Kagem poro pinisepuh, para sahabat dan semuanya, mungkin topik yang saya sajikan ini sudahlah bukan hal baru lagi, kita semua tahu bahwa semua mata dunia tertuju pada hasil penelitian proffesor Arysio Santos seorang ahli geology dari Brazil, yang menyatakan bahwa misteri peradaban surga Atlantis yang di paparkan oleh Plato adalah Indonesia.
Saya tertarik menjadikannya bahan diskusi, karena adanya seorang putra bangsa Indonesia sendiri yang mengkritisi penemuan ini, adalah Bapak Harry Truman Simanjuntak dari Pusat Arkeologi Nasional yang menyatakan… “Sayang sekali, kita sebenarnya menginginkan piramida dan atlantis itu ada di negeri ini,Tapi kenyataannya tidak ada bukti arkeologi, sehingga kita juga tidak ingin mengada-ada.”
Menurut beliau, Santos menggunakan kajian geologi, paleogeografi, dan paleoiklim yang sangat terbatas, tidak menggunakan kajian arkeologi. Bahkan Santos belum pernah berkunjung ke Indonesia. Inilah diantaranya yang menyebabkan banyak kerancuan dalam pendapat Santos soal lokasi atlantis yang hilang itu.
Dalam menanggapi pendapat adanya peradaban atlantis (12.000 tahun lalu) dan piramida (4.000 tahun lalu) di Nusantara, Simanjuntak memberikan dua alasan penolakannya:
Pertama, kerangka waktu kemunculan peradaban keduanya bertentangan dengan bukti-bukti arkeologi. Bahwa kurun waktu 12.000–2.000 tahun lalu belum ada peradaban di Nusantara ini, yang ada baru kehidupan berburu dan meramu.
Kedua, Nusantara tidak mengenal bentuk piramida, namun nenek moyang kita membangun punden berundak untuk sarana menghormat roh leluhur. Budaya megalitik sendiri baru berkembang sekitar awal Masehi dan terus berlanjut hingga jauh ke zaman sejarah.
Sedangkan Bapak Arysio Nunes Dos Santos memiliki opininya tersendiri…
Selain pemaparan di atas, beliau juga melengkapinya dengan buku terbitan terbarunya: “Atlantis The Lost Continents Finally Found”… di mana buku ini sewaktu ditanyakan ke ‘Amazon.com’ hanya dalam seminggu langsung habis tidak bersisa. Bukunya ini terlink ke 400 buah sites di Internet, dan websitenya sendiri menurut Santos selama ini telah dikunjungi sebanyak 2.500.000 visitors. Ini adalah iklan gratis untuk mengenalkan Indonesia secara efektif ke dunia luar, yang tidak memerlukan dana 1 sen pun dari Pemerintah Republik Indonesia.
Secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600 tahun yang lalu itu adalah di Indonesia. Selama ini, benua yang diceritakan Plato 2.500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai hukuman dari yang Kuasa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa, dan upaya penelusuran terus pula dilakukan guna menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.
Prof. Santos mengatakan bahwa dia sudah meneliti kemungkinan lokasi Atlantis selama 29 tahun terakhir ini. Ilmu yang digunakan Santos dalam menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi, Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Comparative Mythology.
Pencarian dilakukan di Samudera Atlantik, Laut Tengah, Karibia, sampai ke kutub Utara. Pencarian ini sama sekali tidak ada hasilnya, sehingga sebagian orang beranggapan bahwa yang diceritakan Plato itu hanyalah negeri dongeng semata. Profesor Santos yang ahli Fisika Nuklir ini menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di tempat yang salah. Lokasi yang benar secara menyakinkan adalah Indonesia.
Plato pernah menulis tentang Atlantis pada masa dimana Yunani masih menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat ini belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia menceritakan sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut ?…
Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga.
Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dari sekarang. Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah Indonesia yang memang terletak di katulistiwa. Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan bagian dari ‘Ring of Fire’.
Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau dan ‘sebuah gunung lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam kaitannya dengan kisah-kisah mytologi adalah Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani.
Masih menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka. Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan bukan di tempat lain. Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama. Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas.
Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu. Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene, di mana Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya. Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!). Ketika bencana yang diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika.
Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di lembah Indus. Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia, Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara. Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka. Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan, Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam tersebut.
Sementara suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia. Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution. Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik. Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia.
Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain. Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.
Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia. Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan dengan lokasi alternative lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’.
Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan mampu membantu mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di dasar laut di Indonesia.
Jika memang semua itu benar, Sebagai warga Nusantara tentu kita semua bangga dengan penemuan ini, Apapun yang di ungkapkan para ahli dan para ilmuwan, kita semua berharap bahwa forum ini ilmiah berbeda dengan forum politik. Politik kadang menemui deadlock karena unsur kepentingan pribadi, namun ilmiah itu bersifat netral, Asal kita bisa berpikiran terbuka, apapun perbedaan pendapat itu akan ada jalan keluarnya.
Dan kalau masih ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang sama sekali tidak meyakinkan untuk dapat dikatakan sebagai nenek moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka sangat penting bagi kita untuk selalu bersikap positive, berpikiran terbuka dan tetap eling lan waspada, bahwa ini adalah suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari ribuan tahun.
Rahayu Sagung Pratitah Dumadi…
Wage said:
Nih anak makananya apa sih? Sudah montok, pintar lagi. wakakakkkk
Maaf, komentar rada ngawur, yang penting mejeng di kursi paling depan dulu. :mrgreen:.
Replay :
Makasih atas sanjungannya mbah, rahasianya supaya bisa montok pengetahuannya: banyak makan angin (jalan2), makan asam garam kehidupan (pengalaman), juga makan buku (kutu buku/ banyak baca buku-koran-majalah dsb), Wah ternyata saya rakus ya mbah? 😀 …
He he he… bercanda kok mbah, pinter apa sih mbah?… wong semua menunya udah tersedia di perpustakaan eyang gugel, tinggal saya rangkum, terus saya edit, lalu saya kasih opini 🙂 …
sabdadewi said:
@ Mbah Wage,
Sugeng rawuh mbah, Maturnuwun sanget telah menjadi pengunjung yang pertama, semoga mbah betah tersesat di sini 🙂 …
Salam sayang,
Dewi
Paman Dalbo said:
Ikutan mejeng mbah…managn aora mangan ngumpul…
sabdadewi said:
@ Paman Dalbo,
Thanks, mangan ora mangan sing penting ngumpul, bungah atau susah selalu bersama… what a beautiful javanese wisdom 🙂 ….
Salam beautiful,
Dewi
roroayu said:
.setelah baca postingan di blog jdi pengen belajar tentang ilmu kejawen..
sabdadewi said:
@ Roro Ayu,
Maturnuwun dan selamat datang di blog ya mbak Roro, untuk itu kita bisa bersama-sama belajar nguri-uri (melestarikan) serta menggali jejak peninggalan bangsa atlantis di nusantara ini, di antaranya adalah ‘Kejawen’… ia lahir dari peradaban budaya atlantis juga 🙂 …
Salam nusantara,
Dewi
Benere Dewe said:
@roroayu
setelah baca postingan di blog jdi pengen belajar tentang ilmu kejawen..
emangnya roroayu bukan orang jawa?
BB said:
Wkwkwkwkwk….. kurang satu. yaitu Makan Orang ( ngomel kalo pendapatnya ditentang )
maya .... said:
met siang mas BB……
Ngomel klo pendapatnya ditentang tu namanya mkn orang ??
kira2 siapa ya yg mau di makan ?
ajijagad said:
nwun sewu badhe nderek ngenger nudi kaweruh…
sabdadewi said:
@ Ajijagad,
Monggo pinarak pak Ajijagad ingkang kinasih, maturnuwun sampun kerso anjangsana ten pendopo, monggo di sekecak`aken menu, hidangan, topik lan artikelipun ingkang sederhana niki, mugi sedanten saget ndadosaken andum tali asih lan kaweruh marang sesami 🙂 …
Salam rahayu,
Dewi
udan bledeg said:
sebetulnya atlantis yaNG DIMAKSUD SANTOS adanya di perairan banten… kalau tidaK percaya silahkan nyelam di perairan banten….
Replay:
Dari banten ke sunda terus ke seluruh perairan nusantara, biar panjang, lebar dan komplit :mrgreen:…
Bala(ne)dewa said:
JDMBSU – Jengdewimurniberkembenkansutraungu (-:
Tadi saya tanyakan masalah Atlantis ini pada seorang kenalan yg mengajar di satu PT di Yogya.[ Dia punya titel MA dibidang Arkeologi dan PhD (Anthropologi)] Menurut kenalan saya ini Atlantis …MUNGKIN ada, tapi BELUM diketemukan.(huruf besar saya). Seperti Troy dalam buku Iliad (Homer) – ada duel terkenal antara Achilles dan Hector- dulunya cuma ada dalam cerita Homer, tapi sekarang ada bukti2 keberadaannya.
sabdadewi said:
@ Bala(ne)dewa,
Terima kasih, ngomongin Achilles dan Hector, jadi ingat film perang Troya yang di bintangi aktor amerika kangmas Brat Pitt dan aktris jerman nimas Diane Kruger. Kisah perang ini sangat melegenda, pakde Homer memang sangat jenius meramu cerita sastra ini, seperti halnya paman Vyaisa Dwaipayana yang meramu cerita sastra tentang perang Brathayuda :).
salam carita,
Dewi
Wisnu Tiang Jawi said:
Wah klo memang benar,,patut di banggakan ya, sayang skrg masih berselimut mistery, mudah2han sedikit demi sedikit akan segera terkuak kebenarannya…bravo buat artikelnya!!:)
sabdadewi said:
@ Wisnu Tiang Jawi,
Maturnuwun, Bravo kepada siapa saja penemu daratan Atlantis!… semoga pemerintah RI lekas tanggap dan sigap, mengingat bapak Santos juga sangat berjasa telah mempromosikan Indonesia ke seluruh pelosok dunia, misal mendatangkan beliau ke Nusantara langsung 🙂 …
Salam Atlantis,
Dewi
tomyarjunanto said:
..kesia-siaan..
Semua adalah kesia-siaan, seperti usaha menjaring angin kata Pengkotbah di Alkitab 😀
Ya semua adalah sia-sia tatkala hidup kita menjadi ’pemburu’ &’ yang diburu’
Kita tercerabut dari akar kehidupan kita, tak mengenali lagi siapa diri kita
Kita hanyalah produk ’manusia unggul’, ’manusia ulung’ yang dibentuk dari cetakan yang presisi ”zero tolerance”
Yang hanya dilihat sebagai fungsi, sebagai alat, bukan sebagai diri kita.
Yang tak sesuai dengan cetakan adalah ’barang reject’, terkutuk yang hanya akan berakhir sebagai limbah
Sungguh hidup yang tak layak dijalani
Kita adalah manusia MERDEKA
Roaring like a tiger
Soaring like an eagle
Howling like a storm
Hidup bersifat bisa diselami
Kita harus punya keyakinan bahwa akan selalu ada penunjuk jalan
Tiap langkahmu, tiap situasi, mencerminkan batinmu, & karenanya memiliki nilai spiritual
Yang harus dilakukan adalah berada disana
Mendengarkan dengan hati
Menanggapi dengan kebijaksanaan & keahlian 😉
& hidup akan menjadi sebuah proses menulis puisi 💡
sabdadewi said:
@ Tomyarjunanto,
Sastra haruslah tetap dibabar
Maka yang terjadi biarlah terjadi sebagai tanda keagungan
Keadilan adalah seruan akan sebuah harapan
Sebab dunia adalah ladang, tempat menabur benih dan menuai hasil
Maka siapa yang menabur dialah yang akan menuainya…
Maturnuwun sanget kangmas ingkang kinasih, Terima kasih selalu atas semangat dan dukungannya :)…
Salam sastra,
Dewi
Yohanes Hardi said:
Wilujeng Rahayu,
Tiada yang sia sia
Bila mau mengerti dan memahami yang ada
Apa yang ada pastilah penuh makna
karena adanya memang telah membawanya.
Pangapunten Den Ayu Dewi,
Nderek bingah ugi nderek manghayu bagyo wonten padepokanipun.
sabdadewi said:
Kagem bapak Yohanes Hardi matursembah nuwun, sampun kerso anjangsana ugi nderek bingah ing pendoponipun, mugi sedanten karahayon bagyo nir sambikolo :)…
Salam karahayon,
Dewi
tomyarjunanto said:
piye kabare Mas… suwe ora ketemu..
ayo kapan kumpul-kumpul maneh “membabar dhamma” karo para dhammamitta
MAHATMA said:
hmmmmm…..numpang ndeprok mbakyu……:)
sabdadewi said:
@ MAHATMA,
Maturnuwun, monggo mlebet mriki lho, di sekacak`aken nggih 🙂 …
salam rahayu,
Dewi
Baok said:
salam hormat buat semua,
NUMPANG NAMPANG
semoga ktuleran PINTER
sabdadewi said:
@ Akang Baok,
Selalu smangat, semoga akang betah nampang terus, haturnuhun :)…
salam tetap semangat,
dewi
poetoe djordjo said:
salam super…
kang Mahatma numpang ndeprok..kang Baok numpang nampang
saya numpang absen dibawah kang Baok nak yo slamet..:)
smokeGa JDD selalu semangART sampe tujuan…
sabdadewi said:
@ poetoe djordjo,
Maturnuwun semangartnya, salam super juga buat dimas Poetoe, this earth without art is just like ‘e h’ :wink:… xixixixi…
ghozi cat tembok said:
nyimak nyai…. luar biasa aku sendiri gak pernah berfikr nusantara adalah nenek moyang …. hehehehe aku sher di fbku
sabdadewi said:
@ Ghozy Cat Tembok,
Maturnuwun mas Ghozy, saya yakin banyak masyarakat kita yang juga tidak tahu dengan penemuan ini, monggo saget di share kan kepada semua teman-teman :)…
Salam rahayu,
Dewi
Ki Sondong Mandali said:
Hiruk pikuk Atlantis membuat skelompok ilmuwan Indo masa kini dongkol. Belum lama ini sy dapat info adanya ceramah budaya pakar Nuklir Lingkungan dari BATAN yang menyatakan budaya & peradaban Padi (sawa) adalah impor dari Lembah Gangga. Maka akibat tatanilai impor menjadikan Indonesia rentan pangan dan tidak maju dlm ilmu pengetahuan dan teknologi.
Wacana yang menarik cuma kok ngawur itu si ahli Nuklir Lingkungan Hasrul Thaib. Kalau benar asal usul budaya Padi (Sawah) dari Lembah Gangga maka di lembah itu pasti ada peninggalan lumpang/lesung dan alu atau yg bernilai sakral berupa lingga-yoni sebagaimana di Jawa. Terbyata banyak ‘ilmuwan’ Indonesia yang sulIt untuk berdaulat secara spirituil. Wong menyatakan sebuah sistim peradaban asli Indonesia/Jawa saja tak mampu. Lha piye wong jerohan batinnya terlanjur mersa ‘salah’ terlahir/tercipta di ‘tanah kafir’.
Mohon direnungkan.
Replay : Saya yakin kita semua juga tidak habis pikir dengan penemuan BATAN yang notebenenya seharusnya lebih canggih, atau memang karena sudah sulitnya mereka berdaulat secara spiritual? 😦 …
sabdadewi said:
@ Ki Sondong Mandali,
Maturnuwun, ternyata di dunia ini selain bapak Santos, bapak Totok juga telah sangat gigih dan fokus menguri-uri budaya bangsa ini… two thumb up for you… Bravo!
Semoga segala perbedaan dapat menemukan titik temunya dan faktanya dapat terkuak dengan penemuan-penemuan selanjutnya.
Salam rahayu,
Dewi
Pingback: Bunga Rampai : Gerakan Renassance Jawa, Pluralisme Pemimpin, Peradaban Atlantis « Jakarta 45
¥hredaya said:
Kebanggaan
Saya merasa bangga atas tulisan ‘atlantis’ ini yg mungkin karena suatu hal yg sulit dinalar, karena terkadang kebanggaan memerlukan alasan yg bisa masuk diranah ‘akal’ publik untuk diakui.
Seperti halnya akal nabi mengenai si’kambing’ dalam versi “ngidul ada” di arab hehehehe… seperti si kera putih untuk maruti dan mencukil puncak mahameru di atala..dan banyak lagi yg lain.
DiBali ada istilah sekala dan niskala kedua nya adalah waktu pada dimensi yg berbeda.. Sekala yg bisa dilihat dan diraba sifatnya fisik/wujud nyata.. sedangkan Niskala yg tak dapat di lihat dan diraba bersifat methafisic atau transenden seperti cinta, kebahagiaan,
Selanjutnya mohon dilanjutkan…
@dewi
dengan keterbatasan kata saya ucapkan lagi atas kebanggaan yg niskala ini padamu…
Dari Giri Toh Langkir
oOo
Replay: Terima kasih dear, you`re awalys being so sweet to me and I`m thankfull kiriman doa niskalanya… Btw, njenengan dapat salam dari Mbah Po JS 🙂 …
sabdadewi said:
@ ¥hredaya,
Nggih maturnuwun sanget apresiasinya, Mitos tentang benua Atlantis memang sangat menarik sekali terutama bagi para penjelajah dan peneliti (ilmuwan) ataupun para pakar dari berbagai bidang. Di mana misteri peradaban Atlantis bermula dari seorang filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus. Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara. Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam dan ilmu/ teknologi dll,
Dan benua Atlantis yang digambarkan oleh Plato adalah suatu dunia tropis, yang punya banyak hutan, sungai, dan pohon buah-buahan. tapi kemudian Atlantis hilang akibat letusan gunung berapi secara bersamaan meletus yang pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene).
Konotasi Atlantis tidak harus mengacu kepada Samudera Atlantik. Tetapi berdasarkan lingkungan kesejarahan dan geografis, para ahli akhirnya berkonsentrasi mencari Atlantis di sekitar Laut Tengah, antara Libia dan Turki yang dikenal sebagai Asia pada waktu itu, Namun tidak ada bukti arkeologis yang mengukuhkan pendapat ini. Hingga akhirnya Bapak Santos berargumen bahwa Atlantis adalah Indonesia.
Salam rahayu,
Dewi
¥hredaya said:
Oh ya, salam kopi tubruk buat mb@h JS.
Sepertinya beliau juga nyalami saya di sabdalangit yg belum sempat dibalas.
@dewi, wawasan yg luas selalu memberi peringatan how small we are as apart of unlimited thing in this world.
Salam pintar.
oOo
andree vincentius said:
ndherek tepang mbakyu….
menurut sy kebudayaan atlantis bisa saja ada, masalahnya semua bukti objek faktual… sebagai contoh ada sebuah misteri disebuah relief Candi Penataran/Palah – blitar-jatim… yg menggambarkan adanya prajurit berpakaian maya/inca dgln latar belakang pohon kaktus .. pertanyaannya candi yg dibuat skitar 1000M itu apakah bangsa indonesia saat itu sudah punya jalinan/hubungan luar negeri sejauh itu dmana maya/inca diwilayah meksiko dan amerika latin.. coba ada lihat di gambar mbah gugle blog PSP…
sabdadewi said:
@ Andree Vincentius,
Terima kasih informasinya mas Andre, candi palah telah ada sejak kerajaan Kediri sampai era kerajaan Majapahit. dibangun pada tahun 1194 oleh Raja Çrnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa yang memerintah kerajaan Kediri antara tahun 1190 – 1200.
*Apakah bangsa nusantara pada saat itu sudah memiliki hubungan ‘diplomatik’ dengan luar negri?
Kemungkinan besar iya dan memang tak dapat di ragukan lagi, tak terkecuali dengan bangsa suku maya, bahkan jauh sebelumnya, nusantara adalah bangsa pelaut yang cerdas, tidak saja mampu membuat kapal, tapi juga menguasai ilmu perbintangan dsb, sehingaa para leluhur kita sering berkelana keliling dunia, selain untuk klangenan/ berpariwisata juga untuk berdagang serta mengadakan hubungan persahabatan dengan bangsa-bangsa lainnya.
Di saat bangsa-bangsa lain di dunia masih membuat kerajinan gerabah, bangsa kita mampu membuat kerajinan dari metrium baja dan emas serta mengekspornya, selain itu kita juga pemasok aroma terapy untuk para raja dan bangsawan dunia, bahan parfum seperti kayu cendana dan kayu menyan juga berasal dari negri tropis. juga jangan lupa, konon cerita kapal nabi nuh yang karam 4800 th lalu, setelah di teliti, ternyata bahannya berasal dari kayu beriklim tropis/ nusantara.
Salam atlantis :),
Dewi
andree vincentius said:
trm kasih mbakyu informasinya.. tp kebanyakan sejarah disandarkan pd kajian arkeologi dan antropologi makanya nusantara ini br dikenal sejarah nya br abad 400M krn kajian arkeologi tertua adlh prasasti yg dikeluarkan Mulawarman raja Kutai.. atau mungkin blom ditemukan yg lebih tua… seperti Salaka Nagara di Ujung Kulon yg ceritanya sudah ada sejak 30M…
sabdadewi said:
@ Andree Vincentius,
Maturnuwun, untuk saat ini prasasti yang tertua hanya itu saja yang bisa di temukan di nusantara, semoga seiring dengan perkembangan waktu, bangsa ini akan semakin cerdas baik dalam teknology maupun spiritual, lewat komitmen dan eksplorasi, maka jejak-jejak peninggalan sejarah bisa kita telusuri lebih dalam lagi dan kita akan temukan ibu peradaban dari segala bangsa itu :)…
salam rahayu,
Dewi
Tunggal Lanang said:
wah adimas Yenrekadaya>> udah ndeprok duluan disini ya,.. huahahaha.. telat marani mlayu nganti kepencut pencut….. jebul wis guneman disini… juga adimas Tomy.. huahahaha>>> apa kabar Jeng Dewi…. ( rawe rawe nyebar godong koro — wis suwe ora ketero )…
salam untuk saudaraku semua>>> asah asih asuh.
sabdadewi said:
@ Tunggal Lanang,
Sumebar godong koro kangmas… Sabar sawetoro 😉 …
Ana kidung rumeksa ing wengi
Teguh ayu luputa ing lara
Luput ing bilahi kabeh
Jim setan datan purun
Paneluhan tan ana wani
Miwah panggawe ala
Gunaning wong luput
Geni atemahan tirta
Maling adoh tan ana ngarah mring mami
Tuju guno pan sirna
* Ada lagu penjaga malam, Semoga terhindar dari penyakit, Teguh dan selamat. Semoga terhindar dari segala bencana, Jin syaitan tak berani, Tak ada guna-guna yang berani, perbuatan jahatpun tak berani. Terhindar dari guna-guna orang yang salah dan dari api serta air. Pencuri jauh tak ada yang menuju ketempat kami. Guna-guna penyebar penyakit binasalah.
Semua ada awal dan ada akhir, Siapa menanam dia memetik, Tuhan telah mengingatkan kita semua. Semoga dibalik itu semua Tuhan menyimpan sesuatu yang sangat menggembirakan…
Tetaplah bersahabat, tetaplah berbuat baik, tetaplah bersabar, tetaplah sabar sawetoro 🙂 …
Salam sayang,
Dewi
Tunggal Lanang said:
sebuah mantera di kidungkan…dalam kesunyian malam
hendaknya di pegang teguh, hingga selamat dari segala penyakit
terhindar dari segala malapetaka
dari perbuatan yang tidak kasat mata maupun kasat mata
hingga Jin maupun mahluk gaib lainnya
pun nafsu angkara murka
perbuatan yang mencelakakan orang lain,
baik dengan api amarah maupun banjir bandang
pencurian, pencuri maupun perbuatan yang merugikan
harta benda,
akan sirna dengan mantera kidung ini…
* sebuah mantera bila dikidungkan dengan rasa yang merasuk dan indah
oleh getaran rahsa yang wening, yakin,..maka akan menggetarkan alam
dan alampun akan merespon,…Sang Kanjeng Sunan Kali, menciptakan
mantera ini untuk dilaksanakan dengan faham hakekat, lalu letak bait – bait mantera nya yang mana ya Nduk.. huahahaha……, malah bingung dewe ingsun….. huahahaha…
salam asih asah asuh saudarak…
Replay:
Maturnuwun, pamuji rahayu paman, ngapunten yen kulo dereng saget cetho carito sejarahe, kulo wau nembeh hunting ten internet bab bait eyang sunan kali meniko kados kapinten lan punopo, ning dereng enten informasinipun, menawi amergi buyut google meniko riyen mboten wonten ing TKP 😉 …
Tunggal Lanang said:
u
dewi said:
@ Tunggal Lanang,
Sugeng pepanggihan malih paman 🙂 …
Lho lha kok kommentnya cuma ‘U’?…
Btw, apakah artinya U itu?… xixixixi…
Arti nyebar godhong koro… sabar sakwetoro mas…
Ini ada lagunya pak Manthous… nyammleng tenaaaan…
Cewek: Mas mas, sido opo ora mas
pijer semoyo mas, aku mengko gelo
Saben dino aku tansah ngenteni
Ojo ojo sliramu njur mbalik janji
Cowok: Dhik dhik nyebar godhong koro dhik
Sabar sakwetoro dhik, kowe cah manis
Wong kesusu akehe sing mesthi kleru
Sareh dhisik dhik, aku ra bakal mlayu
Ce : Mbang kecipir moas, kembange koro
Co : Ojo kuwatir dhik, aku ra neko neko
Ce : Neng magelang moas, jo lali jajane
Co : Jo sumelang, dijamin empu dadhose
Ce : Adhem adhem moas, kemulan sarung
Co : Wis kadhung gelem dhik, ra usah bingung bingung
Ce : Menyang pasar moas, kok ora tetuku
Co : Ati ora sabar, kepengin gage ketemu
Salam manis,
Dewi
Tunggal Lanang said:
huahahahaha>>> jian nyamleng tenan lagune Nduk….
sayang wedange durung umub , pacitane jadah bakar
jadahe durung digawe…
hauahahaha.. dadine ati rodo sumelang…
hahahahahaa…
Replay:
Jadah bakar plus kopi susu pak Geger ing alun alun Pacitan…
Nyammleng tenan, gawe rasa sumeger, ati ora bakal sumelangan…
emmm, wis ndang di teruske parikane… he he he… 😀 …
Ki Ageng Similikithi (Dr. Budiono Santoso) said:
Tulisan yang menarik. Dua milyar tahun yang lalu Nusantara masih bersatu dengan daratan Asia. tetapi waktu itu belum ada manusia Homo sapiens. Homo sapiens mulai ada di bumi sejak kira kira 100 000 tahun lalu.
Di dalam gua gua kapur di Sulawesi dan Kalimantan, ditemukan lukisan lukisan dinding, ada yang sudah berumur sampai puluhan ribu tahun 49 999.
Hipotesis Santos, perlu dibuktikan untuk menemukan sisa sisa peradaban yang merupakan peninggalan tahun 11 000 tahun sebelum Masehi. Tidak terlalu sulit jika memang ada. Hanya butuh waktu dan teknologi untuk menunjukkan adanya sisa peradaban 11 000 tahun lalu.
Sisa peradaban 40 000 thn sudah ditemukan di gua gua tadi di Kalimantan dan Sulawesi. Sisa sisa peradaban yang berumur 1000 – 1500 tahun banyak ditemukan di Jawa. Tinggal nyari yang kira kira 11 000 tahun, entah di daratan atau di dasar lautan.
Keep moving
sabdadewi said:
@ Ki Ageng Similikithi… (weleh-weleh 😉 ),
Maturnuwun, Bentuk awal seni jawa hadir diperkirakan bersamaan dengan tumbuhnya kebudayaan parasejarah, penemuan sisa-sisa artefak yang terdiri dari alat-alat kapak batu di sebuah situs dekat desa Pacitan, dalam sebuah lapisan bumi yang diperkirakan berumur 800.000 th, penghuni pulau jawa sudah memiliki suatu kebudayaan material/ artefak, biasanya selalu terkait dengan bentuk seni atau ekspresi estetik.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kehidupan sekelompok manusia sangat sederhana sekali (primitif), di samping memenuhi kebutuhan pokoknya (primer), mereka selalu mencari celah atau peluang untuk mengungkapkan dan memanfaatkan keindahan (Nooryan 2004:2).
Kebudayaan merupakan kebutuhan integratif, mencerminkan tentang keberadaan manusia nusantara sebagai makhluk berbudaya atau beradab. Itu di sebabkan oleh sifat dasar manusianya sebagai makhluk yang mempunyai pikiran, bermoral, bercita rasa seni dan dapat mengintegrasikan berbagai kebutuhan menjadi suatu sistem yang dapat di benarkan secara akal dan nurani, dan dapat di terima oleh akal pikiran beserta cita rasanya.
Salam rahayu,
Dewi
Ki Ageng Similikithi (Dr. Budiono Santoso) said:
Jeng Dewi,
Situs di Pacitan 80 000 tahun atau 800 000 tahun ? Bila 80 000 thn mungkin saja walau agak sulit dimengerti ok habitasi manusia modern di Nusantara ini paling tua adalah di gua gua kapur di Kalimantan dan Sulawesi. Mungkin bisa ditelaah kembali.
Tetapi bila 800 000 tahun mungkin artefak bukan dari manusia modern Homo sapiens. Tetapi masih masuk homo erectus spt pthaecantropus. Manusia modern atau Homo sapiens muncul kira kira baru 100 000 tahun lalu.
Mereka memang mungkin sdah mengenal alat alat dan menggunakan api. Tetapi bukan spesies manusia spt kita.
Salam damai
Budiono Santoso
sabdadewi said:
@ Ki Ageng Similikithi,
Maturnuwun, injih leres sak meniko penemuan artefak yang terkait dengan bentuk seni atau ekspresi estetik, walaupun mereka bukan homo sapiens tapi mereka adalah cikal bakal peradaban manusia asia tenggara yang sekarang ini :)…
Ada khabar yang menggembirakan, tentang Menelurusi Jejak Sejarah: Indonesia Awal Peradaban Umat Manusia ini, di mana Lama dinanti, Tim Atlantis The Lost Continent Finally Found dan Prof. Dr. Stephen Oppenheimer akhirnya menyapa publik Indonesia, penduduk yang bagi Prof. Arysio Santos dan Prof. Dr.Stephen Oppenheimer sebagai pewaris pusat peradaban dunia di masa lampau (> 20.000 tahun yang lalu).
Banyak bukti yang dibawa oleh kedua tim tersebut dalam kunjungannya ke Indonesia. Kunjungan tersebut juga sangat spesial bagi kalangan akademik Indonesia dan masyarakat umum, sehingga LIPI, Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran berupaya mengundangnya untuk hadir dalam forum resmi dan terbuka untuk mendengarkan bukti ilmiah dan argumen rasional mereka.
Adalah momen Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober 2010) yang dimaknai sebagai “Hari Kebangkitan Nasional” pula yang dipilih untuk menyelenggarakan seminar nasional dengan mengundang Prof. Dr. Stephen Oppenheimer (Oxford University, England) dan Dr. Frank Joseph Hoff (University of Washington) sebagai pembicara utama pada momen tersebut. Kehadiran mereka dibutuhkan untuk menjelaskan pada publik nusantara bahwa pusat peradaban dunia sangat mungkin terkubur ribuan meter di dasar Laut Jawa, Laut Sulawesi, Selat Malaka dan Laut Kalimantan sebagai harta karun tak ternilai yang harus dijaga oleh generasi sekarang dengan riset dan penelitian.
Omong kosong ? Tentu tidak. Karena selama ini kita tidak pernah tahu bahwa Dr. Hans Berekofen dan Dr. Rose Berekofen (tim ekspedisi & eksplorasi Prof. Arysio Santos) selama ini telah menemukan candi, laras meriam kuno, dinding teras kota dan bentuk perunggu bahkan sisa tulang dan gigi di kedalaman lebih dari 5000 meter di bawah laut. Kita selama ini juga (mungkin) tidak pernah tahu bahwa budaya bercocok tanam padi, umbi-umbian telah ditemukan oleh Masyarakat Asia Tenggara pada 9000 tahun yang lalu dan berkembang ke Cina dan Jepang serta India.
Salam rahayu,
Dewi
Ki Ageng Similikithi (Dr. Budiono Santoso) said:
Saya yakin jika berbagai tim peneliti akan berlomba lomba menemukan sisa peradaban Atlantis, entah di darat atau di laut. Seperti yang saya katakan di depan sudah ditemukan lukisan lukisan dan artefak di dalam gua gua di Sulawei dan Kalimantan, yang umurnya antara 40 000 – 60 000 tahun. Ini sangat tua ok dipercaya manusia tinggal di bumi baru 100 000 tahun. Jika diperkirakan peradaban Atlantis hanya 11 000 tahun yang lalu, cepat atau lambat pasti akan ditemukan sisa sisa peradaban tersebut. Teknologi dasar laut telah banyak ditemukan dalam dua puluh tahun terakhir. Harus bisa dimanfaatkan. Tetap harus hati hati menyimpulkannya berdasar fakta temuan. Kontroversi akan terpecahkan dalam bbro tahun mendatang saya yakin
Replay:
Ok deh Ki, maturnuwun atas spiritnya, kita harus memiliki semangat yang kuat dan kepercayaan diri yang teguh untuk mengungkap keberadaan peradaban leluhur 😀 …
Subkhan Nasution said:
Terus terang saya mnyesalkan pernyataan saudara Hari Truman Simanjuntak secara garis besar “Bahwa leluhur kita hanya membuat punden berundak bukan Piramida”. Sebagai Putera Indonesia yg mmiliki profesi tukang arkeologi, tntunya tdk pantas dia mngatakn sprti itu. Scr tdk lgsg ia tlh mrendahkn mrtbt Pradabn leluhur Bangsa sndri, yg mana Bngsa2 lain justru kgum & bngga thdp Pradaban leluhur Bngsa kita. Sdh slayaknya org smacam ini (HariTrumanSimanjuntak) di Deportasi dr Bumi Pertiwi atw dpecat dr Arkeologi
Subkhan Nasution said:
Saya jadi meragukan keilmuwan saudar sy Hari Truman Simanjuntak. Seorang arkeolog ttpi statemennya sprt seorang “Pengacara atau Pokrol”. Kalau mmg dia sbg seorang arkeolog yg sejati, dia shrsnya dpt mmberikn alasan ssuai keilmuwannya, bkn statement seperti seorang pengacara yg sngaja mncari celah/klemahn dg brbagai dalih alasan. Plato itu bukan org sembarangan, ilmuwan diakui dunia, Augustus Le Plongeon org itu sejarawan & ilmuwan, Arioso Santoz itu seorang Profesor apalagi?
Subkhan Nasution said:
Sejarah dunia, khususnya sejarah Indonesia telah diputarbalikkan oleh kaum orientalis yg dbiaya penjajah, dg dua kepentingan “Pembodohan & Pembudakan” ini yg hrs kt sadari. Termasuk kaum sejarawan kita yg jg trjebak pd pola pikir barat, sdgkn dlm hati mrk (org brt) lbh mngakui khebatn org timur. Contoh besar : Bangsa kt lbh bangga mndpt gelar dr perguruan tinggi di Barat, drpd mndpt gelar dr perguruan tinggi di Timur. Pdhl org barat sndiri ingin se x dberi gelar oleh perguruan tinggi Nusantara. Nah lo..?
Subkhan Nasution said:
Berdasarkan penemuan di Cianjur, sekali lagi sy katakan ini hanya masalah beda penyebutan saja, intinya sama. Bahwa stiap bangunan segi tiga empat sisi jika di Mesir dsebut Piramida, Nusantara Purba dsebut Paramida, nanti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi sdh tentu beda namanya. Yg satu Negara saja sdh beda2 namanya apalagi di lintas Negara. Jadi sarjono jgn kayak org tolol, jk di Jawa Tengah dsebut “Jenang”, tp di Jawa Barat dsebut “Dodol”. Di Medan ada Pajak, di Jakarta ada Pasar, di Amerika Market.
Subkhan Nasution said:
Mari kita katakan kepada Dunia bahwa : Manusia, Bangsa” dan Peradaban smua yg ada di Dunia berinduk dari satu Manusia, Bangsa dan Peradaban yaitu Nusantara Purba (Dwipantara). Candi”, Piramida dan bangunan2 lain sebagainya, semua berasal dari satu karya Bangsa Nusantara. Nabi Adam, Sis, Idris, Nuh dan keturunannya smua berasal dari Bumi PERTIWI. Alqur’an mngisahkan kaum “Ad” kata Ad mmiliki Spirit Sandi “Atlantis”. Kaum Madyan = Medan dan Negeri SABA = Samudera Bahari (Nusantara).
JDD said:
Merdeka!!!…
Subkhan.Nasution@… I like all your verve explanation :D…
hendri said:
itulah Aceh
Replay:
Aceh singkatan dari Arab, China, Europa dan Hindia :)…
Old China Man said:
Mbak Sabdadewi,
Kepulauan Nusantara adalah bagian dari peradaban Lemuria (atau Mu) yang jauh lebih tua dari Atlantis. Kalau ingin menelusuri, coba baca buku2 dari Col. James Churchward, Frank Joseph, Mark Williams etc.
sabdadewi said:
@ Old China Man,
Maturnuwun lan sugeng rawuh, Salah satu penemuan yang menakjubkan dari dasar Samudera Atlantik adalah rekaman bermil-mil kuil berpilar, patung-patung, dan jalan besar yang berliku, dengan jalan-jalan kecil bercabang keluar dari pusat seperti ruji pada roda, serta kuil dan piramid yang sangat megah. Dari kota ini menunjukkan kesamaan dengan dekripsi Plato tentang Atlantis.
Dalam perpustakaan kuno, beberapa pete tua menunjukkan Atlantis dan laut penghubungnya telah ditemukan. Pulau yang diketahui sebagai ibu kota dari negara pada benua yang menyebar dari Afrika Utara dan Eropa menuju Florida dengan iklim tropis pada pantai barat dan selatan, serta iklim dingin pada bagian utara dan timur.
Menurut Plato dan ahli-ahli sejarah lainnya, Atlantis sebagai cikal bakal ibu dari segala peradaban memiliki pemerintahan yang paling maju dan damai di dunia pada puncaknya. Dan selama ribuan tahun bumi berada dalam masa damai dengan bentuk sistem politik yang belum ada tandingannya. Ahli-ahli sejarah dan pertualang yang dihormati, seperti Diodorus, Kantor, Marcellinus, Proculus, Plutarch, Herodotus, Timagenus, Aelenus, Theopompos, dan lebih banyak lagi. Semuanya menuliskan tentang Atlantis yang mereka percaya sebagai sebuah peradaban yang benar-benar superior yang hilang ditelan waktu. Semua negara kuno di benua Amerika menuliskan Atlantis dalam peninggalan-peninggalannya…
Secara meyakinkan dengan konklusif logis, bahwa peradaban tertua itu adalah atlantis dan memang benar ada di wilayah nusantara…
Sekiranya penemuan-penemuan baru seperti bangsa Lemuria yang di klaim sebagai peradaban tertua muncul, maka itu juga masih bisa di perdebatkan, monggo silahkan di lanjutkan diskusinya :)…
Salam atlantis,
Dewi
Old China Man said:
Mbak Dewi,
Matur nuwun atas response-nya yang energetic, namun mohon maaf kalau saya sudah lama meninggalkan ‘kebiasaan’ berdiskusi ataupun beradu pendapat. Saya tidak menyangkal pendapat mbak Dewi berdasarkan riset Prof. Arisio Santos, saya hanya urun ‘masukan’ bahwa sebelum zaman Atlantis ada yang namanya zaman Lemuria. Selanjutnya adalah terserah mbak Dewi.
Mohon agar mbak Dewi tidak salah sangka, informasi yang saya dapatkan asal usulnya adalah berasal dari dalam diri saya sendiri yang saya dapatkan melalui meditasi (hyper memory / ingatan atas kehidupan yang lalu).
Dari situ baru saya mencari apakah ada orang lain yang mempunyai pendapat yang sama, sebagai referensi silang untuk diri saya sendiri bahwa apa yang saya dapatkan bukan hanya sekedar mimpi belaka.
Bagi mereka yang hanya percaya apabila ada bukti bukti fisik, saya tidak dapat berbuat apa apa, karena itu adalah hak hakiki mereka untuk membatasi persepsi mereka sendiri.
Seorang rekan di Bandung (Kang Dicky Zulkarnain) malah mempunyai ingatan yang jauh lebih sempurna dari kehidupannya yang lalu di zaman Lemuria. Dan juga dikarenakan hal yang sama (tidak ada bukti bukti fisik), beliau mengukapkannya dalam bentuk novel berjudul Arkhytirema. (kalau ada minat silahkan tengok http://www.arkhytirema.com)
Satu hal yang mendorong saya untuk menulis komentar yang lalu ialah karena blog-site mbak Dewi mencerminkan kebudayaan Jawa yang murni yang menurut pendapat saya pribadi (tanpa bukti) adalah peninggalan budaya Lemuria.
Budaya Jawa terutama ‘kejawen’ dengan falsafah “Manunggaling kawula lan Gusti”, azaz gotong royong dan tepa selira adalah typical budaya Lemuria dan bukan Atlantis. Termasuk aksara jawa Hanacaraka.
Kalau ada minat silahkan tengok renungan saya tentang Hanacaraka di tahun 2001 yang lalu di: http://ahmadsamantho.wordpress.com/2011/04/27/merenungkan-hanacaraka/
Nuwun,
sabdadewi said:
@ Old China Man, Bpk Ahmad Samantho, All,
Nggih maturnuwun sanget attensi dan apresiasinya, jika begitu maka atlantis adalah tak lebih dari salah satu produk budaya peradaban dari nusantara, hanya saja mungkin namanya dulu bukan nusantara, adanya nusantara karena terdiri dari beberapa pulau-pulau yang memiliki kesamaan induk babon secara kultur dan psikologis. ini seperti halnya kejawen merupakan turunan budaya peradaban atlantis yang ada di nusantara…
Maturnuwun link analisis Ratu Bokonya, namun adakah relevansinya antara ajaran Syech Siti Jenar dengan peradaban lemuria, hal itu perlu di buktikan lebih lanjut dan sekali lagi masih ada celah yang bisa di perdebatkan, seperti halnya nusantara sebagai ibu dari segala peradaban… maka bukan tidak mungkin ajaran manunggaling kawula Gusti berasal dari teleportasi asli manusia yang mendiami nusantara sejak lama :)…
Maturnuwun juga link renungannya, saya sudah mengunjungi blog njenengan, menarik sekali apa yang telah njenengan sampaikan. dan bicara aksara asli jawa ini lebih membuat saya trenyuh lagi, terlebih seperti yang kita tahu bahwa aksara jawa di klaim berasal dari india, padahal jauh sebelum india menginjakkan kaki di nusantara, kita sudah mengenal aksara jawi kuno, lalu datanglah pengaruh hindu, islam, kolonial, modern dan sampai saat ini…
Saya terus berpikir dan bertanya, sebenarnya huruf aksara jawa asli yang bisa sangat menarik dan masih wingit itu yang bagaimana?… mungkinkah kita masih meraba-raba, mencari dan terus mencari jati diri?… saya harus jujur akui saya tertarik dengan aksara jawa pembawaan hindu yang di klaim oleh zaman islam demak sebagai peninggalannya, tetapi saya juga tak memungkiri bahwa aksara asli jawa adalah ‘independen’ ia ada dan tersendiri… lalu lahirlah pujangga hindu, islam, kolonial, modern…
Lalu saya simpulkan menurut logis konklusif, bahwa huruf hanacaraka yang saat ini adalah sudah mengalami perkembangan dari jaman ke jaman tanpa meninggalkan pengaruh hindu, islam, kolonial, modern dst, dimana huruf aksara jawi kuno tetap sebagai babonnya.
Sekiranya poro pinisepuh ingin membahasnya lebih mendalam lagi, monggo kulo aturi pinarak di lanjutkan diskusinya di ruang ‘hari aksara jawa’ :)…
Salam rahayu,
Dewi
Old China Man said:
Mbak Dewi,
Sebelum terlanjur salah kaprah, Old China Man bukanlah Bpk Ahmad Samantho.
Nama saya Bambang Pramana.
Saya hanya kebetulan menemukan ‘renungan’ saya tentang Hanacaraka di blog site Pak Ahmad lewat Google tanpa saya mengenal beliau.
Lewat Google saya juga menemukannya di http://www.metasains.com/merenungkan-hanacaraka/ website milik Pak Fredy Djayaprana, (juga tanpa saya mengenal beliau.)
Renungan tersebut sebenarnya bukan untuk umum, namun entah bagaimana koq bisa nongol di website wensite diatas.
Mbak Dewi bisa menengok website & blog site saya dengan meng-klik gambar Gravatar Old China Man.
sabdadewi said:
@ Old China Man (Bambang Pramana),
Ngapunten, saya sudah mengeklik blog njenengan sejak awal dan saya lupa untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah menempatkan blog sabdadewi sebagai urutan pertama dalam the blog that you follow. Merupakan suatu kebanggaan bisa bergabung di blog njenengan, mengingat blog sederhana ini masih seumur jagung. Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih atas perhatian, persahabatan dan dukungannya :)…
Saya sengaja mencantumkan nama pemilik website secara terpisah, siapa tahu suatu saat beliau semua bisa hadir (kesasar di pendopo ini) dan membaca komment kita :wink:…
Salam manis,
Dewi
Old China Man said:
Mungkin sedikit tambahan, seiring yang mbak Dewi tuliskan diatas, kebudayanan Atlantis memang sangat canggih dalam hal teknologi fisik dan politik, sedangkan Lemuria lebih kearah spiritual. Di jaman Atlantis mereka sempat membumi hanguskan Mohendjo Daro dan Harrapah dengan bom nuclear. Sedangkan peninggalan Lemuria lebih condong kearah spiritual seperti teleportation dan ascension.
Replay:
Bisa jadi lemuria adalah anak turunan dari peradaban atlantis nusantara juga :)…
JDD said:
@ Old China Man,
Ikutan ngrumpi ah, jangan-jangan bangsa lemuria itu kayak dongeng nabi adam saja, di kitab suci di percaya sebagai manusia pertama, tapi setelah di teliti tidak ada kuburannya, di mana fosil atau kerangkanya?… justru manusia jawa udah ada 1 jt an th lalu dan terbukti ada fosil kerangkanya di sanggingan solo…
Sebagai ibu dari segala peradaban bangsa, atlantis tidak saja mewarisi ilmu teknology tetapi juga dalam hal spiritual… khususnya ilmu kebatinan… anda tahu sendiri jauh sebelum hindu-india, budha-china, islam-arab masuk… kita orang asli nusantara sudah memiliki kepercayaan sendiri, dalam manembah kita tidak berwujud kebendaan batu atau dinding atau patung dsb, tapi kita madhep-mantep pada hati… itulah mengapa orang jawa yang asli itu tidak bisa di paksakan kehendak (hati) nya… dalam hal tata cara manembah kepada hyang.
Bangsa lemuria dan lainnya mungkin saja memiliki kehidupan spiritual juga, namun perjalanan sejarah juga merekam jejak pendeta china yang berguru kepada sosok spiritualis jawa, karena ia mendapati aura yang berbeda, aura yang lain dari yang lainnya, maka itu sudah cukup bukti bahwa nusantara adalah oases spiritual dunia yang banyak dicari-cari selama ini :)…
Tapi bangsa ini memang aneh, udha kayak kacang lupa akan kulitnya, sedikit2 mereferensi belajar ke luar negri, baik di kalangan pemerintah maupun masyarakatnya yang udah keblinger ajaraan asing. Contoh: mau beribadah selalu ke tanah suci mekka, nazareth, himalaya dsb. Yang konyol lagi wakil rakyatnya mau studi banding ke yunani hanya untuk belajar etika dsb, apa mereka nggak baca buku Plato, aristoteles dsb… mereka memang orang yunani, tapi mereka terinspirasi oleh budaya kita.
Lha nusantara ini surganya taman sarinya cikal bakalnya peradaban jeee…. mau belajar spiritual kok jauh-jauh, apalagi cuman belajar etika dan demokrasi, kita ini gudangnya ilmu pengetahuan, ilmu teknology dan lain sebagainya… kok terbalik, banyak orang luar yang mau mengeklaim tradisi dan budaya kita, kita kok malah mengejar hal-hal yang semu di dunia ini ^_^…
Old China Man said:
Yth sdr JDD,
Sebenarnya saya 100% setuju dengan pendapat Anda. Terutama paragraph yang terakhir. Nusantara adalah cikal bakal peradaban manusia yang jauh lebih tua dari Atlantis.
pecruk said:
Setuju @ JDD,
Ada juga yang menilai bahwa orang jawa/ nusantara itu bodoh, miskin dan tidak beradab serta suka berbuat syirik dan musyrik, mereka itu adalah bangsa kita sendiri yang kecelik berat…
Mereka itulah yang bodoh bin keblinger tapi sok keminter dan sok semuci, tapi bebal dan tumpul karena tidak bisa membedakan antara ritual sesaji dengan ritual sembah…
Mereka ibarat… “Samar kalingan padhang, kesandhung rata, ketatap suwung lan kebenthus ing tawang”.
Menjastifikasi suatu laku budaya sebagai kekeliruan tanpa argumentasi yang kuat.
Mereka lupa bahwa itu merupakan hak asasi untuk melakukan hubungan baik dengan para makhluk ghaib…
Demikianlah kiranya untuk kedunguan dan kebingungan sebagai orang jawa masa kini yang sudah tidak ‘nJawani’ lagi…
Replay:
Kayak kisah ‘pecruk jadi ratu’… eh, kalau itu ‘petruk’ ya :mrgreen:…
Old China Man said:
Terbalik! Peradaban Lemuria jaug lebih tua dari Atlantis.
Replay:
Di bolak-balik juga sama aja, Nusantara yang tertua :wink:…
Old China Man said:
Mbak Dewi,
Nih kebetulan saya ketemu tulisan tentang Kang Dicky dan Lemuria di websitenya Pak Ahmad.
Replay:
Plato memang tidak bohong kan?! :D…
sabdadewi said:
@ OCM,
Terima kasih infonya, bisakah njenengan link an huruf tertua lemurian itu seperti apa? :)…
Salam rahayu,
Dewi
Old China Man said:
https://www.google.com.au/search?q=huruf+lemurian&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=lmqeUa-jLIKgige63YHIDw&sqi=2&ved=0CDYQsAQ&biw=1366&bih=622
sabdadewi said:
@ OCM,
Terima kasih link huruf tua dari peradaban Lemuriannya.
Saya mencoba untuk netral, karena baik peradaban lemurian ataupun atlantis, sisa jejaknya peninggalnnya ternyata di temukan di nusantara. Apapun itu, saya tetap tidak menampik bahwa adanya petunjuk fosil manusia yang mendiami nusantara ini sebagai cikal bakal bapak/ibu manusia. Jadi, apapun nama peradabannya, baik yang telah di temukan, yang baru di temukan ataupun yang akan di temukan, semuanya mengacu pada peradaban bapak/ibu leluhur manusia.
Kembali ke huruf tua, nusantara kaya akan huruf aksara, kekayaan bahasa dan aksara tradisionalnya dari daerah satu dengan yang lainnya berbeda.
Saya juga sempat bertanya dalam hati, apakah aksara hanacaraka itu juga merupakan sisa dari jejak peninggalan lemurian atau india?… sedang aksara jawi kuno sudah ada jauh sebelum adanya budaya asing penetrasi ke nusantara, aksara jawi sendiri telah mengalami perubahan dan gubahan sesuai pujangga keraton bentukan kekuasaan pemerintahannya pada waktu itu dari masa ke masa, seperti yang saya postingkan di ruang ‘Hari Aksara Jawa‘… dari masa budha/ hindu, lalu islam demak, lalu kolonial, dst hingga modern.
Banyak versi dan klaim tapi sebenarnya apapun itu, aksara jawi kuno tetap sebagai babon induk aksara jawa.
Pada akhirnya, semuanya kembali kepada kita, apakah kita bersedia melestarikan semua budaya bangsa yang luhur ini, sekaligus menjaga semua aset bangsa yang berharga, baik yang berupa fisik/ materi maupun non fisik/ spiritual ? :)…
Salam filosofy aksara,
Dewi
ra srius said:
bikin api dr air saja kok heran to? Saya lebih hebat lagi, bikin anak dr air wkaka
Replay:
Kalau udah jadi anak, namanya anak aliran sungai :mrgreen:…
pengembara said:
… kok terbalik, banyak orang luar yang mau mengeklaim tradisi dan budaya kita, kita kok malah mengejar hal-hal yang semu di dunia ini ^_^…
——————————————————————————————————–
Hidup itu semu, maka hentikanlah mimpi-mimpi semu itu, lalu bersemulah…
Replay:
Haturnuwun, musik yang cocok untuk spa relaksasi hati dan pikiran, terasa damai dan menetramkan sekali :)…
mamas basith said:
good mbak cantik, eh maksudnya mbak dewi.. 🙂
Replay:
Thanks good Mamas :)…
Old China Man said:
Sebuah artikel menarik di majalah New Dawn tentang situs megalitik purba Gunung Padang di Jawa Barat.
Mankind’s Cradle of Civilisation Found in Java?
http://www.newdawnmagazine.com/articles/mankinds-cradle-of-civilisation-found-in-java
sabdadewi said:
@ Old China Man,
Good… Bravo!…
My own The Lost Civilization of Lemuria (2006) and Before Atlantis (2013) similarly trace the rise of homo erectus in Java, his Pacific-wide dispersal and accelerated evolution after the eruption of history’s greatest volcanic event, and his descendants’ subsequent invention of civilisation.
However, was a State-sponsored evaluation of the site carried out, when thorough radiocarbon testing revealed it was built and first occupied about 4,800 years ago. This surprisingly early Third Millennium BCE date placed Gunung Padang squarely within Western Europe’s Megalithic Age, with implications for transoceanic contact, however heretical such considerations struck conventional scholars.
Maturnuwun, tanpa bermaksut meragukan hasil penemuan tim Canberra dari the Australian National University’s Centre for Archaeological Research – yang telah mendedikasikan risetnya selama 33 th untuk penelitian ini. Di nusantara sendiri, jika ingin menyelami sisa-sisa peradaban megalitikum dari kebudayaan Flores tua ada di pulau komodo yang kebetulan nenek moyangnya adalah manusia ‘hobbit’ yang mendiami pulau flores sejak 33.000 th silam…
Dengan penemuan Homo Floresiensis yang lebih tua dari bangsa Lemuria yang baru berumur 14.000 th lalu, apakah ada peradaban suatu bangsa yang lebih tua dari manusia hobbit selain tetangganya, yaitu Homo erectus javanicus yang fosilnya telah berumur sekitar 600.000 th lalu?…
Logikanya adalah adanya manusia yang mendiami suatu daratan yang lebih lama, maka ia akan berinteraksi dengan alam, yang di ikuti pula dengan perkembangan evolusi intelligensi pikirannya, lalu lambat laun akan membangun sebuah peradaban bagi dirinya, sekitarnya dan wilayahnya, lalu berevolusi menjadi peradaban budaya hingga generasi selanjutnya.
Salam rahayu,
Dewi
Old China Man said:
Dewi,
Lemuria bukanlah satu bangsa yang baru berumur 14,000 tahun. Lemuria adalah sebuah era atau zaman yang berlangsung berjuta-juta tahun sebelum zaman Atlantis. Manusia zaman Lemuria adalah manusia sejati yang kekal. Mereka mempunyai kemampuan untuk menjelma di alam fana ini dengan menciptakan tubuh/badan materi kapan saja dan dimana saja mereka mau. Kemampuan ‘teleportasi’ di beberapa suku dipedalaman Badui, Ambon, bahkan di Bali adalah sisa sisa peninggalan Lemuria.
Kalau mereka sudah merasa cukup berkelana di dunia fana ini, tubuh/badan materi mereka akan menghilang atau berubah menjadi cahaya. (rainbow body). Hal inipun masih umum terjadi dikalangan para Lama di Tibet.
Budaya / ajaran ilmu Kejawen adalah peninggalan dari zaman Lemuria ini. Sebagai orang Jawa pasti Dewi juga mengenal ajaran kejawen yang mengajarkan tentang “DIRI SEJATI”.
Sebagai contoh manusia zaman Lemuria adalah Kanjeng Ratu Laut Selatan – Nyi Roro Kidul.
Arkeologi dan Antropologi dunia Barat berdasarkan Darwinisme dalam paradigma “materialisme” tidak dapat membuktikan hal ini. Dan kita yang terpengaruh oleh pandangan barat menganggap hal itu tidak ada .
SANAKA said:
@ OCM (=Old China Man),
Lalu darimanakah manusia lemuria yang sejati itu berasal? :lol:…
Old China Man said:
Dari Sang Pencipta Mas Sanaka.
SANAKA said:
Bisakah anda menjelaskannya lebih explicit lagi? :roll:…
Old China Man said:
@ Sanaka,
“Dari Sang Pencipta” maksudnya bukan keturunan “Pihtecanthropus Erectus”.
Mohon maaf pada mbak Dewi karena topicnya sudah melenceng jauh dari topic Atlantis. Dan kalau saya jelaskan disini, mungkin akan membuka topic baru yang lebih kontroversial.
Sebagai jalan tengah silahkan Mas Sanaka tengok rangkuman hasil riset saya tentang sejarah diciptakannya manusia/planet ini di http://oldchinaman.wordpress.com/2012/07/15/the-unauthorized-history-of-mankind/
But, please be warned: You need more than just an open mind.
As the Chinese say: “A full glass though open can’t received fresh water. It has to be emptied first.”
Replay:
Sure, it does, when you refill the old one, then the new water will replace them :)…
sabdadewi said:
@ Old China Man,
Mboten nopo-nopo mas OCM, saya malah senang ada masukan dari sudut pandang yang berbeda dari lainnya.
Di dalam perjalanan spiritual, ditekankan betapa pentingnya untuk mengolah sebuah roso/rahsa untuk mencapai roso yg sejati atau roso pangroso sehingga antara kesadaran jasad/tubuh fisik dan kesadaran sukma/ruh bisa tersambung, sebagai akibatnya adalah kewaskitaan kita menjadi lebih tajam, tidak mudah tertipu dan lebih bisa membedakan antara benar atau salah, sedangkan roso pangroso itu berkaitan dengan guru sejati, atau dengan kata lain mata batin pengawasan kita telah mencapai pramono jati….
Salah satu lelaku di dalam berspiritual adalah pengaksesan ilmu leluhur sebagai salah satu tradisi jawa, dimulai dengan berkunjung ke makam simbah atau leluhur, tak lupa berdoa, memberi salam, serta menyediakan sesaji berupa bunga sebagai tanda kasih sayang dan penghargaan terhadap leluhur. Mereka/leluhur sangat senang apabila ada generasinya yang mengunjungi makam/napak tilas mereka.
Saya think positive, saya tentu saja sangat bahagia jika bisa berkesempatan mengunjungi dan memberi karangan bunga dan mengheningkan cipta ke situs meganthropus dan pithecanthropus serta homo erectus lainnya, sekedar mengingatkan pada kita bahwa mereka memang benar-benar ada di muka bumi ini, mereka adalah cikal bakal peradaban manusia yang sekarang ini. kita tak seharusnya menghinakan fisik mereka, karena Tuhan/ Alam semesta/ Sang Pencipta memang menciptakan demikian, manusia akan mengerti ‘evolusi’, Jadi tak ada alasan bagi kita generasi manusia yang sekarang ini untuk tidak menghormati dan menghargai mereka :)…
Love and Light,
Dewi
Old China Man said:
Di dalam perjalanan spiritual, ditekankan betapa pentingnya untuk mengolah sebuah roso/rahsa untuk mencapai roso yg sejati atau roso pangroso sehingga antara kesadaran jasad/tubuh fisik dan kesadaran sukma/ruh bisa tersambung, sebagai akibatnya adalah kewaskitaan kita menjadi lebih tajam, tidak mudah tertipu dan lebih bisa membedakan antara benar atau salah, sedangkan roso pangroso itu berkaitan dengan guru sejati, atau dengan kata lain mata batin pengawasan kita telah mencapai pramono jati….
Mbak Dewi,
Inilah sebenarnya yang perlu kita promosikan di ‘zaman edan’ yang tengah mengalami perubahan ini. Yaitu kembali menyadari siapa kita sebenarnya.
Wijaya said:
@ Sabdadewi
kita tak seharusnya menghinakan fisik mereka, karena Tuhan/ Alam semesta/ Sang Pencipta memang menciptakan demikian, manusia akan mengerti ‘evolusi’, Jadi tak ada alasan bagi kita generasi manusia yang sekarang ini untuk tidak menghormati dan menghargai mereka….
————————————————————————-
Bu Dewi, kebanyakan orang lebih percaya bahwa manusia terbuat dari tanah liat ketimbang evolusi… dari tanah liat… abrakadabra… di tiuplah roh lalu jadilah manusia… dan manusia pertama itu ada dalam kitab dongeng adam dan hawa 6000 th an yang lalu… sedang manusia itu sejatinya sudah ada sejak 2 juta an tahun silam… terima kasih.
Replay:
Maturnuwun, kerangka manusia tertua yang di temukan memang telah berumur dua juta tahun yang lalu :)…
Old China Man said:
Mbak Dewi, Nih Pak Ahmad meluncurkan bukunya tentang Atlantis Nusantara;
UNDANGAN PELUNCURAN BUKU:
Plato Tidak Bohong, Atlantis Pernah ada di Indonesia
sabdadewi said:
@ Old China Man,
Maturnuwun undangannya, tentu saja penemuan atlantis itu bukanlah nonsense, tapi ia memang bagian peradaban nusantara :wink:…
Nusantara adalah negeri kumpulan desa-desa yang manunggal, yang telah di kenal oleh masyarakat dunia jaman kuno sebagai negeri ‘paradesa’ atau pradesh, paradiso, paradise, firdaus, taman eden, dll.
Negeri surga di atas api neraka/ bencana tepatnya karena banyaknya gunung berapi yang masih aktive, sebagaimana di ulaskan oleh pinisepuh Plato, dan di dalam buku ‘Ngelmu Urip’ juga sudah di kupas penemuan atlantis ini serta relevansinya dengan rasionalitas kejawen dalam budaya dan geo spiritualnya :)…
Salam paradesa,
Dewi
schevner said:
terimakasih sama pak santos udh mengangkat Indonesia.
kenyataanny kawasan nusantara memang termasuk ring of fires. terletak di kawasan khatulistiwa. itu faktanya. kaitan dengan Atlantis-ny Plato, masi perlu bukti lagi 😀
sabdadewi said:
@ Schevner Nugraha,
Terima kasih, selamat datang dan semoga anda betah di pendopo :)…
Salam manis,
Dewi
Paw said:
yah, benar tidaknya yang jelas mengangkat martabat kita sebgai bangsa indonesia yang kaya akan budaya,
Mantap….!!!
Indonesia….!!!
Replay:
Yup, terima kasih atas semangatnya :)…
Nyi Sekar Sari said:
Salam kenal Jeng Dewi
sabdadewi said:
@ Nyi Sekar sari,
Maturnuwun, sugeng rawuh dan salam kenal juga, semoga njenengan betah berada di pendopo maya ini. Nyi Sekar sari, nama yang cantik :)…
Salam manis,
Dewi
PANDU SURYO ATMOJO said:
Gayeng banget, nderek bingah………….mongkok rasane nyimak pangandikane poro winasis. semoga banyak yang mampir sinau. Salam kenal kagem Mbak Dewi, ugi Old China Man
sabdadewi said:
@ Suryo Pandu Atmojo,
Maturnuwun, sugeng rawuh, salam kenal juga, semoga njenengan betah berada di pendopo maya ini :)…
Salam gayeng,
Dewi
PANDU SURYO ATMOJO said:
Setelah saya renungkan, rasanya masuk akal dan ada benarnya kalo bangsa kita nusantara ini mewarisi peradaban lemuria yang cenderung spiritualis walau bidang teknologi masih belum sperti bangsa2 kulon yang “maju teknologinya'”. Tapi meski begitu saya bangga karena sebagai bangsa kita nusantara ini adalah masih terbilang yang berbudaya dan paling kaya ragam budayanya.
ndak nggih leres mekaten bu Dewi?
sabdadewi said:
@ Pandu Suryo Atmojo,
Maturnuwun, nggih leres nuswantoro meniko episentrum peradaban budaya, kita tetep harus apresiasi bagi penemunya, namun saya lebih sreg berada di tengah, independen, netral terhadap segala bentuk penemuan, entah itu bernama atlantis atau lemurian atau mungkin nanti akan ada lagi penemuan yang lebih dahsyat. apapun itu, semuanya itu tidak memungkiri fakta bahwa budaya peradaban kita selalu menjadi oases bagi spiritual dan pengetahuan modern :)…
Salam dinamis,
Dewi
Pingback: Kontroversi Peradaban Atlantis Nusantara | Bayt al-Hikmah Institute
Tombak Ambon said:
Kulo nuwun lan sugeng dalu Mbakyu.. 😀
Atlantis adalah negara-negara yang ada sebelum Banjir Nuh , yang terjadi karena ledakan nuklir.Bunga-bunga indah dan tanaman yang bisa dilihat setiap hari, mikroorganisme , serangga , ikan , hewan seperti kucing dan anjing dan keindahan alam seperti air terjun Niagara , semua kreasi para ilmuwan Elohim dan seniman. Elohim akan mengunjungi kedutaan dan bertemu dengan orang-orang penting di bumi . Ketika Elohim dan Bumi kita menjadi teman , bumi akan menjadi anggota peradaban ruang dan semua manusia akan dapat hidup damai dan bahagia.
http://www.spaceagogo.com/e%20newpage8.html
Semoga Semua Makhluk Berbahagia
sabdadewi said:
Sugeng enjang @ Tombak Ambon,
Maturnuwun, menarik sekali infonya, betapa keindahan dan kekayaan Nusantara telah menjadi oases bagi peradaban-peradaban di belahan bumi yang lainnya sejak lama. dari penelitian atlantis di jaman plato, lemuria dari luar galaxi, hingga kreasi nuklir elohim… Nusantara tak akan pernah surut untuk selalu di gagas :)…
Salam rahayu,
Dewi
kinanti said:
Kulo nuwun,nderek nyemak,,remen maos seratanipun,ugi remen sanget maos buku prof stephen oppenheimer,kok bisa persis spt cerita simbok saya(simbok itu bedinde ibu saya,seorang buta huruf). Klo crita ttg nenek moyang bangsa Yawi,,wah seru.Intinya,tanah ibu pertiwi klo naik motor mabur,dr ujung timur ke ujung barat,lamanya 12 jam,kraton ibu tenggelam di dasar laut,penere ng laut wetan.Ktnya lg,didasar laut itu ada sungai,jalan yg bagus,candi2 dst.Sy dl sll terkesima dng legenda yg diceritakan.Tp anehnya,ahli sejarah Indonesia kok tdk berani cari tau bukti legenda,apa takut dibilang musrik,kafir?Kadospundi bu Dewi?
sabdadewi said:
Maturnuwun, sugeng enjang @ Mbak Kinanti,
Monggo dipun grahapi waosanipun tlatah nusawantoro meniko :)…
Memang kalau di sekolah-sekolah formal tak akan kita jumpai cerita semacam ini, malah justru kalau di sekolah saya dulu, banyak buku pelajaran yang malah bercerita sebaliknya: bahwa dahulu kala nusantara itu hanya kosong melompong, primitive, tak berbudaya dsb sebelum kedatangan pendatang seperti india, china, barat dsb.
Kini generasi semakin lantip dan kritis, apalagi di tunjang dengan teknologi dan lmu pengetahuan, bahwa peradaban yang telah terkubur ribuan tahunpun masih bisa di lacak keberadaannya, bahkan bukti yang menyatakan bahwa nusantara adalah ibu dari segala perabadan di dunia bukanlah dongeng semata :)…
Salam nusantara,
Dewi
senyum said:
Pangapunten mbakyu…
Baru terlintas di pikiran saya ada sesuatu beda dengan cara pikir NOSTRADAMUS… saya hanya punya gambaran baru yang sudah lama mengusik pikiran saya, menghubungkan kitab2 dan ilmu pengetahuan,
Teori saya mbakyu bahwa ada hubungan padang MASHAR hari akhir berkumpulnya manusia itu sama dengan berkumpulnya manusia di BENUA ATLANTIS..
Saat diturunkan Nabi Adam (manusia ternyata turunan nabi semua ya hihihi) dan Ibu Hawa dari surga, ke dunia ini. Bumi ini hanya punya SATU DARATAN. Eropah, Afrika, Amerika, Asia, Australia dalam satu daratan.
Pusat dari ATLANTIS sepertinya memang di NUSANTARA yang dulu bersatu dengan semua benua itu. Banyak alasan historis yang menyatakan kenapa NUSANTARA adalah negeri PARA NABI (khususnya JAWA).
Alasannya adalah saat Adam dan Hawa turun, saat itu belum diketemukan perahu atau kapal, seperti cerita Nabi Nuh yang kapalnya ada di pegunungan Ararat Turki.
Saat Peristiwa Nabi Nuh itu pulalah dilihat dari ilmu geologi maka kerak bumi mulai terbelah dan bergerak, dan pergerakannya itu ditahan oleh pancangan dari gunung gunung. Seandainya gunung gunung tidak dipasakkan maka permukaan bumi bergerak bebas mengapung dengan kecepatan sesuai dengan putaran bulatnya bumi. Maksudnya secara ilmiah banjir seperti apa yang disebabkan apa sehingga KAPAL NUH itu bisa bertengger di gunung Ararat Turki itu.
Jadi untuk sementara bahwa berkumpulnya manusia padang Mashar itu yang ada di AlQur’an adalah berkumpul manusia di BENUA ATLANTIS.
Teori selanjutnya menyusul ya mbakyu… hanya teori teori an… beda boleh kan mbakyu… ojo nesu nesu nggih… ada pelangi di matamu kalau ada pendapat atau teori yang berbeda dengan mbakyu… hihihi
senyum said:
Walau ku hanya diam dan walau ada pelangi di bola matamu…
namun tanganku… jariku… terus saja bergerak tak bisa diam menggerayangi halaman di mbah google di setiap langkah pikiran yang selalu ujug ujug keluar dari otakku… hadoh… ngapunten nggih mbakyu…
Replay:
yang biasanya selalu ujug-ujug mak bedunduk :mrgreen:…
sabdadewi said:
@ Senyum,
Mboten menopo mengungkapkan perbedaan pendapat, ini menunjukkan betapa kekayaan alam Nusantara telah menjadi sumber kajian pengetahuan, spirit dan hayati bagi banyak suku bangsa di bumi :)…
Jujur saya sebenarnya tersenyum-senyum geli membaca teori njenengan, kalau memang dongeng adam-hawa itu lahir dari peradaban Atlantis, lalu mengapa mereka para nabi itu tidak menerapkan kalender sistem solar sebagai patokannya atau minimal berbahasa Jawa sebagai kitab babonnya serta ada ayat untuk bercocok tanam padi, dan mengapa adat berbudaya seperti berbusana dan bersosial tidak seperti masyarakat Nusantara yang menjunjung tinggi nilai keindahan, dan mengapa mereka tak punya sistem paguyupan dalam berorganisasi di masyarakatnya yang mengutamakan keselarasan dan keharmonisan :)…
Salam nusantara,
Dewi
senyum said:
dear mbakyu,
Analisis bahwa awal NUSANTARA itu ribuan tahun lalu, berada di pusat benua ATLANTIS, letaknya antara afrika di timur dan di sisi utara adalah negara2 timur tengah persia dan sebelah selatan diapit australia, kenapa begitu analisisnya?manusia hidup di darat saat dari jaman Nabi Adam dan tidak mengenal PERAHU namun jalan kaki atau perjalanan darat. menyebar ke seluruh sudut benua ATLANTIS itu, seperti layaknya perjalanan di padang Mahsyar (ATLANTIS) itu.
Pengamatan saat ini berdasarkan data bahwa manusia Aborigin, Papua dll mempunyai kesamaan dengan manusia Afrika yang hidup ribuan bahkan mungkin juta tahun lalu. Singa Srilanka dan Kenya binatang asli pada posisi yang berjauhan tempatnya ribuan kilometer. Analisis dapat dibenarkan bila permukaan atau kerak bumi bergerak. Bisa jadi MANUSIA NUSANTARA itu dulu yang kita lihat sebagai orang2 BULE atau KULIT PUTIH itu (data penelitian ilmiah tulang2 belulang) dan manusia NUSANTARA sekarang ini adalah bukan penduduk asli nusantara tapi dari para pendatang saja, soo ojo nesu nesu sik nggih mbakyu hanya kira kira saja…hahaha
sabdadewi said:
@ Senyum,
Benua Atlantis merupakan daerah tropikal yang memungkinkan curahan sinar matahari di musim panas dan musim hujan sepanjang tahun, dengan kondisi geografis semacam ini, maka makhluk baik tumbuhan, hewan dan manusia bisa hidup sejahtera, sangat makmur kehidupannya karena mulai dari tanaman hingga buruan semua sudah tersedia melimpah ruah disini.
inilah yang di sebut tanah surga oleh para pujangga dunia yang dituangkan lewat kitab-kitab mereka, namun karena atlantis terletak di atas gunung berapi yang selalu aktive, maka sewaktu-waktu bisa terancam terkena ledakannya. Ketika gunung itu telah meletus, maka lahar dan larvanya juga membawa berjuta manfaat sebagai gantinya, dari tanah yang subur hingga batu berlian atau batu-batu permata adalah proses dari gesekan alam bawah tanah yang di bawah oleh gunung dan di muntahkan kembali untuk manusia dan terutama seluruh makhluk hidup lainnya.
Jadi saya tidak menemukan korelasinya antara alam Atlantis dan alam mahsyar, alam mahsyar yang di gambarkan oleh kitab samawi adalah tanah yang panas dan gersang di mana matahari hanya sejengkal di atas kepala, maka bukan tidak mungkin bhasaar disitu adalah tanah arab itu sendiri yang memang tipikal geografisnya bergurun pasir.
Perlu diingat, peradaban Atlantis sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, sedang peradaban mesir dan sekitarnya baru di mulai 330 SM dekat lembah sungai nil, lalu menyebar ke arab pada tahun 3500 SM. Namun cerita nabi Nuh atau nabi urutan ketiga setelah Adam di kitab di ceritakan berlangsung pada abad ke 3650 SM. jadi sebenarnya mana yang lebih kelihatan hanya dongeng belaka? :)…
Salam atlantis,
Dewi
sabdadewi said:
@ Senyum,
Memang benar dan realistis bahwa manusia Jawa kini sedikit sekali prosentasinya yang wajahnya original, karena terjadinya interaksi dengan lainnya selama ribuan tahun sehingga terjadi asimilasi di antara penduduknya, dan itu adalah suatu proses yang alami sekali.
Namun begitu, kita tak seharusnya memungkiri fakta bahwa fosil manusia purba yang telah berumur 1-2 jt tahun telah di temukan di lembah sangiran Solo dan sekitarnya, bukti ini menandakan bahwa jauh sebelumnya Jawa telah telah berpenghuni bukan kosong melompong, justru jenis-jenis homo sapiens atau manusia yang berpikir lahir dari peradaban Nusantara, disaat yang sama tetangganya yaitu suku aborigin purba tidak sama volume otaknya dengan paleo javanicus. sedang manusia purba dari eropa atau homo neaderthal fosilnya jauh lebih muda atau 1,5 jt tahun dari fosil yang ditemukan di daratan tanah Jawa.
Lalu seiring dengan peradaban jaman mereka yang notebenenya cikal bakal manusia leluhur ini memiliki kepekaan terhadap alamnya sehingga mampu berinteraksi dengan alam semesta itulah mereka menjadi berbudaya dan bercita rasa tinggi, peninggalan jejaknya bisa kita napak tilasi antara lain ditemukannya lukisan di dinding goa yang di perkirakan lebih dari ratusan ribu tahun yang lalu.
Jadi, nenek moyang nusantara berasal dari eropa?… tidak betul itu :)…
Salam moyang sayang,
Dewi
senyum said:
dear Mbakyu Dewi,
Kan namanya hipotesis awal.. nanti dicari lagi dan digali lagi lebih dalam… boleh betul, boleh salah kok..umur tulang2 1-2 jt dan 1,5 jt ya mirip miriplah (bisa jadi penelitiannya meleset loh namanya pengamatan tiap manusia itu tidak sama cara mengukurnya, bisa jadi saat mengukur tulang itu, tanah yang menguburnya karena peristiwa alam hingga meresap dalam sumsumnya dan tanah itulah yang diukur yang umurnya jutaan tahun itu hihihi), maklum saya paling senang mengukur-ukur terutama, mengukur tinggi badan, berat badan, besar biceps triceps, hahaha
BTW bisa jadi dulu hamparan benua atlantis itu ada dikutub utara loh… karena mengapung ya nyebar kemana mana deh, kalau sampai ingin buku dan referensi belum sempat dan memang gak sempat ah.. hehehe
salam sayang leluhur,
Replay:
Sepertinya semuanya salah, karena yang benar hanya ukuran jin dan kitab …
sabdadewi said:
@ Senyum,
Terima kasih salamnya untuk leluhur, semoga bukan sekedar basa basi. Saya sendiri jika ada kesempatan ingin sekali rasanya memberikan karangan bunga dan mengheningkan cipta sejenak di petilasan sangiran, mereka adalah perwujudan ‘Hyang Mano’ (Manusia) yang sebenarnya.
Btw, benua Atlantis dulunya sebelum kutub es mencair, secara geografis memang satu daratan dan Nusantara adalah pusat atau pancernya 🙂 …
Salam rahayu,
Dewi
Old China Man said:
Jeng Dewi,
Nih ada saingan!
http://boddhiportal.blogspot.nl/2013/01/atlantis-found-giant-sphinxes-pyramids.html
Achmadeus said:
Luar biasa pendapat2 ilmuan asing bagi Nusantara, bahkan ditanggapi skeptis oleh sebagian arkeolog terutama yang hidup di jajaran Balarkenas, Arkeolog yang terkungkung rausanfikr bangsa asing hingga membentuk ilmuan copy paste! Nrimo saja apa yang disebut-sebut sebagai bangsa primitif meski di sebut pakar arkeolog! Padahal bukan karena manusia purba nusantara tak mengenal piramid, buat apa membangun sebuah piramid kalau di nusantara banyak gunung yang sama rupanya? Kalau ingin mencapai kebebasan diri mereka tinggal menjambangi tempat tinggi! Kemanakah perginya pembesar bangsa mesir jika ingin moksa?? Ke gunung? Gunung yang mana? Sungai Nil? Jika bukan membangun’gunung palsu’ Siapa yang lebih pintar? Manusia Purba nusantara membangun Punden atau piramida? Kenalilah bangsamu untuk dapat dihargai bangsa lain. Punden berundak adalah maha karya manusia purba asli Nusantara yang yang sudah dipikirkan fungsinya oleh mahluk cerdas yang hidup di tanah ini, nenek moyangku aku takkan rela anda disebut primitif oleh bangsamu sendiri!!! Bayangkan, sudah jadi apa penemuan kapak batu jika pemikiran mereka tidak teganggu bencana dahsyat?
pengunjungsemprul said:
Duh, ternyata peradaban atlantis ini benaran ada ya?! (***pentung kepala sendiri)
indra isnaen said:
bagaimana dengan Situs Gunung Padang Mbak’e…..
Johng665 said:
Wonderful blog! I found it while surfing around on Yahoo News. Do you have any tips on how to get listed in Yahoo News? I’ve been trying for a while but I never seem to get there! Appreciate it dfcecfedebca
HPK78 said:
Peradaban akan hilang jika tidak ada generasi yang menjaganya. Jadi Jika peradaban ingin tetap kekal, maka minimal generasi kita yang menjaganya.
wageR said:
Kopiiii
Main-main ke rumah diajeng hanya untuk antar kopi.
sabdadewi said:
Maturnuwun sanget perhatiannya mbah 🙂 ,
Kopinya langsung saya sruput habis… hmmm hangat dan nikmat, aromanya sedap sekali ❤ .
Ini simbah juga saya suguhin kopi, di temani roti toast mari kita nikmati malming ini bersama jagongan (chat) di pendopo, monggo…
Mbah Ngadiran said:
2020, nderek komen. hihihi… seirama seperti yang diungkap oleh Mbah KJ, lewat retrocognisi, atlantis memang indonesia, secuil bagian dari bangsa lemuria. atlantis mandiri dan bahkan maju melebihi bangsa lemuria sendiri. peradaban yang sangat luar biasa maju. yang karena suatu peristiwa tenggelam, dengan Situs Gunung Padang merupakan penanda batas tenggelamnya suatu peradaban tsb. Dan saya juga meyakini, film Asterix Obelix, merupakan penggambaran atlantis. Rahayu Rahayu Rahayu
Dewi said:
Monggo @ mbah Ngadiran,
Imajinasi Atlantis di antaranya ada dalam film Asterix Obelix, saya jadi pingin meluncur ke Youtube untuk melihatnya.
Maturnuwun nggih mbah 😀 …
Rahayu ❤ …
Rp said:
ULASAN TUAN TANPO ARAN ( OLD CHINESE MAN )
AMAZING
MENJADI MANUSIA KITA BENAR-BENAR
Di era itu kita sepenuhnya mengendalikan tubuh fisik kita yang dapat bertahan selama kita ingin rata-rata sekitar 35.000 tahun. Kami memiliki kemampuan untuk memanifestasikan tubuh fisik kami kapanpun dan dimanapun kami inginkan. (Sisa dari kemampuan ini adalah kemampuan teleportasi dari beberapa penduduk asli yang tinggal di daerah terpencil seperti di Jawa Barat & Bali, para hopper pulau di Ambon dan PNG). Dan ketika kami memiliki cukup pengalaman 3D, kami dapat mengubah tubuh fisik kami menjadi cahaya dan membuatnya menghilang. (Sisa dari kemampuan ini masih cukup umum di antara lama Tibet, arti asli dari MOKSHA). Sebagai terminologi kami saat ini, itu adalah Kepadatan ke-5 yang hidup dengan 32 untai DNA dalam tubuh fisik kita. Ini SIAPAKAH KAMI.
TRAUMA TERBURUK KAMI
Beberapa juta tahun yang lalu, sebuah planet bernama Tiamat atau Maldek yang dulunya berputar antara Mars dan Jupiter meledak. Beberapa cerita mengatakan itu sekitar 66 juta tahun yang lalu, beberapa mengatakan hanya sekitar 700.000 tahun yang lalu. Saya tidak memiliki nomor di ‘hyper-memory’ saya sendiri sehingga saya tidak dapat memverifikasi. Sebagai hasil dari ledakan itu, setiap jiwa di planet itu ‘terjerat’ dalam “KNOT OF FEAR” selama jutaan tahun dan tidak ada yang bisa membantu. Hanya sekitar 500.000 tahun yang lalu sebuah misi dari Federasi Galactic akhirnya berhasil melepaskan ikatan ‘KNOT OF FEAR’. Beberapa jiwa bermigrasi ke Terra sebagai Density ke-2 dan beberapa lainnya sebagai Density ke-3 di Mars. (Belum Densitas ke-3 di Terra). Saya tidak tahu persis apa yang terjadi di Mars, tetapi jiwa-jiwa Maldek itu tampaknya berhasil menghancurkan planet mereka dan membuat Mars dapat dihuni untuk pengalaman 3D.
PENCIPTAAN TUBUH MANUSIA 3D DAN JARINGAN KERAS
Sekitar 70.000 tahun yang lalu, sekelompok kami yang dikenal sebagai Yahweh mencoba membantu mereka dari Maldek, yang hidup sebagai makhluk 2D di Terra dan juga mereka yang baru saja kehilangan planet Mars dengan menciptakan tubuh 3D untuk mereka dengan mengkloning dirinya sendiri. Namun, karena trauma dari Maldek dan Mars mereka tidak dapat berfungsi dalam tubuh fisik 3D normal. Modifikasi genetik perlu dilakukan agar mereka dapat melupakan trauma dan dapat berfungsi sebagai makhluk 3D. Kisah ini sekarang dikenal sebagai penciptaan Adam dan Hawa dan awal dari peradaban Atlantis.
INFILTRASI ORION – THE DIVIDE DAN CONQUER
Penciptaan manusia 3D dengan DNA yang dimodifikasi dipandang sebagai peluang emas oleh kelompok STS (Service To Self) dari Orion untuk menaklukkan manusia 3D yang baru dibuat ini, yang melupakan siapa mereka dan tidak menyadari hubungan langsung mereka dengan The Source. Metode yang digunakan oleh Grup Orion sangat sederhana. Mereka menyebut diri mereka sendiri Yahweh meniru Kelompok Yahweh yang asli dan memainkan Tuhan untuk menggunakan otoritas atas setiap orang. Kedua, mereka membagi kami menjadi dua, yang baik dan yang buruk dari kita (persona & shadow) dan berhasil membuat kita membenci diri sendiri. Di sisi lain sebagai otoritas mereka hanya memberi tahu kita apa yang baik dan apa yang buruk dan berhasil membuat kita percaya bahwa pergi berperang dan membunuh manusia lain adalah baik.
Dari sana, pikiran kita kacau. Kami selalu menilai apa yang baik dan apa yang buruk, dan sayangnya kami selalu mengandalkan figur otoritas sebagai ganti diri kami sendiri. Karenanya ada pertempuran terus-menerus untuk kekuasaan di antara kita untuk menjadi ‘otoritas’.
TRAIT DESTRUKTIF DI AS
Pertama-tama kita menghancurkan seluruh planet kita, Maldek / Tiamat. Lalu kami membuat Mars layak huni. Kemudian di Terra kita menghancurkan Atlantis tiga kali. Yang terakhir sekitar 10.500 tahun yang lalu. Dan setiap kali kita mulai dari awal, kita mengurangi untai DNA kita (dikenal sebagai pengurangan karma). Lemurian termasuk Yahweh asli memiliki 32 untai DNA. Adam dan Hawa pertama memiliki 20 untai dan setelah penghancuran pertama Atlantis berkurang menjadi 12 dan sekarang kita hanya memiliki 2 untai. Tidak heran jika kita hanya dapat menggunakan 3 – 5% dari otak kita dan 98% dari DNA kita adalah sampah (tidak aktif).
Dewi said:
Selamat sore @ Bang Rp,
Siapa yang mengetahui bahwa Adam & Hawa memiliki 32 untaian DNA ? 😀 …