1) LAMBANG-LAMBANG PANCASILA.

Pancasila, dasar falsafah Negara Republik Indonesia, tergambarkan dalam perisai lambang Garuda Pancasila sebagai berikut :

BINTANG :

Melambangkan sila ke

1 : Ketuhanan yang maha esa

RANTAI :

Melambangkan sila ke

2 : Kemanusiaan yang adil dan beradap

POHON BERINGIN :

Melambangkan sila ke

3 : Persatuan Indonesia

KEPALA BANTENG :

Melambangkan sila ke

4 : Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan

PADI dan KAPAS :

Melambangkan sila ke

5 : Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

images (13)

2) LETAK LAMBANG-LAMBANG PANCASILA YANG AGAK JANGGAL.

Letak lambang sila kesatu yaitu ‘Ketuhanan yang maha esa’ adalah di tengah perisai yang sudah tepat karena merupakan sila yang paling utama.

Bila kita perhatikan lebih lanjut, letak lambang2 Pancasila terlihat agak janggal untuk sila2 kedua sampai kelima, yaitu mulai dari kanan bawah dan berputar melawan arah jarum jam.

4       ⇒      3

⇑               ⇓

5       ⇐      2

Biasanya bila kita ingin menggambarkan sesuatu dalam sebuah lingkaran, kita akan melakukannya sesuai arah jarum jam.

Saya bertanya pada diri sendiri, apakah ‘kejanggalan’ itu mempunyai makna tertentu atau message tertentu, yang tersembunyi ?

3) MAKNA ATAU PESAN TERSEMBUNYI.

Seandainya kita mulai dari kiri atas, berputar mengikuti arah jarum jam, maka urutannya adalah sebagai berikut :

2       ⇒     3

⇑              ⇓

5      ⇐      4

Apakah urutan / sequence tersebut mengandung makna atau pesan yang tersembunyi ?

Kemungkinan sekali, lambang2 tersebut menggambarkan tahapan perkembangan Negara Indonesia sebagai berikut:

images (12)

1. TAHAP KEMERDEKAAN INDONESIA.

PERIODE SUKARNO.

Tahap kesatu :

Tahap Kemerdekaan Indonesia diawali dengan Proklamasi Kemerdekaan oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17-8-1945.

Sebagai Negara yang baru memerdekakan diri, perlu perjuangan di forum internasional agar existensi Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat dari Sabang sampai Merauke, diakui oleh dunia inernasional.

Itulah yang diperjuangkan oleh Bung Karno.

Bukan hanya diakui existensinya, tetapi menjadi leader di kalangan negara2 non-blok, dengan idea2 yang cemerlang dan inisiatifnya melaksanakan Konferensi Asia – Afrika.

Tahap awal kemerdekaan Indonesia dilambangkan dengan Kepala Banteng, gambar dari Partai Nasional Indonesia / PNI yang dipimpin oleh Bung Karno !

2. TAHAP PEMBANGUNAN.

PERIODE SUHARTO.

Tahap kedua :

Suharto menyadari bahwa agar Indonesia dapat menjadi Negara besar dan kuat, pembangunan perekonomian nasional perlu mendapat prioritas.

Pada awal pemerintahannya, perekonomian Indonesia masih sangat tergantung pada import barang2 kebutuhan, dari semen dan bahan bangunan, bahan pakaian dan kebutuhan se-hari2, dan hampir semua barang2 kebutuhan lainnya. Produksi dalam negeri adalah minim sekali dan perekonomian berupa export bahan mentah dan import barang jadi.

Suharto melaksanakan pembangunan nasional secara terencana dan terarah dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun-an, pembangunan infrastruktur untuk transportasi, bendungan untuk irigasi, program Keluarga Berencana, program perekonoman pedesaan dengan KUD, PIR, Plasma, subsidi pupuk dan benih dan lainnya, dan pernah mencapai swasembada beras. Pembangunan industry juga mengalami kemajuan yang berarti dan secara nasional telah mengalami kemajuan yang signifikan.

Pembangunan awal yang dipacu dengan cepat untuk mengejar ketertinggalan, membawa serta ‘penyakit balita / kinderziekte’ di bidang management, ineffisiensi dan korupsi.

Kelemahan2 itu memang sulit untuk dihindari karena asselerasi di tahap awal pembangunan, dan kita masih perlu belajar banyak.

Periode Suharto ditandai dengan Pohon Beringin, lambang GOLKAR yang menjadi kekuatan politik

3. TAHAP KEADILAN DAN PERSATUAN.

MUNCULNYA RATU ADIL ?

Tahap ketiga:

Dilambangkan dengan rantai dalam satu rangkaian seperti gelang atau kalung.

Mata rantai ( yang kotak menggambarkan pria, dan yang bulat menggambarkan wanita ) adalah sama besarnya, yang melambangkan kesamaan hak dan kewajiban di depan hukum, equality before the law.

Rantai berbentuk gelang / kalung menggambarkan persatuan.

Dewasa ini kita mengalami kekacauan dalam sistim pemerintahan dan tatanan social, dan perekonomian nasional juga dalam kondisi yang kurang menggembirakan.

Apa bila Indonesia ingin makmur dan sejahtera, persyaratan2 utama adalah :

a. Supremasi hukum.

Pembangunan tidak dapat dilaksanakan apa bila tidak ada kepastian hukum, maraknya korupsi, hukum yang tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Dengan perkataan lain, tidak adanya keadilan.

Prabu Joyoboyo telah menggambarkan akan munculya Ratu Adil.

Banyak yang ber-tanya2, siapakah sebenarnya Ratu Adil yang diramalkan itu ?

Menurut hemat saya, Ratu Adil bukannya dalam bentuk sosok manusia, tetapi sebagai perlambang dari “Keadilan yang menjadi Ratu”, supremasi hukum !

b. Persatuan.

Pembangunan tidak dapat dilaksanakan dengan baik bila terjadi keretakan, apa lagi perpecahan bangsa. Konflik2 horizontal / vertical akan sangat menghambat pembangunan.

Kita masih berada dalam masa transisi untuk mencapai Tahap Ketiga yaitu Tahap Keadilan dan Persatuan

Prabu Joyoboyo meramalkan :

“Kalau Ratu Adil sudah muncul, Nusantara ( Indonesia ) makmur”.

4. TAHAP KEMAKMURAN.

Tahap ke 4 yaitu Tahap Kemakmuran dilambangkan dengan Padi dan Kapas, sandang pangan yang Mudah2an Indonesia akan makmur dalam kurun waktu yang tidak lama lagi.

images (11)

Demikianlah sekadar lamunan kami tentang hidden message yang tersembunyi dalam lambang Garuda Pancasila.

Semoga Indonesia dapat segera keluar dari kondisi yang sangat memprihatinkan di mana tata kehidupan berbangsa dan bernegara, tata kehidupan social telah kehilangan nilai etika dan moral, dan hampir separo masyarakat masih berada di bawah garis kemiskinan.

Jakarta, 12 Agustus 2011

W. Haryono

***

Biodata:

Nama     : W. Haryono ( Yon )
Alamat   : Jl. Rembiga Blok N-2, Kemayoran, Jakarta 10720
Tempat/ tgl lahir : Semarang, 12 Agustus 1938
Email      : w.haryono@yahoo.com
Hp         : +62 811 96 1236
Profesi   : Airport Consultant / pensiun dari PT Angkasa Pura II

***