1) Kontrovesi peradaban atlantis nusantara

Kagem poro pinisepuh, para sahabat dan semuanya, mungkin topik yang saya sajikan ini sudahlah bukan hal baru lagi, kita semua tahu bahwa semua mata dunia tertuju pada hasil penelitian proffesor Arysio Santos seorang ahli geology dari Brazil, yang menyatakan bahwa misteri peradaban surga Atlantis yang di paparkan oleh Plato adalah Indonesia…

https://sabdadewi.wordpress.com/2012/09/01/kontroversi-peradaban-atlantis-nusantara/

2) Sikap Plurarisme Pemimpin kita

Bulan-bulan ini bangsa indonesia di haru-biru oleh berbagai isu, ketegangan konflik dan meningkatnya suhu politik, serta berbagai perilaku aneh para politisi dan kontestan terutama pemilu Pilkada yang tidak gentlemen, ada yang menggunakan cara-cara yang tidak mendidik hingga isu agama yang di politisir  menjadi fatwa halal-haram dalam memilih sosok pemimpin…

https://sabdadewi.wordpress.com/2012/09/01/sikap-plurarisme-pemimpin-kita/

3) gerakan renaissance jawa

“….. Demikian juga selain mengenai masalah kibijaksanaan, tahu sebelum mendapatkan pengajaran serta mengenai segala hal tentang ilmu kesaktian, bisa menghilang serta tampak seperti yang aku ceritakan kepadamu tadi.  Sebab di hamparan bentangan bumi dan dibawah langit yang mendapatkan ijin untuk memperlihatkan kebijaksanaan, kesaktian yang luar biasa, hanyalah Engkau beserta sanak keluargamu. “

https://sabdadewi.wordpress.com/2012/09/07/gerakan-renaissance-jawa/

4) merangkai bunga perdamaian di bumi pertiwi

Prihatin dengan keterpurukan bangsa indonesia, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun hukum terlebih spiritual… di mana selalu ada kesenjangan, ketidakadilan, kekerasan dan kejahatan dalam setiap masyarakat, dalam setiap lapisan elemennya, lintas ras, suku, bangsa dan agama…

Seperti yang bangsa ini lewati dan alami dari generasi ke genarasi, dari peralihan jaman ke peralihan jaman lainnya, dari jaman kerajaan hingga jaman reformasi, dari konflik adat hingga agama, dari konflik etnis hingga kesukuan, dari  elemen masyarakat hingga negaranya… adakah kedamaian yang sejatinya di sana dalam menyelesaikan suatu konflik atau permasalahan?… Sepertinya damai dan bahagia bukanlah suatu yang bisa di peroleh dengan mudah di negri ini… sebaliknya kekerasan dan kejahatan seperti menjadi sebuah keberuntungan yang bisa berkuasa dan bertahan…

https://sabdadewi.wordpress.com/2012/10/07/merangkai-bunga-perdamaian-di-bumi-pertiwi/

5) mereview sastra jendra 1

 “Cahaya itu adalah Sastra Jendra dalam hatimu sendiri. Maka, jangan camkan aku. Camkan hatimu sendiri. Tak ada manusia atau pribadi. Yang ada hanyalah manusia dan pribadi dalam hatimu. Kebijaksanaan manusia tersembunyi dalam hatimu sendiri seperti malam yang bersayapkan terang, seperti kehidupan bersayapkan kematian. Kebijaksanaan hati itulah Suksesi, yang seharusnya bicara dan kaupatuhi.” (by: Romo Sindhu)

https://sabdadewi.wordpress.com/2012/11/08/keagungan-serat-sastra-jendra/

6) mereview sastra jendra 2

“Terimalah perhiasanku ini, Nak,” kata Dewi Sukesi. Dan perempuan tua ini pun mengalungkan untaian kembang kenanga di dada Kumbakarna! Mendadak alam pun membalik ke masa lalu. Tanpa malu-malu. Jeritan kedukaan menjadi madah syukur sukacita. Bermain-main anak-anak bajang di tepi pantai, padahal kematian sedang berjalan mengintai-intai. Gelombang lautan hendak menelan anak-anak bajang, tapi dengan kapal kematian anak-anak bajang malah berenang-renang menyelami kehidupan. Hujan kembang kenanga di mana-mana, dan Dewi Sukesi pun tahu, penderitaan itu ternyata demikian indahnya. Di dunia macam ini, kebahagiaan seakan hanya keindahan yang menipu. Sukesi terbang ke masa lalunya, ke pelataran kembang kenanga. Ia tahu kegagalannya untuk memperoleh Sastra Jendra ternyata disebabkan oleh ketaksanggupannya untuk menderita. Ia rindu akan kebahagiaan yang belum dimilikinya, dan karena kerinduannya itu ia malah membuang miliknya sendiri yang paling berharga, penderitaannya sendiri. Dan pada Kumbakarna lah kini penderitaan itu menjadi raja”. (by: Romo Sindhu)

https://sabdadewi.wordpress.com/2012/12/10/mereview-sastra-jendra-bag-2/

7) warga negara special

Apa yang pertama kali muncul dalam benak kita jika melihat penyandang cacat? Dapat dipastikan, suka atau tidak suka, realitanya adalah kita masih memandang sebelah mata kepada mereka, bahkan cenderung negatif dan merendahkan. Terlebih lagi dalam budaya masyarakat kita yang hingga kini di Pemerintahan dan masyarakat masih terdapat persepsi yang keliru dan ‘peyoratif’ tentang keberadaan mereka.

 (* Peyoratif adalah unsur bahasa yang memberikan makna menghina, merendahkan, melecehkan, dsb. yang digunakan untuk menyatakan penghinaan atau ketidaksukaan seorang pembicara).

https://sabdadewi.wordpress.com/2012/12/28/warga-negara-spesial/

8) refleksi purnama tilem

Poro sederek ingkang minulyo, Malam hari ini Jum`at Kliwon, berketapatan dengan hari Purnomo Tilem…

Lazimnya kebanyakan orang bergirang manakala hari itu bertepatan dengan bulan terang purnama. Banyak tradisi di dunia lebih menyambut istimewa hari-hari menuju terang purnama ketimbang hari-hari menuju gelap tilem. kita seharusnya bisa menerima sama indah gelap tilem itu dengan terang purnama. Tatkala purnama menerima dari alam semesta raya, tatkala tilem melepas ke alamnya…

https://sabdadewi.wordpress.com/2013/01/11/refleksi-purnama-tilem/

9) mereview sastra jendra 3

Adalah  kerinduan dan kerendahatian, yang menjadi prasyarat dunia lebih tenteram. Ajian Pancasona itu menjadi sesuatu sikap jiwa yang subtil daripada klenik rapalan mantra semata. Ia menjadi kesaktian karena pengagemnya adalah perindu bumi yang utama. Ia rindu bumi yang menjadi pusat meski kita bisa memandang empat arah mata angin lainnya. Bumi awalnya, sebelum kau beranjak pada citamu yang tertebar di empat penjuru. Selamanya bumi tempat yang akan kembali memeluk kita satu saat pasti nanti. (by Romo Sindhu)

https://sabdadewi.wordpress.com/2013/01/16/mereview-sastra-jendra-3/

10) semangat spiritual universal

Konsep religiusitas humanis dari almarhum Y.B.Mangunwijaya. Ia mengatakan religiositas humanis merupakan aspek yang ada di dalam lubuk hati, riak getaran hati nurani pribadi dan bersifat personal. Ia menafaskan intimitas jiwa yang mencakup totalitas rasio dan rasa manusiawi. Representasi religiositas ini bisa menjelma dalam berbagai praktek hidup, seperti kejujuran, keadilan, solidaritas, tenggang rasa, perasaan empati, sikap toleran, dan respek terhadap yang lain.

https://sabdadewi.wordpress.com/2013/01/21/semangat-spiritual-universal/

11) radio paramaribo suriname

Sugeng sonten poro pamiarso. Ten ngriki swanten Radio Bongso Jowo. Selamat sore para pendengar. Di sini suara Radio Bangsa Jawa. Ungkapan dalam bahasa Jawa ” Krama Madya” itu terdengar setiap sore di salah satu gelombang radio di Amsterdam dan sekitarnya. Itu adalah kata-kata pembukaan atau pengantar acara sebuah siaran radio. Kata-Kata pembukaan itu diiringi pula alunan musik lambat lambat, tentu saja juga dalam suasana gending Jawa. Itulah awal dari dimulainya siaran Radio Bangsa Jawa(Radio Bangso Jowo). Siaran ini terdengar di 20 kota sekitar Amsterdam, dalam suara stereo.

https://sabdadewi.wordpress.com/2013/02/24/radio-suriname/

12) hari aksara jawa

Abjad Jawa dikaitkan dengan Hanacaraka, sebuah lagenda mengenai dua orang pahlawan bernama Dora dan Sambada yang bertarung. Keduanya adalah hamba Raja Aji Saka.

Pada dasarnya lagenda ini diceritakan kepada kanak-kanak atau para pemula yang baru belajar abjad Jawa untuk hiburan dan memudahkan ingatan saja.

https://sabdadewi.wordpress.com/2013/03/01/hari-aksara-jawa/

13) membangun karakter bangsa

 “Mangkya darajating praja, kawuryan wus sunyaruri, rurah pangrehing ukara, karana tanpa palupi, atilar silastuti, sujana sarjana kelu, kalulun Kalatidha, tidhem tandhaning dumadi, hardayengrat dene karoban rubeda”

(R.Ng. Ranggawarsita, Serat Kalatidha pupuh Sinom)

https://sabdadewi.wordpress.com/2013/03/03/membangun-karakter-bangsa/

***