada hari Nusantara.
kenapa tidak, so what gitcu lho 😀 …
hi me said:
apa?!!…. Nusantara punya nama?… kapan Nusantara merdeka??…
pada saatnya nanti, akan ada hari Nusantara.
kenapa tidak, so what gitcu lho 😀 …
————————————————————————————————
Semoga saja Negeri ini menjadi besar kembali , besar dalam arti bukan besar wilayah saja tapi besar dalam arti hidup sebenarnya…
Salam bahagia Mbakyu Dewi , berusaha tegar dengan kepala memandang lurus kedepan meskipun hidup Njenengan penuh onak dan duri , banyak liku yang menyedihkan saya selalu berdoa agar Mbak Yu Dewi selalu tabah daan kuat…..
hi me said:
Di jaman sekarang , di negeri Indonesia ,masih adakah yang tersisa yang bisa dibanggakan
Di Negeri ini yang namanya Indonesia sudah banyak terjadi hal hal yang tidak pantas , telah dipertontonkan oleh para mereka yang sudah disumpah berkewajiban ngemong , memelihara , mendidik dll , mereka sebagai pemimpin , sebagai Ibu atau bapak dari rakyat….
SUARA said:
Keep smile
Setiap kata adalah doa
Doa pd diri pribadi dan allam semesta
Pagi nan indah sekali
Mentari bersiul dan bernyanyi
Hati tenang jiwa bernyanyi
Duhai Indonesia mari berseri
Pemimpin negeri tegakkan janji
Rakyat optimis menapak hari
Bumi Pertiwi berseri seri
Samodera menari
Hutan gunungpun berdehem di hati
Duhai indahnya hidup ini
Mari berdoa utk negeri
GEMAH RIPAH LOH JINAWI
KERTA TENTREM BERNYANYI UTK NEGERI
INDONESIA BERJAYA KEMBALI
……………….. ” Smile Bird “. ………………….
afrika said:
Belajarlah sampai ke negri Afrika,
Pada suku di Afrika ini,
ketika seseorang
melakukan sesuatu yang
tak senonoh, mereka
membawa orang ybs. ke
balai desa di mana
seluruh suku datang dan
mengelilingi mereka.
Selama dua hari, mereka
akan mengatakan
kepada orang tsb. semua
hal baik yang telah ia
lakukan.
Suku tsb. percaya bahwa
setiap manusia datang
ke dunia ini sebagai baik.
Masing-masing dari kita
hanya menginginkan
keselamatan, cinta,
kedamaian dan
kebahagiaan.
Tapi kadang-kadang dalam
mengejar semua itu
orang membuat
kesalahan. Masyarakat
melihat kesalahan-kesalahan sebagai
sebuah teriakan minta tolong.
Mereka bersatu kemudian
mengangkatnya, agar
berhubungan kembali
dengan alamnya yg
sebenarnya, untuk
mengingatkan siapa
dia sebenarnya, sampai
ia sepenuhnya ingat
kebenaran yang telah
terputus sementara:
“Saya baik.”
Shikoba Nabajyotisaikia!
NABAJYOTISAIKIA,
merupakan pujian yang
digunakan di Afrika
Selatan dan berarti:
“..Saya menghormati
Anda, saya menghargai
Anda. Anda penting bagi
saya”
Sebagai tanggapan,
orang mengatakan shikoba, yaitu: “Jadi, aku ada untukmu”
~repost Robert J Scott’s
SUARA said:
A
In here
” anda is earth, we earth, sky, river, etc n Me ”
:
Is one all in one…
Learn in here
:
” ototku kawat, belungku wesi ”
ManunggAl kawulaning gusti, nyawiji, siji, one, A, 1
Putra puteri Indonesia must be KNOW, KNOWN
:
bumi is me, kalau tambang besi, logam..di eksplorasi terus.
Sama saja melolosi tulang bumi , otot bumi
Ngapunten, ngapunten belajarlah dr negeri sendiri.
Over all in HERE.
Saat kita menulis, sama saja bicara, medianya saja berbeda
Menulis :
” belajarlah dari… Dari sana …titik2 ”
Ibu pertiwi MENDENGARMU
Leluhur kita mendengar.
INILAH PENYEBAB BANGSA KITA JADI BUIH2 di lautan saat kemarin2
” ati2 yen ngendikan “
sabdadewi said:
@ Dear Afrika,
Maturnuwun khabar beritanya, senang sekali mendengar bahwa saudara kita yang ada di belahan bumi Afrika masih memiliki welas asih dan saling peduli kepada sesamanya walau berada di antara kesulitan hidup yang menghimpit mereka, mulai dari kekurangan gizi di Etiopia, konflik etnis di Rwanda, banyak pemimpinnya yang korup dan diktaktor, hingga isu penerapan hukum syariah yang akan menjadi komoditi di berbagai daerah di benua hitam tsb.
Semoga kisah Shikoba bisa memberikan isnpirasi dan membuka mata kita, bahwa kekelaman dunia bisa di atasi dengan hati dan jiwa yang jernih jika kita mau 🙂 …
Salam kasih,
Dewi
senyum said:
Tak ada akar rotanpun jadi, tak ada ikan jinak ikan pemangsapun jadi…
Mari memancing ikan di lautan, hilangkan dulu buih buih kotoran telor ikan pemangsa dan lokalisir sang ikan pemangsanya, agar lautan bening dan tak tercemar banyaknya ikan pemangsa, semoga esok kita dapat kembali tenang memancing ikan jinak kembali… sebagai santapan bersama keluarga di meja perjamuan makan.. 🙂
senyum said:
Marilah kita segera bersih bersih kawasan kotornya, segera tangkap ikan pemangsa dulu agar nelayan tenang dalam mencari nafkahnya mendapatkan ikan yang jinak… spt bandeng, kakap, pari, dll agar rakyat ini tak kekurangan gizi kekurangan protein ikan dan minyak ikannya dapat membantu otak manusia mengolah daya pikirnya dengan baik dan benar tanpa terganggu sedikit[un masalah di otak… kekurangan minyak ikan manusia akan mudah sekali terkena sindrom alzheimer atau yang gampang terkena sindroma demensia… penyakit lupa… diri… 🙂
senyum said:
Dengan bersihnya lingkungan, diharapkan nelayan akan bersuka ria, melaut dengan tenang aman dan damai… dengan hasil tangkapan yang memadai untuk memberikan penghasilan cukup pada keluarganya… di sisi lain juga para pembeli ikan dapat mendapat manfaatnya dengan makan ikan laut dari hasil tangkapan nelayan itu… hingga rakyat dengan kecukupan gizi dan minyak ikan itu, rakyat indonesia akan banyak yang menjadi sehat dan cerdas dalam berpikir dalam belajar dan bekerja….. 🙂
kaca said:
contoh cara penanganan ikan pemangsa adalah ditangkar di dalam akuarium kaca raksasa selain untuk wisata juga untuk edukasi
kaca said:
Ikan yang bersahabat dengan sesamanya dan juga lingkungannya spt dengan manusia atau sesama makhluk hidup lain akan tetap bebas merdeka berenang riang gembira di samudra lepas, begitulah kejadian di samudra ini, semoga penangkaran ikan itu hanyalah sebatas untuk ikan pemangsa saja bukan untuk manusia karena manusia masih ada hati nurani, masa ditangkar? kasihanlah
SUARA said:
MERASA BERTUHAN DAN MERASA BERNURANI
Semogalah manusia bertemu Tuhannya
Supaya tdk merasa lebih mulia dibanding mahluk lainnya
Karena manusia adalah serangga dunia bila blm tahu tuhannya
Siapa dia ?
Manusia yg masih merasa lebih mulia di banding mahluk lainnya
Manusia yg merasa hanya manusia saja yg bernurani
Itulah tanda2 manusia yg benar2 belum mengenal TUHANNYA
Selamat pagi buat semuanya
Semogalah terbuka hati kita semua
SUARA said:
JAVA JAYAMAHE
Nenek moyangku orang pelaut….
:
Ship tech………………didarat sampurna limas simtris sipil tech
Navigasi tech………. Teman angkasa
Brave heart ………… Ksatriya
Olah rasa tech ……. Yakin bumi bulat
Yakin tech ………….. Kesempurnaan knowledge
Sugeng Dalu
Candra ceria tunjukkan eloknya
Lembut sejuk cerianya malam
Gemilanglah jiwa ksatriya
Menyatu rasa dgn ALLAM semesta
Baru tahu manusia adalah serangga dunia
Kecuali manusianya tahu siapa sebenarnya TuhanNYA
” Keep smile cool n wise “
senyum said:
Sugeng siyang sedulur sedoyo,
Duh teringat lagu koesplus plus ini menyemarakkan suasana hati yang lagi gundah gulana… hmmm menjadi semangat lagi.. 🙂
senyum said:
Sugeng siyang sedulur sadayana..
semrangat yuuk.. marie.. 😉
sabdadewi said:
Kebencian tidak akan pernah berakhir
Apabila dibalas dengan kebencian
Kebencian hanya akan berakhir
Apabila dibalas dengan cinta kasih
(Dhammapada 5)
Selamat Hari Raya Waisak
Lokha Samastha Sukhino Bhavantu
Semoga semua makhluk berbahagia
Rahayu 3x 🙂 ….
JDD said:
Lepaskanlah yang sudah berlalu,
Maka hatimu akan damai.
Menderita karena melekat
Bahagia karena melepas 🙂
kaca said:
kaca, dapat diartikan sebagai kaca cermin, membalikkan bayangan apapun yang tampak itu akan kembali pada tempat semula pada sang penglihatnya.
SUARA said:
Kaca rasa
MERASA
He he he sugeng enjang kaca
Kaca gampang menjadi puzle
Hati hati dgn cahaya, suara amplitudo highlevel, hati hati dgn yg sdh menyatu dgn kwarsa
He he he
Masih nas, masih antar manusia
Slulup maneh ngger
Ojo jumawa yen isih merasa saja
Salam dari pasir kwarsa
Kutunggu pantulannya
Jiwa raga roh sukma rasaku siap menerimanya
He he he
Keep smile