Patembayan Jawadipa

Sarwa Hayu ❤

Patembayan Jawadipa didirikan pada tanggal 01 Januari 2021 saat ini memiliki 600 anggota atau yang disebut murid (Cantrik) yang tersebar di berbagai kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, serta beberapa di daerah luar Jawa dan Bali.

Di Patêmbayan Jawadīpa kita akan belajar segala hal terkait kearifan leluhur Jawa sebelum masuknya pengaruh Hindhu, Buddha, Islam dan Kristen. Belajar mulai dari perhitungan hari baik dan buruk, tentang ragam sesajian asli Jawa, tentang berbagai macam mel (istilah Jawa untuk mantra) aji-aji Jawa dan banyak hal. Pendek kata, di sini kita bisa belajar segala pengetahuan terkait kearifan leluhur Jawa yang pakem dan kita akan melestarikannya. Terutama sekali belajar tentang spiritualitas asli Jawa yang cair dan bisa dijalankan bersamaan dengan keyakinan semua agama.

Continue reading

Mengkaji Budaya 1000 Sesajen Dan Dupa

Pamuji Rahayu ❤ ,

Para sedherek, pasca kejadian aksi penendangan Sajen atau Sesaji yang dilakukan oleh seseorang di wilayah yang terdampak erupsi Gunung Semeru – Lumajang, tak ayal aksi viral ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, terutama para pelaku Budaya.

Dikutip dari link Portal Indonesia dan Prokota, Merekapun serempak melakukakn aksi solidaritas dengan menggelar acara Ngaji 1000 Sajen dan Dupa, dimana acara ini dihadiri oleh para pegiat dan pelaku Budaya, Tokoh masyarakat dari berbagai daerah dan lintas agama, bertempat di depan Balaikota Malang pada 22-01-2022.

Continue reading

Peterson Menezes Guru Pencak Silat Dari Brasil

Pamuji rahayu ❤

Sedherek Sedaya, Pada tema “Diaspora Indonesia” kali ini, ada sosok yang sangat menarik, Peterson Menezes, seorang guru Pencak Silat dari Brasil.

Peterson Menezes yang asli berasal dari Brasil ini mulai menekuni ilmu Beladiri sejak usia remaja, selain menggemari pencak silat, Ia juga sangat mengagumi Budaya Indonesia, itu terlihat dari penampilan cara berbusananya, seperti: Batik, Sarung, Peci, dll, hingga koleksi Batu Akik serta Keris dan berbagai Senjata khas Nusantara yang Ia miliki.

https://silat.net/pencak-silat-in-brazil/

Continue reading

Kisah Wayang Corona

SALYA GUGUR

(Serangan makhluk tak terlihat)

Nun, di arena Kurusetra (perang Bharatayuda) tampak ribuan manusia menggelepar. Mereka serempak batuk-batuk sambil memegang dada yang panas & kepala yang tiba-tiba menjadi pusing, lalu ambruk di tanah. Mati..!!

Prabu Salya tersenyum menyaksikan kejadian yang mengerikan itu. Tujuannya adalah menunggu lawan seimbang yang akan dimajukan oleh pihak Pandawa. Pun, ajian pamungkasnya itu dikeluarkan semata-mata untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Dia tahu bahwa ajian Candhabirawa miliknya itu tentu ada yang bisa menangkalnya, namun dia tak tahu siapa yang dapat menanggulanginya.

Di seberang lautan manusia yang sedang berperang itu, dengan pandangan batinnya yang tajam, Kresna menyaksikan betapa mengerikan ajian Candrabirawa yang semakin lama terus membelah diri dari satu menjadi dua, empat, delapan, enambelas hingga ratusan ribu kelipatannya dalam menjangkiti semua orang.

Continue reading

Bersatu Melawan Pagebluk Corona

Logika mengalahkan Kepanikan.
Pengetahuan mengalahkan Ketakutan.

Bersatu melawan pagebluk Corona bersama Drh. Moh Indro Cahyono
Peneliti virus & praktisi penanganan wabah penyakit

https://www.facebook.com/moh.i.cahyono?epa=SEARCH_BOX

Kepanikan yang terjadi akibat Covid-19 terus terjadi. Pembelian masker secara berlebih juga jadi effect dari kepanikan ini.

Wartawan Warta Kota, Vini Rizki Amelia (Bangka Pos /Tribunnetwork) berkesempatan mewawancari seorang drh Muhammad Indro Cahyono, yang sudah 20 tahun meneliti dan mengamati virus virus di dunia.

Saat ini ia bekerja di salah satu laboratorium swasta di kawasan Bandung, Jawa Barat. Harapannya, penjelasan ini dapat membuak kita paham dan kemudian siap menghadapi corona.

Berikut laporannya yang ditulis dalam bentuk tanya jawab : Continue reading

Resep Antibodi Ala Nusantara

Pamuji rahayu ❤ ,

Para sedherek, bagaimana dan apa yang bisa kita lakukan di saat kita berada dalam situasi musim Pagebluk (Pandemi) ? Misal seperti Pandemi baru ‘Corona’ yang saat ini sedang melanda dunia?…

https://www.alodokter.com/virus-corona

Selain penjelasan dari Dokter di atas, Berikut beberapa Kearifan Lokal berupa ‘Usada’ dan ‘Spiritual’ warisan Leluhur yang bisa kita aplikasikan (Gunakan). Tidak lupa selalu berpikir positif, optimis, menjaga kebersihan dan makan makanan yang bergizi serta minum Vitamin, Kembang, Air Suwuk 😀 …

Catatan: Resep Usada Warisan ini juga berlaku untuk Pagebluk lainnya, di mana Virus atau Kuman atau Bakteri tidak dapat di matikan atau di musnahkan, Dia hidup dan ada di sekitar kita. Maka di harapkan Kitalah yang seharusnya bisa menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan fit, serta mempertebal imun kita, dengan begitu jika ada ‘Penyakit’ yang masuk maka otomatis akan tertolak oleh tubuh kita sendiri secara alami.

Kembang Di Kum

Oleh : Tjahja Tribinuka

Saya mengamati beberapa ritual yang dilakukan orang-orang Jawa, merendam bunga Mawar (Merah & Putih), Melati, Kenanga, Kanthil di air matang, lalu dimantrai dengan Puja Bhakti kepada Tuhan. Setelah selesai air rendaman tersebut diminum. itu dilaksanakan setiap ritual rutin sehari-hari.

Bunga mawar mengandung antioksidan, mengandung vitamin, rendamannya dapat meningkatkan kekebalan tubuh jika diminum. Orang Jawa sudah berupaya menghindari terinveksi virus sejak dulu. bagi orang Jawa virus itu namanya ‘Sawan’

Semoga tetap bersemangat melestarikan adat, tradisi, sejarah, budaya dan spiritualitas Nusantara,,, Semoga damai selalu,,, Rahayu Mulyaning Jagat… Continue reading

Witing Klapa, Tembang Saloka Yang Memiliki Makna Sejarah Tanah Jawa

Gendhing Witing Klapa

Saking Ringgit: Ki Sugino Siswocarito

Witing klapa jawata ing ngarcapadha
Salugune wong wanita
Dasar nyata kula sampun njajah praja
Ing Ngayogya – Surakarta

Sekar kawis, cinawis sekar melati
Dasar manis merak ati
Aduh Gusti sun rewangi pati geni
Pitung dina, pitung bengi

Artinya:

Witing klapa, jawata ing ngarcapadha
Sesunguhnyalah seorang perempuan
(yang sangat menawan)
Memang benar saya sudah menjelajahi negara
Negeri Yogyakarta dan Surakarta
(namun tidak juga bertemu dengan wanita semenawan dia)

Sekar kawis, cinawis sekar melati
Dasar manis, menarik hati
Aduh Gusti, saya rela tidak makan tidak minum
Selama tujuh hari, tujuh malam Continue reading

Sigra Milir, Kisah Jaka Tingkir Dan Buaya

SIGRA MILIR

(Megatruh)

Sigra milir sang gèthèk sinangga bajul
Kawan dasa kang njagèni
Ing ngarsa miwah ing pungkur
Tanapi ing kanan kéring
Kang gèthèk lampahe alon

Artinya :

Mengalirlah segera sang rakit didorong buaya
Empat puluh penjaganya
Di depan juga di belakang
Tak lupa di kanan kiri
Sang rakit pun berjalan pelan

Continue reading

Witing Trisna Jalaran Saka Kulina

Witing Trisna Jalaran Saka Kulina

a. Arti yang tersurat:

Tumbuhnya cinta karena biasa bergaul, wit-wiwit = pohon; trisna = cinta, kasih; witing trisna = pohon cinta, mulai, asal cinta; jalaran = sebab, karena; saka = dari; kulina = biasa bergaul.

b. Arti yang tersirat:

Mula2 di antara seorang pria dan wanita yang bergaul, satu dengan lainnya tidak terdapat perasaan saling mencintai, tetapi lama kelamaan karena biasa bergaul, timbullah rasa saling mencintai. Halmana juga berlaku pada seseorang yang mendiami tempat baru. Pada awalnya dia tidak mencintai tempatnya baru itu, namun karena akhirnya terbiasa maka dia mencintai tempatnya yang baru itu.

c. Nilai yang terkandung:

Ungkapan ini mempunyai nilai pendidikan yang positif bagi orang yang tidak mempunyai perasaan cinta kepada sesuatu yang baru saja dimilikinya. Misalnya suami, isteri, pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya.

d. Latar belakang sejarah/falsafah:

Manusia tidak mungkin dapat mencintai sesuatu yang sama sekali tidak dikenalnya. Bagi seseorang yang tidak mengenal keadaan merupakan kehampaan atau kosong. kalau sesuatu sudah dikenalnya, maka akan menimbulkan reaksi yang positif maupun negatif. Kalau hal itu sudah dikenalnya dan ternyata menguntungkan atau sesuai dengan kepentingannya, maka orang menjadi cinta kepadanya. Continue reading

Sing Momong Masa Trimaa

Sing Momong Masa Trimaa

a. Arti yang tersurat:

Yang mengasuh mustahil (mau) menerima.

sing = yang; momong = mengasuh; masa = mustahil, tak akan; trima = menerima, merasa puas; masa trima = mustahil mau menerima, mustahil merasa puas, tak merasa puas.

b. Arti yang tersirat:

Yang kuasa (Tuhan) niscaya tak akan merasa puas. Tuhan niscaya tak mau menerima sikap serta tindakan buruk yang dilakukan oleh seseorang terhadap diri saya.

c. Nilai yang terkandung:

Ungkapan ini mengandung nilai pengendalian nafsu marah, nilai penggalangan sikap sabar. Menerima perlakuan yang buruk terhadap dirinya, hendaknya jangan membalas dengan tindakan buruk, melainkan harus bersikap benar. Ungkapan ini sangat baik untuk mencegah sikap dan keinginan untuk membalas dendam terhadap tindakan buruk orang kain terhadap diri seseorang.

d. Latar belakang sejarah/falsafah: Continue reading