Pamuji rahayu,
Mantan presiden Prof Dr Ing BJ Habibie mendapat penghargaan Roosseno Award IV yang diberikan oleh Biro Oktroi Roosseno (BOR). Penghargaan diberikan atas dasar dedikasi Bapak BJ Habibie sebagai pelopor aeronautika di Indonesia.
Penyerahan Award ini diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT Biro Oktroi Roosseno ke 63 dan peringatan hari kelahiran Prof. Roosseno (2 Agustus), dilaksanakan pada : Hari Sabtu, 23 Agustus 2014, pukul 16.00 WIB, bertempat di Auditorium Oktroi Plaza, Jl. Kemang Utara Raya no. 1, Jakarta Selatan.
Bangga dan bahagia rasanya bisa melihat acara anggun itu, Saya berterima kasih sekali diajak Pak Bambang Hidayat, seorang teman yang saya kenal di mailist ‘Sekar Jagad’, Beliau adalah sesepuh guru besar astronomi dari ITB dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), juga salah seorang anggota tim penggagas dan penilai untuk penyerahan penghargaan ini kepada Pak Habibie.
Bagi saya pribadi ini adalah suatu keberuntungan dan kehormatan. Keberuntungan karena saya berkesempatan menghadiri acaranya secara langsung, dan suatu kehormatan karena acara ini dihadiri oleh para pakar keilmuwan yang namanya sering saya jumpai di halaman utama berbagai surat khabar atau media massa 🙂 …
Saya di tengah, berkebaya biru tosca, Pak Bambang Hidayat disebelah kiri, berjas hitam
Biro Oktroi Roosseno adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perlindungan hukum untuk hak kekayaan intelektual. Roosseno dikenal sebagai ‘Bapak beton bertulang Indonesia’, dan pernah tiga kali dipercaya menjabat menteri pada tahun 1950-an.
Tujuan utama penghargaan BOR (Biro Oktroi Roosseno) adalah untuk :
Menghargai tokoh Indonesia yang member inspirasi kepada bangsa Indonesia dan dunia internasional atas semangatnya membangun ilmu pengetahuan, teknologi, penemuan dan paten.
Direktur Biro Oktroi Roosseno Prof Dr Toeti Heraty Noerhadi Roosseno mengatakan, kali ini sepakat hanya memberikan penghargaan tunggal yakni kepada BJ Habibie.
Menurut Ibu Toety, beberapa alasan juri memilih Habibie didasari penilaian intelektualitasnya yang terucap dalam pidato dan wawasan politik, kecepatan menanggapi masalah sosial-ekonomi, terkait dengan ilmu maju aeronautika, kreatif, dibimbing oleh jiwa kepemimpinan dan kepakaran kehidupan keluarga yang serasi.
Anggota juri yang sekaligus merupakan tim penggagas Award tersebut adalah :
Prof. Dr. Franz Magnis Suseno
Prof. Dr. Mardjono Siswosuwarno
Prof. Dr. Toety Noerhadi Roosseno
Prof. Dr. Bambang Hidayat
Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro
Para juri juga menilai, Habibie adalah penggerak teknologi di Indonesia yang fenomenal disegani karena bobot keilmuwannya dan bisa bersaing dengan negara lain.
”Orientasi Indonesia memang belum pro teknologi karena menjual bahan mentah lebih mudah. Peran Habibie mengejar kemajuan dengan industri strategis. Kebijakan hi-tech mampu meningkatkan daya saing dan meningkatkan jati diri bangsa”.
Pilihan pada pengembangan industri dirgantara di Indonesia selama ini dianggap sebagai pilihan strategis untuk meningkatkan daya saing. ”Sayangnya, ketika masa euforia reformasi, industri strategis itu didiskreditkan” ujar Ibu Toety.
Pak Habibie menerima trophi penghargaan yang diserahkan oleh Ibu Toety
Juri lainnya, Professor Bapak Franz Magnis- Suseno mengemukakan pidato pemberian penghargaan untuk Pak Habibie dari segi falsafat bernegara dan humanisme.
“Pak Habibie yang saya cintai, Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang saya hormati. Adalah kehormatan besar bagi saya bahwa saya diizinkan memberi sekedar kesaksian pada kesempatan peyerahan Roosseno Award 2014 kepada Prof. Dr. Ing. H. Bacharudin Jusuf Habibie”.
Pak Franz Magnis Suseno mengatakan, Habibie sudah menerima banyak penghargaan dari berbagai belahan dunia. ”Sebetulnya award baru ini sedikit ketinggalan zaman, tetapi Roosseno Award kali ini tepat dan bagus. Barangkali bukan untuk Habibie, melainkan untuk bangsa Indonesia”.
Menurut Pak Franz, bangsa Indonesia perlu diingatkan lagi dengan kekuatannya sendiri bisa mencapai prestasi cemerlang tanpa menjual diri atau menjalankan KKN. Di bidang kedirgantaraan diakui memang masih ada ironi.
”Saat anak bangsa mampu membuat pesawat sendiri, industri penerbangan nasional kita justru memilih membeli pesawat dari luar. Seharusnya, maskapai Garuda Indonesia sekarang menerbangkan pesawat buatan sendiri daripada menerbangkan 35 pesawat ATR 72 buatan luar”.
Prestasi Habibie, lanjut Pak Franz, tak hanya di bidang kedirgantaraan. Ia mampu mengemban amanat presiden ketiga. ”Beliau mengantarkan Indonesia jadi negara demokratis, meletakkan dasar-dasar demokrasi sejati Indonesia, dan beliau jadi presiden saat situasi tak menguntungkan”.
Pak Habibie menerima piagam penghargaan ‘BOR’
Pak Franz menyampaikan testimoninya atas keberanian Pak Habibie mengadakan referendum untuk rakyat Timor Timur, negara Indonesia dibentuk oleh rakyat yang melepaskan diri dari penjajahan Belanda, berbeda dengan Timor Timur yang dijajah Portugis.
“Kita boleh berefleksi. Barangkali penolakan pidato pertanggung jawaban MPR tidak dapat dihindari. Negara mana yang akan mau menerima bahwa suatu wilayah yang selama hampir 24 tahun menurut ideologi resmi dianggap bagian tanah tumpah darah, dimana banyak darah dan tenaga prajurit jujur Indonesia tertumpahkan, diizinkan untuk dilepaskan? Tetapi saya anggap keberanian Presiden Habibie untuk menyobek tabir-tabir tipu diri, untuk menghadap realitas Timor Timur dan untuk menawarkan kepada rakyat Timor Timur untuk menyatakan kehendak mereka merupakan bukti kenegarawanannya. Habibie mengembalikan kejujuran kepada bangsa Indonesia, bangsa yang dalam kalimat pertama undang-undang dasarnya mengakui bahwa ‘Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa’ “.
Di penghujung pidatonya, tak lupa Pak Franz juga menyampaikan sambutan yang hangat dan harapannya yang sangat manis :
“Ibu-ibu, Bapak-bapak, adalah kegembiraan bagi saya boleh mengucapkan beberapa kata pada kesempatan Pak Habibie menerima Roosseno Award. Dari lubuk hati saya ucapkan selamat kepada pak habibie dan berdoa agar Beliau masih lama diberi kekuatan batin, kejernihan berpikir dan kesehatan untuk meneruskan apa yang sekarang menjadi panggilan utamanya, yaitu Menjadi seorang guru bangsa”.
Photo ‘selfie’ disela mendengarkan orasi Pak Habibie
Dalam kesempatan ini, Bapak Professor BJ Habibie menyampaikan orasi, Beliau mengatakan, Roosseno adalah salah satu idola anak muda waktu itu yang ingin jadi ilmuwan.
”Roosseno mendirikan biro enam tahun setelah kemerdekaan. Inisiatif Roosseno untuk mendirikan Biro Oktroi yang bergerak di bidang paten menggarisbawahi Roosseno sebagai pelopor pada produktivitas daya saing sumber daya manusia yang tidak hanya mengandalkan sumber daya alam”.
Oleh karena itu, Pak Habibie merasa terhormat menerima Roosseno Award.
Di akhir acara para tamu undangan dipersilahkan bersalaman untuk mengucapkan selamat kepada Professor Habibie, satu persatu maju kedepan sambil diiringi gendhing gamelan Jawa hidup 🙂 …
Bersalaman dengan Pak Habibie dalam suasana yang mesra, untuk mengucapkan selamat kepada guru bangsa
***
senyum said:
Maaf ingin memberikan pendapat.
Wuih mantap sekali, dan pantaslah BJ Habibie mendapatkan penghargaan.
Sosok Habibie adalah Technopreneur dan juga technokrat sejati. Beliau sebagai pemrakarsa era kedirgantaraan di Indonesia. Beliau gigih memperjuangkan dan berupaya menciptakan karya fenomenal berupa karya pesawat terbang dimana harga satu pesawat itu sama dengan ribuan mobil harganya, sangat malu bagi beliau bila Indonesia hanya “pintar” jadi makelar saja dan malas berkreasi, kreasi kok itu itu saja.
Haree gene kok pakai makelar?
Salam
Replay:
Great, no more makelar apalagi mak comblang …
senyum said:
Leres mbakyu… bukan jamannya lagi hanya makelaran saja.. namun mesti berani berkreasi membuat produk unggulan…
salam
sabdadewi said:
@ kang Senyum,
Inggih satuhu kalean njenengan, semoga bangsa ini bisa berintropeksi diri dan lekas tanggap dari keterpurukannya 🙂 …
Ketika Garuda sampai hati membeli pesawat buatan luar memang membuat kita terhenyak dan prihatin, namun ketika kita mencoba memahami, maka apa yang dilakukan management Garuda sudah tepat mengingat penerbangan mereka membutuhkan lisensi/ certificate, tanpa itu Garuda tidak mungkin bisa menerbangkan pesawat untuk tujuan komersil di seluruh penjuru dunia.
Semoga pemerintah dan para ilmuwan aeronautika segera menemukan solusi strategi yang jitu dalam mengejar kemajuan bangsa 🙂 …
Salam senyum,
Dewi
W. Haryono said:
Bu Dewi ingkang kinurmat,
Very good reportage.
Re : quote of Romo Magnis’ words :
“Saat anak bangsa mampu membuat pesawat sendiri, industri penerbangan nasional kita justru memilih membeli pesawat dari luar. Seharusnya, maskapai Garuda Indonesia sekarang menerbangkan pesawat buatan sendiri daripada menerbangkan 35 pesawat ATR 72 buatan luar”,
in my Memoire about Fokker Aircraft, my explanation is :
IPTN / PTDI cannot make any aircraft and be utilized for civil aviation for international flights, without certification from Federal Aviation Administration from USA ! Example : N 235 because it is not certified by FAA, but CN 235 can be used for commercial flights because it uses the certification of Cassa / Spain.
Replay :
it`s so brilliant, can`t wait to read your memoire 🙂 …
sabdadewi said:
@ Suhu Haryono,
Maturnuwun, nembeh kulo tampi memoirenya, two thumb up 🙂 …
Disitu dikatakan :
Seandainya joint venture antara PTDI dan Fokker dapat direalisasikan, bukan saja perekonomian Indonesia akan terdongkrak dengan tumbuhnya industri pendukung terutama di bidang hi-tech, Indonesia tidak saja dapat bangkit kembali dengan cepat dari keterpuruan krisis ekonomi, tetapi martabat bangsa dan negara juga akan terangkat sejajar dengan negara-negara maju dan dapat ikut berperan aktif dalam industri antariksa.
Sayang sekali kesempatan emas telah terlewatkan, andai saja waktu itu presiden ibu Megawati tidak terlalu sibuk dengan kampanye pilpresnya dan juga pak Habibie berkenan ‘menerima’ masukan dan nasehat dari njenengan yang disampaikan lewat menteri BUMN, maka tidak saja Garuda yang akan membeli, tetapi perusahaan-perusahaan penerbangan luar juga bisa memesan pesawat produksi dalam negri 🙂 …
Salam antariksa,
Dewi
js said:
Salam rahayu dan damai JDD…
Waaah , salut dan kaget ketika ada foto JDD bersalaman dengan Bapak Habibie….
sabdadewi said:
@ Pak JS,
Whe lha, nama JDD kok selalu yang di sebut-sebut 😉 … he he he…
Maturnuwun, inggih kulo surprised saget saliman kale sosok guru bangsa, Pak Habibie, photo meniko memori langkung endah.
Sayangnya saya tidak sempat mengambil photo bersama Pak Franz Magnis Suseno, padahal pertama kali Beliau datang ke tempat acara langsung duduk disebelah saya, penampilannya sangat sederhana dan bersahaja, orangnya cukup familiar dan bersahabat, Pak Franz tanpa canggung menyapa saya ” Aduh, disini dingin sekali ya?”… disapa begitu saya yang sedari tadi terkesima dengan beliau hanya bisa tersenyum sambil berkata “iya…” ^_^…
(waktu itu ruangannya memang sangat dingin karena ber-AC).
Kapan-kapan gantian saya yang ingin berjabat tangan dan berphoto dengan pak JS nggih 🙂 …
Salam rahayu,
Dewi
latif caso said:
Wow! Joss ,Jane jenengan hebat! jenengan dekat dgn org2 pemerintahan,di sini byk org yg memiliki org SDM tinggi,Harta yg berharga bg kami adlh Ilmu pengetahuan.utk memperoleh ilmu pengetahuan di lakukn penginderaan,penelitian,percobaan butuh dana yg besar,Jane jenengan saget mempercepat kemajuan bangsa ini seandainya bs menghubungkn dan melobi org2 ini utk mengembangkn ilmu pengetahuan,trs terang dsni punya SDM tinggi melangkah terasa berat tp hrs gmn lg, gk olh njagakno! Menggantungkn diri,bekerja dan berusaha keras wlo dlm kesendirian.
sabdadewi said:
Sugeng siang @ Pak Latif Caso,
Maturnuwun attensinya, Biro Oktroi Roosseno ini juga suatu surprised buat saya, waduh mimpi apa saya semalam, ada teman yang ngajak saya ke acara ini di Jakarta 🙂 …
Singkat sekali waktunya, perjalanan ke jakarta saja 4 jam, acaranya hanya berlangsung 2,5 jam, trus balik lagi dan besoknya saya harus terbang lagi untuk pulang.
Sayang sekali memang saya nggak sempat berbincang dengan para tamu undangan padahal yang disebelah meja saya itu ada pak Adi Sasono mantan menteri koperasi, juga di belakangnya ada pak Muladi mantan menteri kehakiman dsb, serta banyak ilmuwan juga yang saya tidak tahu namanya tapi sering saya lihat di berbagai media massa.
Tapi kalau dikatakan ‘dekat’ ya enggak, ya hanya bisa ‘melihat’ dari jarak dekat saja… he he he… diajak dan dikenalkan saja saya sudah senang. Tentu saja ini suatu hal yang baru bagi ‘sabdadewi’ dan saya tulis saja di blog, dan teman saya sudah memperkenalkan blog sabdadewi ke sekretaris Biro Oktroi Roosseno untuk di sampaikan kepada ibu Toety Roosseno. Suatu kebanggaan dan kehormatan jika blog kecil ini bisa dibaca oleh kommuniti mereka dan segala lapisan.
Oh ya, njenengan kalau ada yang mau di sharingkan, komentarkan saja, siapa tahu ada yang tertarik dengan idea/ proyek njenengan… disini banyak yang ngintip lho 😉 …
Salam manis,
Dewi
wage rahardjo said:
Duh, cantiknya pakai kebaya.
Guru besar bangsa berjabat tangan dengan guru besar Pendopo Sekar Mayang. Cocoklah.
sabdadewi said:
@ Wage Rahardjo,
Makasih mbah… he he he… simbah bisa aja ^_^ …
Senang sekali pendopo mendapat kunjungan dari simbah juga, seorang guru besar padhepokan spiritual abal-abal 😉 …
Salam sekar,
Dewi
sabdadewi said:
Happy sunday kagem @ Kang Senyum, Pak Yon, Pak JS, Pak Latif, Mbah Wage, All,
Maturnuwun apresiasi lan sambutannya untuk penghargaan Biro Oktroi Roosseno dalam menghargai kreatifitas dan dedikasi anak negri. Semoga bisa menginspirasikan serta selalu mengingatkan pada kita bahwa bangsa kita sebenarnya sangat kuat dan punya potensi yang tiada duanya, baik potensi SDM maupun SDA nya.
Juga pada pak Bambang Hidayat yang telah mengajak saya melihat acara yang anggun itu dengan harapan agar saya bisa ‘merenangi’ samudera kehidupan yang lebih baik–juga dalam dunia tulis menulis.
Sekali lagi terima kasih atas perhatiannya agar saya bisa ‘mencicipi’ kolam pengetahuan dan soceity intelektual, yang semua itu telah memberi nuansa pengalaman baru bagi saya 🙂 …
Salam rahayu,
Dewi
latif caso said:
Mboten wonten progam 0po,saya sedang mempelajari kekawin nirartha prakreta kebetulan sama dgn perjalanan spiritual saya ternyata lebih canggih dr fisika modern,tabel periodik unsur2 atom modern,skrg saya tau mngp Majapahit bgtu besar di jaman keemasannya krn adanya seseorang yg sangat luar biasa mpu Prapanca penggubah kekawin negara kertagama dan nirartha prakreta,jd Majapahit pd saat itu emg layak jd pemimpin dunia,hanya krn kebodohan dan kecerobohan dtglah bencana,saya mempelajari terjemahan nirartha prakreta guna mnghadapi permasalahan manusia di msa yg akn dtg krisis energi dan sampah dan polusi bs menyebabkn kiamat manusia itu sendiri